Wisata 2 Hari di Pontianak, Ini Pilihan Destinasinya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight Kalimantan Barat

Wisata 2 Hari di Pontianak, Ini Pilihan Destinasinya

Wahyu Setyo - detikTravel
Kamis, 27 Agu 2015 12:30 WIB
Wisata 2 Hari di Pontianak, Ini Pilihan Destinasinya
(Merza Gamal/d'Traveler)
Pontianak - Traveling ke Pontianak akan menjadi petualangan yang menyenangkan bagi traveler. Siapkanlah waktu sekitar 2 hari untuk bisa menjelajahi keindahan Kota 1.000 Sungai ini. Yuk, simak dulu itinerarinya!

Traveler bisa mulai menjelajah di Kota Pontianak saat libur akhir pekan. Asumsikan Anda siap menjelajahi Pontianak mulai Sabtu Pagi, dan pulang di Minggu malam. Disusun detikTravel, Kamis (27/8/2015) inilah pilihan destinasi seru untuk liburan 2 hari di Pontianak dalam beberapa halaman uraian:

1. Tugu Khatulistiwa

(Merza Gamal/d'Traveler)
Hari Pertama, traveler bisa langsung menuju ke Tugu Khatulistiwa yang begitu ikonik di Kota Pontianak. Belum sah rasanya jika ke Pontianak tetapi belum ke Tugu Khatulistiwa. Bahkan, traveler bisa memperoleh sebuah piagam sebagai bukti sudah pernah ke sana dan melintasi garis khatulistiwa.

Tugu Khatulistiwa berada di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara. Lokasinya berada sekitar 3 km dari pusat Kota Pontianak, ke arah kota Mempawah. Sebenarnya, tugu yang kita lihat sekarang hanyalah bentuk replika yang berukuran lima kali lipat lebih besar dari tugu aslinya.

Tugu Khatulistiwa yang asli berada di dalam bangunan kubah. Terbuat dari kayu belian (kayu besi), bangunan tugu terdiri dari 4 buah tonggak kayu berbagai ukuran, dengan tonggak bagian paling belakang ada tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arahnya.

Ada peristiwa menarik yang terjadi setiap 2 kali dalam setahun di tugu ini, yaitu peristiwa titik kulminasi matahari yang terjadi antara tanggal 21-23 Maret, dan 21-23 September. Bayangan pun hilang dan telur bisa berdiri tegak jika tepat berada di bawah garis khatulistiwa. Unik bukan?

2. Istana Kadriah

(Juli Trisna/d'Traveler)
Destinasi kedua yang bisa traveler tuju adalah Istana Kadriah. Inilah istana yang menjadi cikal bakal berdirinya Kota Pontianak. Pastinya punya sejarah panjang yang sayang untuk traveler lewatkan.

Istana Kadriah dibangun pada tahun 1771 oleh Sultan Pertama Pontianak, yaitu Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie. Istana Kadriah dibangun di dekat pertemuan 3 sungai yang mengalir di Pontianak, yaitu Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas Besar.

Bangunan Istana Kadriah dominan berwarna kuning emas sebagai warna kebesaran. Di bagian depan terdapat meriam kuno buatan Portugis dan Perancis. Istana ini pun menjadi tempat penyimpanan berbagai benda peninggalan Kesultanan Pontianak.

Benda-benda itu antara lain Kaca Pecah Seribu, Al Quran tulisan tangan, lambang kesultanan, lampu hias dan masih banyak yang lainnya. Ada juga foto-foto Sultan Pontianak, Silsilah Kerajaan hingga singgasana sultan dan permaisuri yang bisa dilihat oleh traveler. Sangat sayang untuk dilewatkan!

3. Masjid Al Jihad

(Merza Gamal/d'Traveler)
Beranjak sore, traveler bisa menghabiskan momen di Masjid Al Jihad yang memiliki perpaduan arsitektur dari berbagai macam etnis, yaitu Dayak, Tionghoa dan Jawa. Masjid Al Jihad lokasinya berada di persimpangan Jl Gusti Johan Idrus dan Jl Sultan Abdurrahman.

Dibangun sejak tahun 1964, masjid yang berdiri di lahan seluas 700 m2 ini menjadi landmark yang melambangkan persatuan aneka etnis yang hidup rukun dan damai di Kalimantan Barat. Itu bisa dilihat dari arsitektur bangunan yang merupakan kombinasi dari ketiga etnis di sana.

Unsur Melayu masjid tampak pada rangka bangunan utama dengan 2 tangga di samping kanan dan kiri serambi, ukirannya pun kental dengan nuansa Melayu dan Dayak. Dari Jawa, unsurnya terlihat pada ukiran di tiang tangga. Tidak ketinggalan pula ciri khas budaya China di setiap sudut atap masjid yang berbentuk kepala naga.

Masjid berarsitektur unik ini bisa jadi pilihan bagi traveler untuk beristirahat sejenak, sembari beribadah untuk mengingat Tuhan. Jangan lupa untuk mampir ke masjid ini jika berkunjung ke Pontianak, Kalbar.

4. Tugu Digulis

(Sastri/detikTravel)
Keesokan paginya, di hari Minggu, saatnya menikmati suasana Tugu Digulis yang terletak benar-benar di pusat Kota Pontianak bersama para warga kota yang berolahraga. Alamat lebih tepatnya di Jl Jenderal Ahmad Yani, tepat di bundaran Universitas Tanjungpura alias Bundaran Untan.

Tugu Digulis yang juga sering disebut sebagai Tugu Bambu Runcing, menceritakan perjuangan pemuda Kalimantan meraih kemerdekaan RI. Monumen ini memang berbentuk bambu runcing berjumlah 11 buah yang tinggi menjulang dengan berbagai ukuran. Warna monumennya pun kuning kehijauan seperti bambu beneran.

Monumen ini diresmikan pada 10 November 1987 oleh Gubernur Kalimantan Barat saat itu, H Soedjiman. Traveler bisa mengunjungi Tugu Digulis untuk mengenang perjuangan 11 orang tokoh pemuda pergerakan Kalimantan Barat yang gugur saat diasingkan ke Boven Digoel di Irian Barat, serta gugur saat Peristiwa Mandor di Kabupaten Landak.

5. Kuliner Restoran Serasan

(Sastri/detikTravel)
Beranjak siang, perut traveler pasti mulai lapar. Itu tandanya traveler harus berwisata kuliner di pinggir Sungai Kapuas. Ada Restoran Serasan yang menyajikan hidangan khas Pontianak. Contohnya ada Ikan Senangin Asam Manis, serta masih banyak olahan seafood lainnya.

Uniknya di restoran ini, traveler bisa memilih untuk menikmati santap siang di area restoran atau makan siang sambil berpesiar menyusuri Sungai Kapuas dengan kapal milik restoran. Untuk pengalaman yang berbeda, sangat disarankan untuk mencoba sensasi bersantap siang di atas kapal yang sedang berjalan mengarungi Sungai Kapuas.

Makan siang kali ini pasti akan berkesan bagi traveler, karena sambil menyicipi masakan ikan khas lokal bercitarasa asam pedas, traveler juga bisa sambil menikmati pemandangan indah Sungai Kapuas selama 1 jam berpesiar.

6. Rumah Radakng

(Merza Gamal/d'Traveler)
ntuk tujuan terakhir, berkunjunglah ke Rumah Radakng. Rumah ini adalah replika rumah adat khas suku Dayak Kanayatn di Provinsi Kalimantan Barat. Satu yang akan membuat traveler terkagum-kagum adalah soal ukuran rumahnya yang teramat besar.

Dengan panjang 138 meter dan tinggi 7 meter, bisa dibilang inilah replika rumah adat terbesar di Indonesia. Rumah adat asli juga berukuran sama, konon satu rumah bisa menampung hingga 50 keluarga suku Dayak Kanayatn sekaligus.

Rumah Radakng terletak di Jalan Sutan Syahrir, Kota Baru, Pontianak. Rumah ini berada di dalam kompleks kawasan kampung budaya Kota Pontianak. Selain Rumah Radakng, ada juga rumah adat Melayu yang bisa dilihat oleh traveler. Kapan lagi bisa melihat replika rumah adat dengan ukuran raksasa selain di Pontianak
Halaman 2 dari 7
Hari Pertama, traveler bisa langsung menuju ke Tugu Khatulistiwa yang begitu ikonik di Kota Pontianak. Belum sah rasanya jika ke Pontianak tetapi belum ke Tugu Khatulistiwa. Bahkan, traveler bisa memperoleh sebuah piagam sebagai bukti sudah pernah ke sana dan melintasi garis khatulistiwa.

Tugu Khatulistiwa berada di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara. Lokasinya berada sekitar 3 km dari pusat Kota Pontianak, ke arah kota Mempawah. Sebenarnya, tugu yang kita lihat sekarang hanyalah bentuk replika yang berukuran lima kali lipat lebih besar dari tugu aslinya.

Tugu Khatulistiwa yang asli berada di dalam bangunan kubah. Terbuat dari kayu belian (kayu besi), bangunan tugu terdiri dari 4 buah tonggak kayu berbagai ukuran, dengan tonggak bagian paling belakang ada tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arahnya.

Ada peristiwa menarik yang terjadi setiap 2 kali dalam setahun di tugu ini, yaitu peristiwa titik kulminasi matahari yang terjadi antara tanggal 21-23 Maret, dan 21-23 September. Bayangan pun hilang dan telur bisa berdiri tegak jika tepat berada di bawah garis khatulistiwa. Unik bukan?

Destinasi kedua yang bisa traveler tuju adalah Istana Kadriah. Inilah istana yang menjadi cikal bakal berdirinya Kota Pontianak. Pastinya punya sejarah panjang yang sayang untuk traveler lewatkan.

Istana Kadriah dibangun pada tahun 1771 oleh Sultan Pertama Pontianak, yaitu Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie. Istana Kadriah dibangun di dekat pertemuan 3 sungai yang mengalir di Pontianak, yaitu Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas Besar.

Bangunan Istana Kadriah dominan berwarna kuning emas sebagai warna kebesaran. Di bagian depan terdapat meriam kuno buatan Portugis dan Perancis. Istana ini pun menjadi tempat penyimpanan berbagai benda peninggalan Kesultanan Pontianak.

Benda-benda itu antara lain Kaca Pecah Seribu, Al Quran tulisan tangan, lambang kesultanan, lampu hias dan masih banyak yang lainnya. Ada juga foto-foto Sultan Pontianak, Silsilah Kerajaan hingga singgasana sultan dan permaisuri yang bisa dilihat oleh traveler. Sangat sayang untuk dilewatkan!

Beranjak sore, traveler bisa menghabiskan momen di Masjid Al Jihad yang memiliki perpaduan arsitektur dari berbagai macam etnis, yaitu Dayak, Tionghoa dan Jawa. Masjid Al Jihad lokasinya berada di persimpangan Jl Gusti Johan Idrus dan Jl Sultan Abdurrahman.

Dibangun sejak tahun 1964, masjid yang berdiri di lahan seluas 700 m2 ini menjadi landmark yang melambangkan persatuan aneka etnis yang hidup rukun dan damai di Kalimantan Barat. Itu bisa dilihat dari arsitektur bangunan yang merupakan kombinasi dari ketiga etnis di sana.

Unsur Melayu masjid tampak pada rangka bangunan utama dengan 2 tangga di samping kanan dan kiri serambi, ukirannya pun kental dengan nuansa Melayu dan Dayak. Dari Jawa, unsurnya terlihat pada ukiran di tiang tangga. Tidak ketinggalan pula ciri khas budaya China di setiap sudut atap masjid yang berbentuk kepala naga.

Masjid berarsitektur unik ini bisa jadi pilihan bagi traveler untuk beristirahat sejenak, sembari beribadah untuk mengingat Tuhan. Jangan lupa untuk mampir ke masjid ini jika berkunjung ke Pontianak, Kalbar.

Keesokan paginya, di hari Minggu, saatnya menikmati suasana Tugu Digulis yang terletak benar-benar di pusat Kota Pontianak bersama para warga kota yang berolahraga. Alamat lebih tepatnya di Jl Jenderal Ahmad Yani, tepat di bundaran Universitas Tanjungpura alias Bundaran Untan.

Tugu Digulis yang juga sering disebut sebagai Tugu Bambu Runcing, menceritakan perjuangan pemuda Kalimantan meraih kemerdekaan RI. Monumen ini memang berbentuk bambu runcing berjumlah 11 buah yang tinggi menjulang dengan berbagai ukuran. Warna monumennya pun kuning kehijauan seperti bambu beneran.

Monumen ini diresmikan pada 10 November 1987 oleh Gubernur Kalimantan Barat saat itu, H Soedjiman. Traveler bisa mengunjungi Tugu Digulis untuk mengenang perjuangan 11 orang tokoh pemuda pergerakan Kalimantan Barat yang gugur saat diasingkan ke Boven Digoel di Irian Barat, serta gugur saat Peristiwa Mandor di Kabupaten Landak.

Beranjak siang, perut traveler pasti mulai lapar. Itu tandanya traveler harus berwisata kuliner di pinggir Sungai Kapuas. Ada Restoran Serasan yang menyajikan hidangan khas Pontianak. Contohnya ada Ikan Senangin Asam Manis, serta masih banyak olahan seafood lainnya.

Uniknya di restoran ini, traveler bisa memilih untuk menikmati santap siang di area restoran atau makan siang sambil berpesiar menyusuri Sungai Kapuas dengan kapal milik restoran. Untuk pengalaman yang berbeda, sangat disarankan untuk mencoba sensasi bersantap siang di atas kapal yang sedang berjalan mengarungi Sungai Kapuas.

Makan siang kali ini pasti akan berkesan bagi traveler, karena sambil menyicipi masakan ikan khas lokal bercitarasa asam pedas, traveler juga bisa sambil menikmati pemandangan indah Sungai Kapuas selama 1 jam berpesiar.

ntuk tujuan terakhir, berkunjunglah ke Rumah Radakng. Rumah ini adalah replika rumah adat khas suku Dayak Kanayatn di Provinsi Kalimantan Barat. Satu yang akan membuat traveler terkagum-kagum adalah soal ukuran rumahnya yang teramat besar.

Dengan panjang 138 meter dan tinggi 7 meter, bisa dibilang inilah replika rumah adat terbesar di Indonesia. Rumah adat asli juga berukuran sama, konon satu rumah bisa menampung hingga 50 keluarga suku Dayak Kanayatn sekaligus.

Rumah Radakng terletak di Jalan Sutan Syahrir, Kota Baru, Pontianak. Rumah ini berada di dalam kompleks kawasan kampung budaya Kota Pontianak. Selain Rumah Radakng, ada juga rumah adat Melayu yang bisa dilihat oleh traveler. Kapan lagi bisa melihat replika rumah adat dengan ukuran raksasa selain di Pontianak

(rdy/Aditya Fajar Indrawan)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Travel Highlight Kalimantan Barat
Travel Highlight Kalimantan Barat
16 Konten
Artikel Selanjutnya
Hide Ads