Cara Liburan 2 Hari yang Seru di Bangka

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight Bangka Belitung

Cara Liburan 2 Hari yang Seru di Bangka

Johanes Randy - detikTravel
Kamis, 30 Jul 2015 15:36 WIB
Cara Liburan 2 Hari yang Seru di Bangka
(Aulia Indra/d'Traveler)
Bangka - Belakangan Pulau Belitung memang lebih populer ketimbang saudaranya, Pulau Bangka. Namun soal destinasi wisata, Bangka juga tidak kalah menarik dengan Belitung. Kalau mau liburan 2 hari di Bangka, ini dia itinerarynya.

Cukup dengan waktu dua hari saja atau weekend, traveler sudah dapat mengunjungi berbagai destinasi menarik di Pulau Bangka. Dengan waktu penerbangan sekitar 45 menit dari ibukota Jakarta, liburan ke Bangka saat weekend pun dapat dilakukan.

Pesona Pulau Bangka juga mencakup berbagai pantai indah seperti di Belitung, namun juga disertai dengan berbagai bangunan bersejarah, rumah ibadah, hingga kuliner lokal. Dihimpun detikTravel, Kamis (30/7/2015) inilah itinerary liburan 2 hari yang seru di Bangka yang akan dijelaskan dalam beberapa halaman berikut ini:

Β 

1. Hari ke-1 Pagi: Pesanggrahan Menumbing

(Lucia Nancy/d'Traveler)
Pulau Bangka merupakan salah satu pulau yang menyimpan sejarah perjuangan bangsa. Pada tahun 1948, Presiden Soekarno dan Bung Hatta pernah diasingkan ke Pulau Bangka. Adapun mereka diasingkan ke sebuah tempat di Bangka yang bernama Pesanggrahan Menumbing.

Semua sejarah tentang pengasingan ini bisa Anda baca dari surat-surat dan foto-foto yang terbingkai di ruang kerja Bung Karno. Mulai dari tulisan Ali Sastroamidjojo untuk Bung Hatta, foto-foto pemimpin bangsa Indonesia yang pernah diasingkan di Pulau Bangka, dan juga tulisan-tulisan tentang kontribusi terhadap pembangunan di Bangka yang sudah mereka lakukan selama di Menumbing.

Secara letak, Pesanggrahan Menumbing berjarak sekitar 15 km dari kota Muntok. Kalau dari Pangkalpinang bisa menghabiskan waktu sekitar 3 jam perjalanan. Usahakan untuk berangkat pagi menuju Pesanggrahan Menumbing agar bisa pergi menuju destinasi berikutnya sebelum siang hari.

2. Hari ke-1 Siang: Masjid Jami & Kelenteng Kung Fuk Min

(Sastri/detikTravel)
Masih di Kota Muntok, jangan lupa mampir ke Masjid Jami dan Kelenteng Kung Fuk Min di Jl Imam Bonjol No 1, Kampung Tanjung. Tidak jauh berbeda dengan Gereja Kathedral dan Masjid Istiqlal di Jakarta yang dibangun berseberangan, bedanya Masjid Jami dan Klenteng Kung Fuk Min dibangun bersebelahan.

Mayoritas penduduk di Pulau Bangka adalah keturunan Tionghoa dan Melayu. Namun, keharmonisan antar umat beragama sudah tertanam sejak dulu. Klenteng Kung Fuk Min dibangun tahun 1820, sementara Masjid Jami dibangun tahun 1883. Keduanya menjadi simbol kerukunan umat beragama di Pulau Bangka.

Masjid Jami Muntok disebut-sebut sebagai masjid tertua di Pulau Bangka. Kung Fuk Min, begitu nama kelenteng di sebelahnya, juga merupakan kelenteng tertua di Muntok. Meski usianya sudah cukup tua, kedua bangunan ini masih utuh dan asli lho.

3. Hari ke-1 Siang: Desa Namang

(Sastri/detikTravel)
Usai wisata di Muntok, Anda bisa kembali ke Pangkalpinang dan bergeser Desa Namang yang berada di timur Pulau Bangka. Di Desa Namang, Anda dapat melihat dan mencicipi kuliner setempat yang terbuat dari jamur pelawan. Sekedar info, jamur pelawan disebut-sebut sebagai jamur termahal se-Indonesia lho.

Dilihat dari harganya, sekilo jamur pelawan dapat dihargai hingga Rp 2 juta. Bukan tanpa alasan, cara pembudidayaan jamur yang tergolong unik dan sulit, membuat jamur pelawan tergolong langka. Umumnya mayoritas jamur pelawan dijual dalam bentuk kering.

Jamur pelawan juga merupakan salah satu menu makanan yang disuguhkan dalam tradisi makan khas Bangka, Makan Bedulang. Di Desa Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Anda bisa mencicipi nasi bedulang berisi 6 lauk untuk 4-5 orang, seharga Rp 300 ribu.

Nah, mumpung di sana traveler harus mencoba kuliner jamur termahal se-Indonesia. Soalnya kalau sudah keluar Pulau Bangka, harganya sudah beda dan tidak mudah dijumpai. Berikutnya lanjut ke Pantai Pasir Padi yang berada dekat Kota Pangkalpinang.

4. Hari ke-1 Sore: Pantai Pasir Padi

(Sancelim/d'Traveler)
Untuk menutup hari pertama di Bangka, Pantai Pasir Padi yang terletak tidak jauh dari Kota Pangkalpinang dapat menjadi penutup yang sempurna. Sambil menikmati keindahannya, traveler dapat melihat sunset cantik dari bibir pantainya.

Selain itu, keunikan Pantai Pasir Padi adalah struktur pantainya yang landai. Pasir pantainya pun begitu lembut dan halus di kaki. Tentukan tempat yang nyaman untuk merebahkan badan di atas pasirnya. Pohon-pohon kelapa di sepanjang pantai menjadi pelengkap suasana.

Pantai Pasir Padi pun mudah dicapai, karena hanya berjarak sekitar 7 Km dari Pangkalpinang. Di pantainya juga sudah terdapat hotel dan penginapan. Ada juga restoran atau rumah makan yang menyediakan aneka macam seafood nan lezat. Lengkap deh pokoknya.

5. Hari ke-2 Pagi: Pantai Parai Tenggiri

(Aulia Indra/d'Traveler)
Hari kedua di Bangka, waktunya bersenang-senang di pantai. Tidak jauh dari Pangkalpinang, terdapat Kota Sungailiat yang terkenal akan pantainya. Salah satu pantai indah yang cukup populer adalah Pantai Parai Tenggiri.

Jika berangkat subuh dari Kota Pangkalpinang, Anda bisa menyaksikan sunrise dari Pantai Parai Tenggiri yang terkenal indah. Untuk jarak tempuh, Pantai Parai Tenggiri dapat dicapai dengan waktu 40 menit dari Pangkalpinang dengan kendaraan pribadi atau sewaan.

usai melihat sunrise, puaskan diri Anda dengan bermain pasir atau sekedar main air di bibir pantai. Selain itu ada banyak fasilitas di pantai ini, seperti parasailing, banana boat, jet ski, kolam renang, hingga restoran. Intinya tidak kalah indah dan lengkap dengan pantai di daerah Bali. Puas bermain-main di pantai, lanjut ke Desa Tuatunu.

6. Hari ke-2 Siang: Pantai Teluk Limau

(Arif Budiman/d'Traveler)
Di sebelah Pantai Parai Tenggiri, masih ada pantai yang tidak kalah indahnya yaitu Pantai Teluk Limau. Jadi sekalian saja mampir ke sana. Berbeda dengan Pantai Parai Tenggiri yang terkenal dengan sunrise, Pantai Teluk Limau yang terkenal dengan sunset indahnya. Tapi pantai ini asyik juga didatangi pagi atau siang hari.

Berada di antara Pantai Parai Tenggiri dan Pantai Matras, Pantai Teluk Limau juga menyajikan pemandangan indah yang khas dengan batuan granit berukuran besar. Adapun pantai ini tidak terlalu luas, namun tidak sedikit wisatawan yang datang, khususnya untuk melihat sunset.

Namun selain batuan granit raksasa dan sunset, Pantai Teluk Limau juga ramai akan aktivitas masyarakat setempat. Pada waktu tertentu, traveler dapat melihat barisan kapal nelayan yang disenderkan di tepi pantai. Hal tersebut juga menjadi kelebihan yang menarik dilihat.

Jika ingin berburu sunset, traveler dapat sambil menikmati keindahan Pantai Teluk Limau atau sekedar berfoto dengan latar batuan granit raksasa. Pantai Teluk Limau dapat ditempuh dengan waktu sekitar 15 menit dari pusat Kota Sungailiat. Pastikan Anda tiba lebih awal ke pantai sebelum sunset tiba, atau menyesal nantinya.

7. Hari ke-2 Sore: Desa Tuatunu

(Lia Hafilya Gusnita/d'Traveler)
Apabila Desa Namang terkenal akan jamur pelawan yang termahal se-Indonesia, maka Desa Tuatunu di dekat Pangkalpinang terkenal akan masjidnya yang terbuat 100% dari kayu. Masjid Kayu, begitu masyarakat Bangka menyebut bangunan ini.

Nama aslinya adalah Masjid Baitul Hajj. Masjid yang diresmikan tahun 2012 ini menjadi bagian dari Keleka Community, komplek wisata yang menyuguhkan aneka tradisi dan kebudayaan khas Bangka. Lama pembuatannya adalah 6 bulan, dengan material kayu Cempedak dan Meranti yang kuat.

Tiap saat beribadah, warga setempat berbondong-bondong menyambangi Masjid Kayu untuk salat berjamaah. Bagian dalamnya sangat sejuk, angin sepoi berhembus lewat jendela-jendela kayu yang terbuka lebar.

Selain Masjid Kayu, banyak tempat yang bisa traveler datangi, mulai dari galeri berisi alat-alat kesenian, sampai kolam pemancingan ikan dan saung untuk bersantai. Menjelajahi keindahan Desa Tuatunu pada sore hari tentunya menyenangkan, sekalian menutup liburan di Bangka. Semoga itinerary dua hari di Bangka dapat membantu Anda menyusun liburan. Selamat berlibur ke Pulau Bangka!
Halaman 2 dari 8
Pulau Bangka merupakan salah satu pulau yang menyimpan sejarah perjuangan bangsa. Pada tahun 1948, Presiden Soekarno dan Bung Hatta pernah diasingkan ke Pulau Bangka. Adapun mereka diasingkan ke sebuah tempat di Bangka yang bernama Pesanggrahan Menumbing.

Semua sejarah tentang pengasingan ini bisa Anda baca dari surat-surat dan foto-foto yang terbingkai di ruang kerja Bung Karno. Mulai dari tulisan Ali Sastroamidjojo untuk Bung Hatta, foto-foto pemimpin bangsa Indonesia yang pernah diasingkan di Pulau Bangka, dan juga tulisan-tulisan tentang kontribusi terhadap pembangunan di Bangka yang sudah mereka lakukan selama di Menumbing.

Secara letak, Pesanggrahan Menumbing berjarak sekitar 15 km dari kota Muntok. Kalau dari Pangkalpinang bisa menghabiskan waktu sekitar 3 jam perjalanan. Usahakan untuk berangkat pagi menuju Pesanggrahan Menumbing agar bisa pergi menuju destinasi berikutnya sebelum siang hari.

Masih di Kota Muntok, jangan lupa mampir ke Masjid Jami dan Kelenteng Kung Fuk Min di Jl Imam Bonjol No 1, Kampung Tanjung. Tidak jauh berbeda dengan Gereja Kathedral dan Masjid Istiqlal di Jakarta yang dibangun berseberangan, bedanya Masjid Jami dan Klenteng Kung Fuk Min dibangun bersebelahan.

Mayoritas penduduk di Pulau Bangka adalah keturunan Tionghoa dan Melayu. Namun, keharmonisan antar umat beragama sudah tertanam sejak dulu. Klenteng Kung Fuk Min dibangun tahun 1820, sementara Masjid Jami dibangun tahun 1883. Keduanya menjadi simbol kerukunan umat beragama di Pulau Bangka.

Masjid Jami Muntok disebut-sebut sebagai masjid tertua di Pulau Bangka. Kung Fuk Min, begitu nama kelenteng di sebelahnya, juga merupakan kelenteng tertua di Muntok. Meski usianya sudah cukup tua, kedua bangunan ini masih utuh dan asli lho.

Usai wisata di Muntok, Anda bisa kembali ke Pangkalpinang dan bergeser Desa Namang yang berada di timur Pulau Bangka. Di Desa Namang, Anda dapat melihat dan mencicipi kuliner setempat yang terbuat dari jamur pelawan. Sekedar info, jamur pelawan disebut-sebut sebagai jamur termahal se-Indonesia lho.

Dilihat dari harganya, sekilo jamur pelawan dapat dihargai hingga Rp 2 juta. Bukan tanpa alasan, cara pembudidayaan jamur yang tergolong unik dan sulit, membuat jamur pelawan tergolong langka. Umumnya mayoritas jamur pelawan dijual dalam bentuk kering.

Jamur pelawan juga merupakan salah satu menu makanan yang disuguhkan dalam tradisi makan khas Bangka, Makan Bedulang. Di Desa Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Anda bisa mencicipi nasi bedulang berisi 6 lauk untuk 4-5 orang, seharga Rp 300 ribu.

Nah, mumpung di sana traveler harus mencoba kuliner jamur termahal se-Indonesia. Soalnya kalau sudah keluar Pulau Bangka, harganya sudah beda dan tidak mudah dijumpai. Berikutnya lanjut ke Pantai Pasir Padi yang berada dekat Kota Pangkalpinang.

Untuk menutup hari pertama di Bangka, Pantai Pasir Padi yang terletak tidak jauh dari Kota Pangkalpinang dapat menjadi penutup yang sempurna. Sambil menikmati keindahannya, traveler dapat melihat sunset cantik dari bibir pantainya.

Selain itu, keunikan Pantai Pasir Padi adalah struktur pantainya yang landai. Pasir pantainya pun begitu lembut dan halus di kaki. Tentukan tempat yang nyaman untuk merebahkan badan di atas pasirnya. Pohon-pohon kelapa di sepanjang pantai menjadi pelengkap suasana.

Pantai Pasir Padi pun mudah dicapai, karena hanya berjarak sekitar 7 Km dari Pangkalpinang. Di pantainya juga sudah terdapat hotel dan penginapan. Ada juga restoran atau rumah makan yang menyediakan aneka macam seafood nan lezat. Lengkap deh pokoknya.

Hari kedua di Bangka, waktunya bersenang-senang di pantai. Tidak jauh dari Pangkalpinang, terdapat Kota Sungailiat yang terkenal akan pantainya. Salah satu pantai indah yang cukup populer adalah Pantai Parai Tenggiri.

Jika berangkat subuh dari Kota Pangkalpinang, Anda bisa menyaksikan sunrise dari Pantai Parai Tenggiri yang terkenal indah. Untuk jarak tempuh, Pantai Parai Tenggiri dapat dicapai dengan waktu 40 menit dari Pangkalpinang dengan kendaraan pribadi atau sewaan.

usai melihat sunrise, puaskan diri Anda dengan bermain pasir atau sekedar main air di bibir pantai. Selain itu ada banyak fasilitas di pantai ini, seperti parasailing, banana boat, jet ski, kolam renang, hingga restoran. Intinya tidak kalah indah dan lengkap dengan pantai di daerah Bali. Puas bermain-main di pantai, lanjut ke Desa Tuatunu.

Di sebelah Pantai Parai Tenggiri, masih ada pantai yang tidak kalah indahnya yaitu Pantai Teluk Limau. Jadi sekalian saja mampir ke sana. Berbeda dengan Pantai Parai Tenggiri yang terkenal dengan sunrise, Pantai Teluk Limau yang terkenal dengan sunset indahnya. Tapi pantai ini asyik juga didatangi pagi atau siang hari.

Berada di antara Pantai Parai Tenggiri dan Pantai Matras, Pantai Teluk Limau juga menyajikan pemandangan indah yang khas dengan batuan granit berukuran besar. Adapun pantai ini tidak terlalu luas, namun tidak sedikit wisatawan yang datang, khususnya untuk melihat sunset.

Namun selain batuan granit raksasa dan sunset, Pantai Teluk Limau juga ramai akan aktivitas masyarakat setempat. Pada waktu tertentu, traveler dapat melihat barisan kapal nelayan yang disenderkan di tepi pantai. Hal tersebut juga menjadi kelebihan yang menarik dilihat.

Jika ingin berburu sunset, traveler dapat sambil menikmati keindahan Pantai Teluk Limau atau sekedar berfoto dengan latar batuan granit raksasa. Pantai Teluk Limau dapat ditempuh dengan waktu sekitar 15 menit dari pusat Kota Sungailiat. Pastikan Anda tiba lebih awal ke pantai sebelum sunset tiba, atau menyesal nantinya.

Apabila Desa Namang terkenal akan jamur pelawan yang termahal se-Indonesia, maka Desa Tuatunu di dekat Pangkalpinang terkenal akan masjidnya yang terbuat 100% dari kayu. Masjid Kayu, begitu masyarakat Bangka menyebut bangunan ini.

Nama aslinya adalah Masjid Baitul Hajj. Masjid yang diresmikan tahun 2012 ini menjadi bagian dari Keleka Community, komplek wisata yang menyuguhkan aneka tradisi dan kebudayaan khas Bangka. Lama pembuatannya adalah 6 bulan, dengan material kayu Cempedak dan Meranti yang kuat.

Tiap saat beribadah, warga setempat berbondong-bondong menyambangi Masjid Kayu untuk salat berjamaah. Bagian dalamnya sangat sejuk, angin sepoi berhembus lewat jendela-jendela kayu yang terbuka lebar.

Selain Masjid Kayu, banyak tempat yang bisa traveler datangi, mulai dari galeri berisi alat-alat kesenian, sampai kolam pemancingan ikan dan saung untuk bersantai. Menjelajahi keindahan Desa Tuatunu pada sore hari tentunya menyenangkan, sekalian menutup liburan di Bangka. Semoga itinerary dua hari di Bangka dapat membantu Anda menyusun liburan. Selamat berlibur ke Pulau Bangka!

(shf/fay)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Travel Highlight Bangka Belitung
Travel Highlight Bangka Belitung
10 Konten
Artikel Selanjutnya
Hide Ads