Masih cerita dari Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015, masih banyak bentangan alam yang indah yang kami temui. Senin, 24 Agustus 2015 kemarin, selepas dari Tambua, kami menuju Digawe.
Sebelum perjalanan dimulai, Maximus Tipagau sekalu penanggung jawab ekspedisi ini menjelaskan sedikit tentang Digawe. Katanya, Digawe merupakan padang rumput yang hijau dan terbentang luas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun tunggu, trek untuk menuju ke sana sangatlah berat. Dari Tambua, perjalanannya menanjak dan curam. Kemiringannya, bahkan sampai 90 derajat yang membuat kami harus berjalan di akar-akar pepohonan.
Begitu tiba di Digawe, mata kami terbelalak. Kalau sebelumnya kami melihat pepohonan yang menjulang tinggi, tapi tidak kali ini. Padang rumput yang indah dan luas terlihat di depan mata. Ya Tuhan, indahnya...
Rumput-rumputnya pun lebat dan membentang ratusan meter ke atas. Kami pun beristirahat di sini, untuk menselonjorkan kaki dan juga memakan snack. Sembari, memandangi permadani raksasa ini.
"Indah ya, Papua ketinggian 3.000 mdpl punya padang rumput kayak begini," puji Bambang Suprayogi, salah satu pendaki yang turut bergabung dalam Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015.
Ajaib, Papua memang ajaib. Siapa sangka, ada padang sumput di atas awan dan belum pernah terjamah manusia. Saya tak henti berucap syukur kepada Yang Maha Kuasa, Indonesia telah diberkahi alam yang luar biasa indah.
(aff/Aditya Fajar Indrawan)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan