Ubud di Bali memang bukan sekedar teras sawah dan tempat pelarian seniman, namun juga soal budaya. Kalau Anda bosan mampir ke Museum Antonio Blanco atau Museum Agung Rai, cobalah mampir ke Museum Topeng dan Wayang Setia Darma yang berada di dekat Ubud.
Pada awalnya, Museum Topeng dan Wayang Setia Darma lahir dari inisiatif seorang pebisnis dan pecinta budaya yang bernama Hadi Sunyoto. Kecintaannya pada budaya telah membuatnya mengkoleksi berbagai topeng dan wayang dari Indonesia hingga luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(Randy/detikTravel)
Hal itu terlihat dari keberadaan tiga rumah utama bergaya Joglo khas Jawa dan Limasan yang konon didatangkan langsung dari Jawa dan dirakit ulang. Di dalamnya terlihat berbagai koleksi topeng dan wayang dari berbagai daerah, seperti Bali, Jawa, Kalimantan, hingga Papua.
Semua koleksinya disimpan begitu rapi dan disorot dengan pencahayaan berwarna kuning layaknya di ruang pameran internasional. Selain itu juga tertera rapi nama setiap patung dan wayang sebagai informasi bagi para wisatawan.
Sedangkan dari jumlah koleksi, terdapat sekitar 6.900 benda yang terdiri dari wayang dan topeng. Ada 1.300 koleksi topeng dari Indonesia, Afrika, serta Jepang. Belum lagi 5.700 wayang yang berasal dari Indonesia, China, Malaysia, Thailand, Myanmar, hingga Kamboja. Tidak kalah dengan di Museum Wayang Jakarta.
(Randy/detikTravel)
Selain itu, Museum Topeng dan Wayang Setia Darma juga memiliki ruang pameran serta panggung outdoor dengan latar menghadap teras sawah. Tersedia juga kafe hingga fasilitas WiFi yang bisa wisatawan manfaatkan.
Namun yang paling menarik, sama sekali tidak dipungut bayaran untuk memasuki museum tersebut. Tapi jika seandainya ingin menyumbang, siapa pun diperkenankan untuk memberikan donasi seikhlasnya.
Kalau ingin mampir, Museum Topeng dan Wayang Setia Darma terletak di Jl Tegal Bingin, Gianyar. Jam bukanya dari pagi hari hingga sore, dan buka setiap hari.
(Randy/detikTravel)
(rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Hotel di Mataram Kaget Disurati LMKN, Ditagih Royalti Musik dari TV di Kamar