Festival Meriam Karbit merupakan event tahunan yang digelar di Pontianak, Kalimantan Barat, di mana masyarakat berkumpul di sekitar jembatan Sungai Kapuas untuk menyalakan meriam. Berbagai meriam yang dimainkan pun tidak biasa, diameternya saja mencapai 50 cm.
Dirangkum detikTravel dari berbagai sumber, Kamis (25/2/2016) ada dua versi sejarah festival ini. Yang pertama, meriam ditembakkan oleh pendiri sekaligus sultan pertama Kerajaan Pontianak, Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie untuk menentukan di mana ia akan membangun Kota Pontianak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(Sektor Riil Pontianak/Youtube)
Agar tidak terus diganggu, meriam pun ditembakkan untuk mengusir makhluk halus itu. Dari situlah kemudian tradisi Meriam Karbit digelar. Pada saat masjid di Pontianak belum punya pengeras suara, meriam juga dimanfaatkan untuk memberitahu waktu adzan magrib.
Kini, Festival Meriam Karbit diadakan setiap malam menjelang Lebaran selama 3 hari. Dimulai sejak sehari sebelum hingga setelah Lebaran. Festival juga diadakan saat menyambut hari jadi Kota Pontianak.
(Sektor Riil Pontianak/Youtube)
Festival Meriam Karbit selalu ditunggu-tunggu warga setempat dan wisatawan. Bagaimana tidak, gelaran ini selalu berhasil bikin heboh. Peserta festival yang terdiri dari puluhan kelompok warga Pontianak akan berkumpul di kedua sisi Sungai Kapuas.
Setiap kelompok menyiapkan 5 hingga belasan meriam karbit untuk ditembakkan. Biaya membuat meriam sekitar Rp 15 hingga Rp 30 juta. Meriam dibuat dari sebatang pohon yang dibelah dua memanjang kemudian diambil bagian tengahnya.
Kedua belahan itu nantinya akan diikat dengan rotan yang kuat. Kayu kemudian sedemikian rupa hingga mirip dengan meriam asli yang terbuat dari besi atau baja.
(Sektor Riil Pontianak/Youtube)
Bagian luarnya dihias dengan aneka warna sehingga makin kelihatan menarik. Memang, selain sebagai tradisi, festival juga dilombakan sehingga setiap kelompok berusaha menampilkan yang terbaik.
Saat meriam mulai ditembakkan, tentunya suasana heboh langsung terasa. Dengan diameter meriam yang mencapai 50 cm, bunyinya dapat terdengar hingga radius 5 km. Ratusan turis yang biasanya meramaikan festival pun larut dalam kegembiraan bersama warga setempat. Meriah banget!
(rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!