Keren! Buton Punya Benteng Terluas Sedunia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Keajaiban Indonesia Tengah

Keren! Buton Punya Benteng Terluas Sedunia

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Kamis, 30 Mar 2017 11:35 WIB
Keren! Buton Punya Benteng Terluas Sedunia
Foto: Kurnia/detikTravel
Buton - Tahukah traveler jika Indonesia memiliki benteng terluas di dunia? Benar, benteng yang dinobatkan sebagai yang terbesar sedunia itu ada di Pulau Buton.

Namanya Benteng Keraton Buton, cuma 3 kilometer dari pusat Kota Bau-bau di Sulawesi Tenggara. Benteng tersebut tercatat sebagai benteng terbesar di dunia dalam Guinness Book of Record juga di dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).

Bagaimana gambarannya? detikTravel, Kamis (30/3/2017), telah menyusunnya dimulai dari sejarah hingga fakta-fakta unik yang melingkupinya:

1. Sejarah pembangunan benteng

Foto: Kurnia/detikTravel
Buton dulunya adalah wilayah kerajaan yang bernama Kerajan Wolio di abad ke-13. Raja pertamanya adalah seorang wanita bernama Raja Putri Wakaka. Kerajaan Wolio perlahan berganti nama menjadi Kesultanan Buton, hal itu seiring masuknya Islam ke Indonesia di abad ke-15. Tepatnya di pemerintahan Sultan Kamuddin Khalifatul Khamis pada tahun 1538.

Benteng Keraton Buton dibangun sekitar abad ke-16 oleh sultan ketiga dari Kesultanan Buton yang dulu menguasai daerah setempat. Lalu pembuat bentengnya sendiri adalah saat pemerintahan Labuke Sultan Gafurul Wadudu di tahun 1632.

Dia menghabiskan waktu selama 10 tahun untuk membangun benteng sebesar ini. Benteng dibuat mengelilingi area kesultanan, seakan membedakannya dari komplek rakyat biasa.

Saat benteng dibangun, musim kelaparan luar biasa dahsyat tapi tidak ada yang meninggal. Saat itu juga tidak ada orang yang kawin.

Usut punya usut, benteng yang kemudian disebut dengan nama Benteng Keraton Buton dibangun atas bantuan Belanda. Kala itu, Belanda memang membangun mitra yang baik dengan Kesultanan Buton karena wilayah perairan Buton adalah pintu masuk ke Maluku untuk mencari rempah-rempah.

2. Bahan bangunan penyusun benteng

Foto: (Afif/detikTravel)
Benteng ini memang terlihat begitu panjang dan luas. Menjelajah seluruh bagian benteng pun rasanya tak cukup dalam waktu sebentar, karena panjang keliling benteng mencapai 2,7 km dan luasnya 23,375 hektar.

Batu yang dipakai untuk membangun benteng adalah batu gunung. Namun ada pula batu yang berasal dari laut seperti karang di beberapa bagiannya.

Konon, batu-batu yang ada disusun dan direkatkan dengan kapur serta putih telur saja. Entah bagaimana bisa putih telur mencengkeram kuat batuan di benteng hingga bertahan ratusan tahun, belum ada penjelasan lebih lanjut.

3. Benteng sebagai tempat tinggal dan bertahan hidup

Foto: Kurnia/detikTravel
Fungsi Benteng Keraton Buton pun berbeda dengan benteng-benteng lain yang ada di dunia. Fungsi benteng ini adalah sebagai tempat tinggal penduduk dan raja serta kepala-kepala adat.

Mereka tinggal di dalam sini sebagai tempat perlindungan dari serangan bajak laut. Selain itu dari benteng inilah pihak kerajaan dapat melihat kapal-kapal apa saja yang melintas karena lokasinya di ketinggian.

Hingga kini terdapat 700 KK (Kepala Keluarga) yang masih tinggal di dalam Benteng Keraton Buton. Banyak bukan?

4. Benteng yang memiliki 12 pintu

Foto: (Afif/detikTravel)
Ada sekitar 12 pintu gerbang yang dibuat untuk ke dalam benteng. Salah satu pintunya mengarah ke tempat yang diyakini pernah menjadi persembunyian Sultan Bone bernama Arung Palakka. Di sekitar situ ada pula makam Sultan Buton yang memerintah tahun 1788-1791.

Pintu lainnya yang sering dikunjungi turis adalah yang mengarah ke Masjid Agung Wolio atau Masjid Al Muqarrabin Syafyi Shaful Mumin. Di depan masjid terdapat tiang bendera yang usianya mencapai 300 ratus tahun.

Tak jauh dari masjid, berdirilah aula kesultanan dan sebuah bangunan semi tertutup yang menjadi tempat bagi Batu Popaua. Batu tersebut sangatlah penting di Buton karena dipakai dalam proses pelantikan sultan.

Bagi traveler yang berkunjung di siang hari, bisa sejenak berteduh di bangunan seperti bungalow di bagian benteng yang dekat masjid. Ada beberapa meriam terpasang di kanan dan kirinya. Pemandangan dari sana pun begitu indah karena posisinya memang di atas bukit.

5. Benteng sebagai penjaga warisan budaya

Foto: Kurnia/detikTravel
Selain sebagai tempat tinggal, pemerintah Buton dan Bau-bau tentu saja menjaga Benteng Keraton Buton sebagai destinasi wisata yang bersejarah. Caranya dengan merawat beberapa situs peninggalan di dalamnya.

Ada banyak sejarah di dalam benteng ini. Sejarah dari Buton adalah negara sebelum Indonesia, tata cara kehidupan rajanya yang arif dan masih banyak lagi. Dari sini, sunsetnya juga terlihat bagus lho.

Wisata ke destinasi ini termasuk agenda yang menarik ketika liburan di Bau-bau. Ia terawat, kokoh, dan bersih lho!
Halaman 2 dari 6
Buton dulunya adalah wilayah kerajaan yang bernama Kerajan Wolio di abad ke-13. Raja pertamanya adalah seorang wanita bernama Raja Putri Wakaka. Kerajaan Wolio perlahan berganti nama menjadi Kesultanan Buton, hal itu seiring masuknya Islam ke Indonesia di abad ke-15. Tepatnya di pemerintahan Sultan Kamuddin Khalifatul Khamis pada tahun 1538.

Benteng Keraton Buton dibangun sekitar abad ke-16 oleh sultan ketiga dari Kesultanan Buton yang dulu menguasai daerah setempat. Lalu pembuat bentengnya sendiri adalah saat pemerintahan Labuke Sultan Gafurul Wadudu di tahun 1632.

Dia menghabiskan waktu selama 10 tahun untuk membangun benteng sebesar ini. Benteng dibuat mengelilingi area kesultanan, seakan membedakannya dari komplek rakyat biasa.

Saat benteng dibangun, musim kelaparan luar biasa dahsyat tapi tidak ada yang meninggal. Saat itu juga tidak ada orang yang kawin.

Usut punya usut, benteng yang kemudian disebut dengan nama Benteng Keraton Buton dibangun atas bantuan Belanda. Kala itu, Belanda memang membangun mitra yang baik dengan Kesultanan Buton karena wilayah perairan Buton adalah pintu masuk ke Maluku untuk mencari rempah-rempah.

Benteng ini memang terlihat begitu panjang dan luas. Menjelajah seluruh bagian benteng pun rasanya tak cukup dalam waktu sebentar, karena panjang keliling benteng mencapai 2,7 km dan luasnya 23,375 hektar.

Batu yang dipakai untuk membangun benteng adalah batu gunung. Namun ada pula batu yang berasal dari laut seperti karang di beberapa bagiannya.

Konon, batu-batu yang ada disusun dan direkatkan dengan kapur serta putih telur saja. Entah bagaimana bisa putih telur mencengkeram kuat batuan di benteng hingga bertahan ratusan tahun, belum ada penjelasan lebih lanjut.

Fungsi Benteng Keraton Buton pun berbeda dengan benteng-benteng lain yang ada di dunia. Fungsi benteng ini adalah sebagai tempat tinggal penduduk dan raja serta kepala-kepala adat.

Mereka tinggal di dalam sini sebagai tempat perlindungan dari serangan bajak laut. Selain itu dari benteng inilah pihak kerajaan dapat melihat kapal-kapal apa saja yang melintas karena lokasinya di ketinggian.

Hingga kini terdapat 700 KK (Kepala Keluarga) yang masih tinggal di dalam Benteng Keraton Buton. Banyak bukan?

Ada sekitar 12 pintu gerbang yang dibuat untuk ke dalam benteng. Salah satu pintunya mengarah ke tempat yang diyakini pernah menjadi persembunyian Sultan Bone bernama Arung Palakka. Di sekitar situ ada pula makam Sultan Buton yang memerintah tahun 1788-1791.

Pintu lainnya yang sering dikunjungi turis adalah yang mengarah ke Masjid Agung Wolio atau Masjid Al Muqarrabin Syafyi Shaful Mumin. Di depan masjid terdapat tiang bendera yang usianya mencapai 300 ratus tahun.

Tak jauh dari masjid, berdirilah aula kesultanan dan sebuah bangunan semi tertutup yang menjadi tempat bagi Batu Popaua. Batu tersebut sangatlah penting di Buton karena dipakai dalam proses pelantikan sultan.

Bagi traveler yang berkunjung di siang hari, bisa sejenak berteduh di bangunan seperti bungalow di bagian benteng yang dekat masjid. Ada beberapa meriam terpasang di kanan dan kirinya. Pemandangan dari sana pun begitu indah karena posisinya memang di atas bukit.

Selain sebagai tempat tinggal, pemerintah Buton dan Bau-bau tentu saja menjaga Benteng Keraton Buton sebagai destinasi wisata yang bersejarah. Caranya dengan merawat beberapa situs peninggalan di dalamnya.

Ada banyak sejarah di dalam benteng ini. Sejarah dari Buton adalah negara sebelum Indonesia, tata cara kehidupan rajanya yang arif dan masih banyak lagi. Dari sini, sunsetnya juga terlihat bagus lho.

Wisata ke destinasi ini termasuk agenda yang menarik ketika liburan di Bau-bau. Ia terawat, kokoh, dan bersih lho!

(bnl/bnl)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Keajaiban Indonesia Tengah
Keajaiban Indonesia Tengah
14 Konten
Indonesia itu indah, baik bagian barat, timur dan tengahnya. Ini adalah liputan khusus detikTravel mengenai Keajaiban Indonesia Tengah. Menjelaskan tiap destinasi unik nan ajaib di Indonesia bagian tengah.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads