Percaya tidak percaya, patung Pattimura di Museum Siwalima Ambon menyimpan banyak cerita yang di luar nalar. Konon, patung ini pernah menangis.
Thomas Matulessy atau biasa dikenal dengan nama Kapitan Pattimura adalah pahlawan nasional dari Maluku. Pattimura begitu dikenang karena kegigihannya mengusir penjajah Belanda di tahun 1800-an. Pattimura pun menyandang nama Kapitan yang merupakan gelar atau simbol sebagai seorang panglima atau pemimpin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang berada di Museum Siwalima, adalah patung pertama Pattimura yang ada di Ambon. Patungnya dibangun oleh Brigjen TNI Wing Wiryawan saat memangku jabatan Pangdam XV/Pattimura (sekarang XVI/Pattimura) tahun 1971. Tahun 2008, dibuat patung Pattimura yang baru dan yang lama dipindahkan ke Museum Siwalima.
Patung Pattimura (Afif/detikTravel)
"Ketika dipindahkan, Ambon hujan selama satu tahun. Sayuran rusak semua, kami tidak bisa makan sayur," ujar Markus, salah seorang driver yang kala itu menemani detikTravel berjalan-jalan di Ambon.
Seolah tidak percaya, saya coba iseng bertanya kepada orang Ambon lainnya. Ternyata, semuanya berkata sama. Mereka percaya, patung Pattimura mungkin 'sedih' karena dipindahkan dari pusat kota yang ramai, ke museum yang lebih sepi.
"Iya benar memang seperti itu, tapi semua kembali ke kepercayaan masing-masing. Mungkin faktor cuaca, lagi tidak bagus sehingga hujan terus," ujar pemandu Museum Siwalima, Thommy Papuling menjelaskan.
Konon, hujan akhirnya berhenti setelah diadakan upacara adat. Tapi tak berhenti sampai di situ, Thommy juga sempat bercerita kala pertama kali dipindahkan ke Museum Siwalima, patung Pattimura sempat membuat geger para penjaga museum.
"Ada sih cerita penjaga museum yang malam-malam dikagetkan dengan sosok tinggi besar yang berjalan-jalan yaitu patung Pattimura itu. Tapi percaya nggak percaya sih, bagaimana kita saja menanggapinya," paparnya.
Patung Pattimura Konon Pernah Menangis
Belum selesai, masih ada satu cerita lainnya. Anton, driver lain yang juga orang Ambon dan mengantar saya ke bandara ketika hendak pulang ke Jakarta, bercerita kalau patung Pattimura tersebut pernah menangis.
"Itu terjadi ketika tragedi Ambon tahun 1999-an, perang antara umat Muslim dan Nasrani. Itu orang-orang lihat, patungnya menangis, keluar air mata. Benar itu bang, tanya saja sama orang-orang," katanya.
Anton berujar, mungkin si patung tersebut sedih melihat masyarakat Ambon yang saling menyerang kala itu. Padahal, kerukunan antar umat beragama sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat Ambon sejak zaman dulu.
Patung Pattimura dengan Teluk Ambon di belakangnya (Afif/detikTravel)
"Hidup kami saat itu tidak enak, tidak bebas berpergian. Tapi kini Ambon sudah aman Bang, tidak ada lagi seperti itu. Kami ini sebenarnya hidup rukun dari zaman dulu, entah mungkin ada orang-orang tertentu yang mau memecahkan Ambon," paparnya.
Untuk melihat patung Pattimura yang ada di Museum Siwalima, traveler tidak akan dikenai biaya. Patungnya menggambarkan sosok Pattimura yang gagah, yang sedang memegang Parang Salawaku, senjata tradisional Maluku yakni parang dan perisai. Patung Pattimura ini berdiri membelakangi Teluk Ambon dan menjadi objek foto yang menarik.
(aff/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan