Lataknya ada di Dusun Begagan, Desa Begaganlimo, Kecamatan Gondang. Destinasi wisata ini cukup indah untuk berfoto bersama sahabat atau keluarga.
Wisata pohon akar seribu memang cocok bagi pelancong yang menyukai petualangan. Bagaimana tidak, untuk menuju ke lokasi ini, anda harus berjalan kaki menyusuri jalan setapak sejauh kurang lebih 700 meter dari tempat parkir kendaraan. Setidaknya butuh waktu 30 menit untuk mencapai pohon berakar seribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pohon berakar seribu sendiri tersembunyi di balik lebatnya hutan Megolemet. Tepat di tepi aliran sungai, pohon berjenis Koang atau Talirogo itu menjulang tinggi sekitar 30 meter. Sepintas wujudnya mirip Pohon Beringin.
Tanaman yang satu ini terlihat mencolok mata lantaran ukurannya yang super besar. Pohon yang konon berumur ratusan tahun itu dipenuhi akar-akar yang menjulur dengan diameter sekitar 10 meter. Itu lah sebabnya pohon satu ini disebut warga sekitar berakar seribu.
"Pohon akar seribu ini ternyata bagus, selama ini belum pernah ada di Mojokerto," kata Endro Trilaksono (31), pengunjung asal Kelurahan Wates, Kacamatan Magersari, Kota Mojokerto kepada detikTravel, Sabtu (25/3/2017).
Bentuk akar yang tak beraturan menjulur di atas tanah, membuat pohon ini cukup indah sebagai tempat berswafoto. Di tengah sejuknya udara, para pengunjung menghabiskan waktu dengan memgabadikan momen menggunakan kamera.
![]() |
Seperti yang dilakukan Miranda Oktavia Putri (23), wisatawan asal Desa Keramat Tumenggung, Kecamatan Tarik, Sidoarjo. Bersama sahabat karibnya, dia berswafoto dengan latar belakang akar pohon seribu. Berbagai pose narsis pun mereka lakukan. Mulai dari bawah hingga naik ke akar pohon yang menjulur.
"Tempatnya seru banget untuk berfoto. Alamnya juga sejuk banget, jalanya menu ke sini tadi juga seru," ujar gadis yang mengaku baru pertama kali ke wisata pohon akar seribu ini.
Sementara tepat di sebelah pohon ini, aliran sungai Sooko begitu menggoda. Sungai yang berhulu dari Pegunungan Anjasmoro ini begitu jernih dan segar. Tak sedikit wisatawan yang memilih berendam melepas penat usai berfoto ria. Rasa lelah setelah menempuh perjalanan selama 30 menit pun terbayar lunas.
"Lingkungannya masih sangat asri, bersih. Air sungai juga jernih dan segar," ujar Niki Aden (21), pengunjung asal Desa Sambiroto, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
![]() |
Objek wisata pohon akar seribu masih tergolong baru di Kabupaten Mojokerto. Tempat ini dibuka untuk wisatawan sekitar 1,5 bulan yang lalu. Selain menawarkan keindahan alam, alternatif wisata akhir pekan yang satu ini juga tergolong ekonomis. Pengunjung hanya dikenai ongkos parkir kendaraan saja.
"Tiket masuk sementara tidak ada, masih gratis, hanya parkir kendaraan saja. Itu pun seikhlasnya," kata Ki Ageng Satuwi (63), salah seorang pengelola objek wisata pohon akar seribu.
Menurut Satuwi, pohon berakar seribu itu telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. "Umur pohon sudah ratusan tahun, sudah ada seperti ini sejak buyut saya dulu," terangnya.
Di balik keunikan bentuk pohon ini, lanjut Satuwi, ternyata menyimpan legenda yang dipercaya masyarakat sekitar. Kisah rakyat itu menceritakan tentang Pangeran Ronggolawe, putra Adipati Tuban yang melakukan pemberontakan terhadap Majapahit.
![]() |
Konon, Ronggolawe bisa menghilang setelah bersembunyi di akar Pohon Koang saat dikepung pasukan kerajaan. Kesaktian sang pangeran itu berkat keris Megolemet, nama yang kini melekat di kawasan hutan Desa Begaganlimo.
Kendati gratis, tambah Satuwi, para pengunjung tak boleh sembarangan bertingkah. Salah satunya dilarang keras merusak akar-akar pohon Koang.
"Pengunjung dilarang mencoret-coret pohon ini, hanya boleh foto saja. Pengunjung juga dilarang membuang sampah sembarangan agar kawasan ini tetap bersih," tandasnya.
Meski letaknya cukup tepencil di lereng Pegunungan Anjasmoro, angkutan umum masih menjangkau lokasi ini. Dari Terminal Kertajaya Mojokerto, Anda hanya perlu naik angkutan pedesaan jurusan Mojokerto-Pacet. Sampai di Pasar Pohjejer, Gondang, perjalanan ke objek wisata pohon akar seribu bisa lanjutkan dengan naik ojek dengan tarif Rp 15 ribu sekali jalan.
Tertarik mengunjungi objek wisata ini? (msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia