Namanya Benteng Keraton Buton, cuma 3 kilometer dari pusat Kota Bau-bau di Sulawesi Tenggara. Benteng tersebut tercatat sebagai benteng terbesar di dunia dalam Guinness Book of Record juga di dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).
Bagaimana gambarannya? detikTravel, Kamis (30/3/2017), telah menyusunnya dimulai dari sejarah hingga fakta-fakta unik yang melingkupinya:
1. Sejarah pembangunan benteng
Foto: Kurnia/detikTravel
|
Benteng Keraton Buton dibangun sekitar abad ke-16 oleh sultan ketiga dari Kesultanan Buton yang dulu menguasai daerah setempat. Lalu pembuat bentengnya sendiri adalah saat pemerintahan Labuke Sultan Gafurul Wadudu di tahun 1632.
Dia menghabiskan waktu selama 10 tahun untuk membangun benteng sebesar ini. Benteng dibuat mengelilingi area kesultanan, seakan membedakannya dari komplek rakyat biasa.
Saat benteng dibangun, musim kelaparan luar biasa dahsyat tapi tidak ada yang meninggal. Saat itu juga tidak ada orang yang kawin.
Usut punya usut, benteng yang kemudian disebut dengan nama Benteng Keraton Buton dibangun atas bantuan Belanda. Kala itu, Belanda memang membangun mitra yang baik dengan Kesultanan Buton karena wilayah perairan Buton adalah pintu masuk ke Maluku untuk mencari rempah-rempah.
2. Bahan bangunan penyusun benteng
Foto: (Afif/detikTravel)
|
Batu yang dipakai untuk membangun benteng adalah batu gunung. Namun ada pula batu yang berasal dari laut seperti karang di beberapa bagiannya.
Konon, batu-batu yang ada disusun dan direkatkan dengan kapur serta putih telur saja. Entah bagaimana bisa putih telur mencengkeram kuat batuan di benteng hingga bertahan ratusan tahun, belum ada penjelasan lebih lanjut.
3. Benteng sebagai tempat tinggal dan bertahan hidup
Foto: Kurnia/detikTravel
|
Mereka tinggal di dalam sini sebagai tempat perlindungan dari serangan bajak laut. Selain itu dari benteng inilah pihak kerajaan dapat melihat kapal-kapal apa saja yang melintas karena lokasinya di ketinggian.
Hingga kini terdapat 700 KK (Kepala Keluarga) yang masih tinggal di dalam Benteng Keraton Buton. Banyak bukan?
4. Benteng yang memiliki 12 pintu
Foto: (Afif/detikTravel)
|
Pintu lainnya yang sering dikunjungi turis adalah yang mengarah ke Masjid Agung Wolio atau Masjid Al Muqarrabin Syafyi Shaful Mumin. Di depan masjid terdapat tiang bendera yang usianya mencapai 300 ratus tahun.
Tak jauh dari masjid, berdirilah aula kesultanan dan sebuah bangunan semi tertutup yang menjadi tempat bagi Batu Popaua. Batu tersebut sangatlah penting di Buton karena dipakai dalam proses pelantikan sultan.
Bagi traveler yang berkunjung di siang hari, bisa sejenak berteduh di bangunan seperti bungalow di bagian benteng yang dekat masjid. Ada beberapa meriam terpasang di kanan dan kirinya. Pemandangan dari sana pun begitu indah karena posisinya memang di atas bukit.
5. Benteng sebagai penjaga warisan budaya
Foto: Kurnia/detikTravel
|
Ada banyak sejarah di dalam benteng ini. Sejarah dari Buton adalah negara sebelum Indonesia, tata cara kehidupan rajanya yang arif dan masih banyak lagi. Dari sini, sunsetnya juga terlihat bagus lho.
Wisata ke destinasi ini termasuk agenda yang menarik ketika liburan di Bau-bau. Ia terawat, kokoh, dan bersih lho!
Halaman 2 dari 6
Komentar Terbanyak
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Aturan Baru Bagasi, Presdir Lion Air Group: Demi Keselamatan