Heboh di medsos sindiran Cirebon Kota Tilang, tidak membuat kota ini kekurangan wisatawan saat long weekend Imlek. Itulah suasana Cirebon dalam pantauan detikTravel, Minggu (7/2/2016).
Kawasan wisata kuliner Nasi Jamblang dan Empal Gentong penuh wisatawan. Namun, orang Cirebon punya tempat lain untuk berwisata kuliner.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tampak depan RM Palinggihan (Fitraya/detikTravel)
Meskipun Cirebon punya kuliner yang khas, rupanya rumah makan Sunda tetap mempunyai tempat di hati mereka. Terbukti saya terkejut melihat parkiran mobil yang membludak penuh di RM Palinggihan yang menjulang setinggi 3 lantai ini.
Perjuangan selanjutnya adalah mencari meja makan. Semua penuh baik meja makan dan lesehan! Apalagi sedang libur panjang Imlek. Saya sampai harus menunggui satu keluarga yang hampir selesai makan. Sambil bertanya kanan-kiri, saya baru menyadari kalau mereka bukanlah turis biasa.
Para wisatawan yang berwisata kuliner di sini adalah dulunya besar di Cirebon atau Kuningan, namun kini bekerja di berbagai kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Iya, RM Palinggihan menawarkan nostalgia untuk mereka.
"Saya sudah ke Palinggihan sejak masih berupa rumah makan kecil tanpa nama, penandanya cuma pohon kersen, di belakangnya persawahan. Sampai sekarang jadi besar seperti ini. Dari sejak anak-anak kecil sampai sekarang sudah berkeluarga," kata Ratti Sumirat, seorang pengunjung yang datang dengan keluarga besarnya.
Suasana di dalam RM Palinggihan (Fitraya/detikTravel)
Yang spesial di RM Palinggihan ini ada dua, pertama adalah sate kambing dan kedua yang paling disuka adalah berbagai olahan kuliner ayam kampung. Digoreng dengan serundeng kelapa, dibakar, dipepes, dimasak menjadi sop. Saya memesan pepes ayam kampung bersama lalap, sop ayam, dan sate kambing. Semuanya terasa gurih lezat menggugah selera.
"Kalau di Cirebon itu dulu, waktu saya kecil, liburan akhir pekan dengan keluarga itu ya makan ke sini. Sekarang kalau pulang kampung ke Cirebon, saya sempatkan makan lagi di sini," kata Desti Fitriani, seorang pengunjung lain.
Seorang pegawai RM Palinggihan, menjelaskan ternyata umur rumah makan ini sudah belasan tahun. "Sudah dari sejak tahun 1998, berarti sudah mau 17 tahun," kata Irfan, pegawai kasir.
Saat musim liburan seperti long weekend Imlek, jumlah pengunjung membludak. Saran detikTravel, jangan datang tepat jam makan siang. Agak lewat saja agar pengunjung sudah tidak terlalu penuh.
"Kalau seperti tadi, goreng ayam langsung habis, goreng ayam lagi, langsung habis lagi. Bisa nggak kebagian. Kalau lewat jam makan siang sudah nggak terlalu penuh," jelas Irfan.
Eat like locals, itulah gaya traveling yang dicari sebagian orang. Kalau sudah puas dengan Nasi Jamblang dan Empal Gentong, mungkin bisa meniru kebiasaan orang Cirebon asli dengan berberwisata kuliner ke daerah Beber demi sate kambing dan ayam kampung bumbu serundeng kelapa yang maknyuss!
Kesibukan di dapur RM Palinggihan (Fitraya/detikTravel) (fay/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia