6 Alasan Berburu Kuliner Ramadan di Bantarjati, Bogor

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wisata Kuliner Ramadan

6 Alasan Berburu Kuliner Ramadan di Bantarjati, Bogor

Kurnia Yustiana - detikTravel
Kamis, 25 Jun 2015 07:50 WIB
6 Alasan Berburu Kuliner Ramadan di Bantarjati, Bogor
(Kurnia/detikTravel)
Bogor - Bogor punya banyak tempat berburu kuliner lezat untuk berbuka puasa. Jl Bangbarung atau sering disebut Bantarjati menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi. Banyak hal menarik di sana yang sayang untuk dilewatkan!

Ketika Ramadan tiba, Bantarjati mendadak ramai oleh jejeran pedagang kuliner. Sepanjang sekitar 100 meter dari pertigaan Jl Pajajaran dengan Jl Bangbarung hingga Masjid Ar Rahman, baik di sisi kanan maupun kiri jalan banyak pedagang yang menjual aneka kuliner lezat.

Bantarjati rupanya memang cukup populer untuk berburu kuliner Ramadan. Pengunjung pun terlihat tumpah ruah di kawasan tersebut sejak sekitar pukul 16.00 WIB hingga waktu berbuka puasa tiba.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hari Rabu (25/6/2015), detikTravel sempat berkunjung ke Bantarjati dan merasakan langsung bagaimana asyiknya berburu kuliner di sana. Nah, Bantarjati ini memang punya keistimewaan yang membuatnya selalu ramai pengunjung. Berikut 6 alasan kenapa Anda juga mesti berburu kuliner di Bantarjati:

1. Lengkap

(Kurnia/detikTravel)
Makanan yang dijual di Bantarjati sangatlah lengkap. Aneka makanan ringan maupun berat, serta minuman yang menyegarkan semuanya tersedia di sini. Pilihan makanan untuk berbuka puasa pun jadi lebih banyak.

"Sengaja datang cari makanan buat buka puasa. Di sini dekat dan lengkap juga," ujar Yunda, seorang pembeli yang datang membeli seblak bersama temannya.

Batagor, pempek, seblak, cimol, keripik, nasi rames, gado-gado, aneka jajan pasar, es cincau, es durian, sop buah, makanan khas Bogor seperti cungkring dan lain sebagainya bisa didapatkan di Bantarjati. Semuanya terlihat begitu lezat dan terkadang Anda harus antre untuk membelinya.

Beberapa makanan di sini memang cepat habis. Jadi sebaiknya pukul 16.00 WIB Anda sudah tiba di Bantarjati agar tidak kehabisan.

2. Murah

(Kurnia/detikTravel)
Selain lengkap, harga jual makanan dan minuman di Bantarjati memang tergolong murah. Banyak sekali makanan lezat serta minuman yang menyegarkan dijual dengan harga yang begitu ramah kantong.

"Di sini jualnya murah, hampir semuanya di bawah Rp 10 ribu," ujar Ayu, salah satu pedagang makanan di Bantarjati.

Harga makanan khas Bogor seperti cungkring, semacam sate kikil, dibanderol Rp 2.000 per tusuk. Lupis isi 8 dengan potongan agak besar dijual Rp 7.500, sedangkan aneka es buah segar bisa didapatkan dengan harga sekitar Rp 5.000. Pokoknya, dengan mengeluarkan uang yang tidak begitu besar, Anda bisa dapat aneka hidangan lezat di sini.

3. Ada makanan khas Ramadan

(Kurnia/detikTravel)
Bogor punya salah satu makanan khas bernama mie golosor. Mie ini biasanya banyak dijual ketika Ramadan tiba. Pedagang makanan di Bantarjati banyak juga yang terlihat menjual mie yang satu ini.

"Mie golosor itu mie kuning dikasih kol, makannya pakai bumbu kacang. Memang banyak pas puasa saja, kalau nggak puasa nggak bikin. Indetiknya kan puasa," jelas Okti, seorang wanita yang ibunya berjualan mie golosor di sebuah kios di Bantarjati.

Mie golosor ini biasanya sudah diletakkan di dalam pembungkus mika. Satu bungkus harganya Rp 4.000 dan sudah dilengkapi kuah bungkus kacang yang juga dibungkus dengan plastik.

4. Mudah dijangkau

(Kurnia/detikTravel)
Kawasan Jl Bangbarung atau juga disebut Jl Achmad Sobana ini cukup mudah diakses. Jika dari Taman Kencana, Anda bisa naik angkot 08A dan langsung turun di Jl Bangbarung. Biayanya Rp 3.500 per orang. Segala kendaraan umum yang lewat Jl Pajajaran juga bisa digunakan dan tinggal turun di pertigaan Jl Bangbarung.

Tapi naik angkot jalannya memang sedikit memutar, jadi waktu tempuh sedikit lebih lama yaitu sekitar 20 menit. Jika ingin sampai lebih cepat, Anda bisa naik ojek. Tapi ongkosnya memang lebih mahal.

5. Banyak restoran yang buka hingga malam

(Kurnia/detikTravel)
Selain pedagang yang berjualan di gerobak atau kios tidak tetap, ada juga berbagai restoran yang bisa dikunjungi. Kalau pedagang kaki lima hanya buka hingga waktu berbuka tiba, restoran di sini rata-rata masih buka hingga sekitar pukul 22.00 WIB.

Bakso Sony, Sop Duren Lodaya, restoran padang, hingga kafe untuk nongkrong juga ada. Anda bisa berbuka sambil nongkrong bersama teman-teman atau keluarga. Semuanya bisa dipilih sesuai selera.

6. Ada tempat ibadah

(Kurnia/detikTravel)
Berburu kuliner Ramadan biasanya memang dilakukan menjelang waktu Magrib. Jika Anda hanya ingin membungkus makanan untuk berbuka di rumah atau di tempat lain, tapi tidak ingin terlambat salat Magrib, ada Masjid Ar Rahman di ujung keramaian pedagang makanan, dekat dengan jalan yang menanjak.

Setelah azan magrib berkumandang, banyak orang-orang yang memenuhi untuk beribadah. Masjid berwarna hijau ini cukup besar, adem dan nyaman untuk beribadah.
Halaman 2 dari 7
Makanan yang dijual di Bantarjati sangatlah lengkap. Aneka makanan ringan maupun berat, serta minuman yang menyegarkan semuanya tersedia di sini. Pilihan makanan untuk berbuka puasa pun jadi lebih banyak.

"Sengaja datang cari makanan buat buka puasa. Di sini dekat dan lengkap juga," ujar Yunda, seorang pembeli yang datang membeli seblak bersama temannya.

Batagor, pempek, seblak, cimol, keripik, nasi rames, gado-gado, aneka jajan pasar, es cincau, es durian, sop buah, makanan khas Bogor seperti cungkring dan lain sebagainya bisa didapatkan di Bantarjati. Semuanya terlihat begitu lezat dan terkadang Anda harus antre untuk membelinya.

Beberapa makanan di sini memang cepat habis. Jadi sebaiknya pukul 16.00 WIB Anda sudah tiba di Bantarjati agar tidak kehabisan.

Selain lengkap, harga jual makanan dan minuman di Bantarjati memang tergolong murah. Banyak sekali makanan lezat serta minuman yang menyegarkan dijual dengan harga yang begitu ramah kantong.

"Di sini jualnya murah, hampir semuanya di bawah Rp 10 ribu," ujar Ayu, salah satu pedagang makanan di Bantarjati.

Harga makanan khas Bogor seperti cungkring, semacam sate kikil, dibanderol Rp 2.000 per tusuk. Lupis isi 8 dengan potongan agak besar dijual Rp 7.500, sedangkan aneka es buah segar bisa didapatkan dengan harga sekitar Rp 5.000. Pokoknya, dengan mengeluarkan uang yang tidak begitu besar, Anda bisa dapat aneka hidangan lezat di sini.

Bogor punya salah satu makanan khas bernama mie golosor. Mie ini biasanya banyak dijual ketika Ramadan tiba. Pedagang makanan di Bantarjati banyak juga yang terlihat menjual mie yang satu ini.

"Mie golosor itu mie kuning dikasih kol, makannya pakai bumbu kacang. Memang banyak pas puasa saja, kalau nggak puasa nggak bikin. Indetiknya kan puasa," jelas Okti, seorang wanita yang ibunya berjualan mie golosor di sebuah kios di Bantarjati.

Mie golosor ini biasanya sudah diletakkan di dalam pembungkus mika. Satu bungkus harganya Rp 4.000 dan sudah dilengkapi kuah bungkus kacang yang juga dibungkus dengan plastik.

Kawasan Jl Bangbarung atau juga disebut Jl Achmad Sobana ini cukup mudah diakses. Jika dari Taman Kencana, Anda bisa naik angkot 08A dan langsung turun di Jl Bangbarung. Biayanya Rp 3.500 per orang. Segala kendaraan umum yang lewat Jl Pajajaran juga bisa digunakan dan tinggal turun di pertigaan Jl Bangbarung.

Tapi naik angkot jalannya memang sedikit memutar, jadi waktu tempuh sedikit lebih lama yaitu sekitar 20 menit. Jika ingin sampai lebih cepat, Anda bisa naik ojek. Tapi ongkosnya memang lebih mahal.

Selain pedagang yang berjualan di gerobak atau kios tidak tetap, ada juga berbagai restoran yang bisa dikunjungi. Kalau pedagang kaki lima hanya buka hingga waktu berbuka tiba, restoran di sini rata-rata masih buka hingga sekitar pukul 22.00 WIB.

Bakso Sony, Sop Duren Lodaya, restoran padang, hingga kafe untuk nongkrong juga ada. Anda bisa berbuka sambil nongkrong bersama teman-teman atau keluarga. Semuanya bisa dipilih sesuai selera.

Berburu kuliner Ramadan biasanya memang dilakukan menjelang waktu Magrib. Jika Anda hanya ingin membungkus makanan untuk berbuka di rumah atau di tempat lain, tapi tidak ingin terlambat salat Magrib, ada Masjid Ar Rahman di ujung keramaian pedagang makanan, dekat dengan jalan yang menanjak.

Setelah azan magrib berkumandang, banyak orang-orang yang memenuhi untuk beribadah. Masjid berwarna hijau ini cukup besar, adem dan nyaman untuk beribadah.

(rdy/Azhari Harahap)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Wisata Kuliner Ramadan
Wisata Kuliner Ramadan
14 Konten
Artikel Selanjutnya
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads