Dibuat Kagum oleh Pemandangan Malam Jakarta dari Puncak Monas

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dibuat Kagum oleh Pemandangan Malam Jakarta dari Puncak Monas

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Jumat, 02 Sep 2016 16:50 WIB
Pemandangan gedung pencakar langit Jakarta dari Puncak Monas (Randy/detikTravel)
Jakarta - Melihat indahnya Jakarta dari puncak monas di siang hari sudah biasa, tapi saat malam hari? Naiklah ke puncak Monas saat malam hari untuk melihat keindahannya.

Setelah wisata malam Monas diresmikan oleh Ahok pada awal bulan April 2016 lalu, kini traveler bisa melihat wajah Jakarta saat malam hari dari puncak landmark kenamaan ibukota. Jadi tidak terbatas pada pagi hingga sore hari saja.

Besar di Jakarta, saya yang belum pernah naik ke puncak Monas pun sudah lama mengidam-idamkan untuk naik ke atas puncaknya. Ide itu pun akhirnya terealisasi pada Selasa kemarin (30/8/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk info, wisata malam Monas terbuka untuk wisatawan dari pukul 19.00-22.00 WIB. Operasional pun berlangsung dari hari Selasa hingga Minggu dan libur nasional, namun tutup pada hari Senin.

Berhubung hari itu hujan lebat, saya pun menunggu hujan reda dan tiba di area Monas sekitar pukul 20.00 WIB. Beruntung, keramaian pun tidak tampak akibat hujan deras yang mendera Jakarta.

Kaki Cawan Monas (Randy/detikTravel)
Setibanya di area Monas, traveler bisa menaiki kereta wisata yang disediakan untuk mencapai tangga menuju lorong yang mengarah ke kaki cawan Monas. Usai melewati lorong, traveler bisa menjumpai sebuah konter tiket.

Di konter tiket, Anda pun diminta untuk membayar tiket lebih dulu. Tidak malah, hanya Rp 5 ribu untuk orang dewasa, Rp 3 ribu untuk pelajar dan Rp 2 ribu untuk anak-anak. Tapi perlu diingat, harga itu hanya untuk tiket naik ke kaki cawan.

Setelah mencapai kaki cawan Monas, traveler pun perlu membeli tiket terusan untuk naik ke puncak tugu Monas. Lokasi konter tiketnya persis berada di salah satu cawan Monas. Harga tiket terusannya adalah Rp 10 ribu untuk dewasa, Rp 5 ribu untuk pelajar dan Rp 2 ribu untuk anak-anak.

Usai dengan segala prosedur, Anda tinggal melangkah ke area lift dan antre sejenak. Untungnya saat itu tidak ramai, sehingga saya tidak perlu menunggu lama untuk menuju puncak Monas.

Pemandangan gedung pencakar langit Jakarta dari tugu Monas (Randy/detikTravel)
Tidak pakai lama, lift pun segera mengantar saya menuju puncak Monas yang memiliki ketinggian 132 meter. Melangkah dari lift, tampak pemandangan indah Jakarta saat malam hari. Pembatas besi juga tampak di empat sisi, bertindak sebagai pengaman.

Dengan mata telanjang, tampak aneka gedung pencakar langit hingga mall dan sejumlah rumah ibadah di Jakarta. Yang paling jelas adalah Masjid Istiqlal, Gereja Katedral serta Stasiun Gambir yang berada persis di bawah.

Sisa hujan sore pun berubah menjadi kabut tipis yang menyelimuti Jakarta. Sekilas mengingatkan akan kota kelam 'Gotham' yang menjadi setting dari kisah fiksi Batman. Lampu dari jalanan dan gedung pencakar langit pun semakin menambah kesan temaram.

Tampak Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di kejauhan (Randy/detikTravel)
Dibalik berbagai problematika yang mendera Jakarta, ternyata ibukota tidak selalu kejam seperti ibu tiri. Pemandangan Jakarta dari puncak Monas di malam hari, bisa jadi menjadi senyum dari ibu tiri yang jarang Anda lihat.

Selain pembatas, terdapat juga sejumlah teropong permanen yang bisa dipakai oleh para traveler. Saya pun mencoba salah satu fasilitas teropong, yang sayangnya tidak berfungsi. Entah teropong itu butuh koin atau bagaimana, tapi tidak berfungsi. Sayang sekali.

Puas berfoto dan melihat indahnya Jakarta saat malam hari, saya pun segera kembali turun dengan lift yang sama. Petugas pun segera menekan lift dan menurunkan penumpang lift ke cawan Monas.

Masjid Istiqlal dari cawan Monas (Randy/detikTravel)
Dengan area yang lebih luas dari puncak, saya pun kembali mendapat perspektif lain Jakarta dari ketinggian berbeda. Tepat di bagian belakang lift, terdapat tangga manual untuk traveler turun ke lantai dasar.

Sambil menghirup udara Monas yang dingin kala itu, saya pun mengagumi keindahan landmark nomor satu Indonesia dengan begitu khidmat. Tak begitu lama, suara dari pengeras yang menandai waktu tutup terpaksa mengakhiri kunjungan saya ke Monas.

Tercapai sudah satu hal yang telah saya idam-idamkan sejak dahulu, yakni melihat indahnya Jakarta malam hari dari puncak Monas. Saya pun pulang tanpa penyesalan.

Monas di malam hari yang diselimuti kabut tipis (Randy/detikTravel)
(aff/rdy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads