Jembatan itu terletak di Kecamatan Bayang Utara dan bisa ditempuh dengan perjalanan darat selama 30 menit dari ota Painan, Kab Pesisir Selatan. Ketika sampai, traveler akan disambut oleh tulisan selamat datang di kawasan wisata jembakan akar Nagari Puluik-puluik.
Terdapat uang retribusi sebesar Rp 5 ribu per orang. Setelah itu turunlah melewati sejumlah undakan menuju ke tepi Sungai Bayang yang menjadi lokasi dari jembatan akar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun malah akar itu tumbuh membesar dan dijadikan tumpuan utama karena bambu telah lapuk. Berikut seluk beluk jembatan akar Nagari Puluik-puluik seperti dikumpulkan detikTravel, Kamis (23/3/2017):
1. Jembatan alami berumur 1 abad
Foto: Johanes Randy
|
Dulu ada seorang tokoh tua cerdik ulama setempat bernama Pakiah Sokan. Derasnya aliran Sungai Bayang membuat beliau berinisiatif untuk membuat jembatan sederhana dari bambu untuk menghubungkan Desa Pulut-pulut dan Desa Lubuk Silau yang terpisah oleh arus sungai.
Namun perlahan, akar dari kedua pohon yang ada mulai menjalar dan melilit di jembatan bambu tersebut. Setelah mengalami proses lama, akhirnya jadilah jembatan akar seperti sekarang.
2. Panjangnya 25 meter
Foto: Johanes Randy
|
Melintasi jembatan ini pasti jadi pengalaman seru wisatawan. Sambil melihat aliran sungai di bawahnya, pasti keren banget berfoto di sini.
3. Akar pohon beringin
Foto: Johanes Randy
|
Di Jawa dan sekitarnya, pohon beringin memang disakralkan oleh banyak orang. Pohon tersebut memiliki waktu hidup yang bisa dibilang lebih dari umur manusia. Semakin tua, akarnya akan menjadi panjang hingga membuat surai layaknya kanopi.
4. Diperkuat dengan besi
Foto: Johanes Randy
|
Saat musim hujan, debit air Sungai Bayang bisa naik hingga menyentuh jembatan. Derasnya aliran sungai dikhawatirkan merusak jembatan akar apabila tidak diperkuat tali besi.
Dengan adanya tali besi itu, dapat ditambahkan pijakan kayu agar wisatawan lebih mudah melewatinya. Traveler harus hati-hati agar tidak slip atau terjatuh.
5. Tempat rekreasi populer
Foto: Johanes Randy
|
Lebih sore lagi, tampak anak-anak setempat yang datang dan melompat dari atas jembatan akar. Ada juga yang membawa ban dan bersantai di sungai.
6. Kebersihan
Foto: Johanes Randy
|
Padahal sudah ada toilet umum hingga tempat sampah yang disediakan. Tapi nyatanya wisatawan masih kurang dewasa dan masih membuang sampah sembarangan.
Halaman 2 dari 7
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan