Berdasarkan press release dari Kemenpar, Selasa (1/3/2016) hingga pagi ini sudah ada 5.000-an tamu asing yang mengkonfirmasi hadir untuk menyaksikan gerhana matahari total (GMT) pada 9 Maret 2016. Itu hanya untuk wilayah Sulteng. Jumlahnya diprediksi masih akan bertambah terus hingga hari H nanti.
"Masih banyak orang mencari tempat menginap di Palu. Sementara hotel-hotel mulai dari yang berbintang sampai melati sudah terisi penuh semua mulai 6 Maret 2016. Bahkan ratusan wisatawan dari Jerman, Prancis, Belanda, Pakistan dan Australia, saat ini sudah berada di Kota Palu dan Poso untuk mempersiapkan pengamatan GMT," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulawesi Tengah, Siti Norma Mardjanu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dua daerah ini ada empat titik pemantauan, yakni di kawasan Pantai Talise, Kota Palu, serta Desa Ngatabaru, Matantimali dan Pakuli, Kabupaten Sigi.
"Untuk lokasi pengamatan di Desa Ngatabaru, itu dikelola Inerstellar, PTe.LTd, sebuah perusahaan event organizer internasional dari Singapura. Interstellar bekerja sama dengan Hasan Bahasuan Institute (HBI) Palu dengan menjual tiket untuk menyaksikan festival GMT di Desa Ngatabaru," ujar Norma.
Dia menambahkan bahwa pengunjung asing di Ngatabaru yang telah membeli tiket mencapai 3.000-an orang, terdiri dari pemburu gerhana, fotografer dan wisatawan. Karenanya, sejumlah kegiatan pendukung pun ikut disiapkan.
Misinya sama dengan Kemenpar, yakni memberikan layanan prima bagi wisatawan. Selain itu, Norma juga ingin memperkenalkan sejumlah destinasi wisata unggulan di wilayahnya.
"Tanggal 3 Maret ada seminar bernuansa religi. Narasumbernya Rektor Untad Palu, Rektor IAIN dan Kepala BMKG. Kemudian pada 7 Maret 2016 ada tiga kegiatan utama yang akan digelar secara bersamaan," jelas Norma.
Tiga kegiatan yang dimaksud Norma adalah seminar internasional GMT bersama Keraton Nusantara, Pemprov Sulteng danΒ akademisi. Setelah itu, ada juga workshop publikasi digital yang melibatkan 50 putri kecantikan asal Sulteng.
Putri-putri kecantikan ini nantinya diberi tugas untuk memasarkan potensi wisata Sulteng via media sosial. Sasarannya, travel agent dan mitra pariwisata Pemprov Sulteng.
"Setelah itu ada pawai budaya etnik Nusantara. Mudah-mudahan beragam acara ini bisa mendongkrak angka kunjungan wisatawan ke Sulteng. Kami harus bisa menyalip Makassar yang ada di urutan nomor satu untuk wilayah Sulawesi," tambah Norma.
Β
Menpar Arief Yahya mengapresiasi semangat tim event Sultra yang gigih menggelar paling banyak event di Palu. Sejak Januari 2016, seluruh akomodasi sudah fully booked. Karena itu ada satu kapal Pelni yang bersandar di pantai Palu untuk menyaksikan fenomena GMT yang hanya terjadi sekali dalam 350 tahun di lokasi yang sama.
Β
"Sukses buat kawan-kawan di Sulteng. Sukses juga buat Slank yang manggung di acara GMT di Palu," ujar Menpar Arief Yahya.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan