Rela Bangun Subuh Demi Wisata ke Pasar Terapung Ikonik di Banjarmasin

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Rela Bangun Subuh Demi Wisata ke Pasar Terapung Ikonik di Banjarmasin

Kurnia Yustiana - detikTravel
Jumat, 05 Mei 2017 08:55 WIB
Foto: Pasar terapung Lok Baintan di Banjarmasin (Kurnia/detikTravel)
Banjarmasin - Banjarmasin tak lepas dari pasar terapung yang ikonik. Rasanya sayang sekali kalau liburan ke Banjarmasin, tapi tak sempat mampir ke sana.

Kebanyakan pasar tradisional bertempat di daratan, namun tidak dengan Banjarmasin. Ada pasar tradisional yang bisa dibilang terapung karena lokasinya di sungai, di mana proses jual beli berlangsung di atas kapal klotok.

Ada beberapa pasar terapung Banjarmasin. Salah satu yang legendaris dan populer adalah pasar terapung Lok Baintan di Sungai Martapura. detikTravel berkunjung ke sana beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasar terapung Lok Baintan ini hanya beroperasi sejak sekitar pukul 06.00 hingga 08.00 WITA. Jadi mau tak mau, kalau tidak ingin ketinggalan momen belanja di pasar terapung Banjarmasin, ya traveler harus siap bangun subuh.

Rela Bangun Subuh Demi Wisata ke Pasar Terapung Ikonik di BanjarmasinFoto: (Kurnia/detikTravel)
detikTravel bersama rombongan dari Jakarta berangkat dari penginapan, yaitu Pop! Hotel Banjarmasin sekitar pukul 05.30 WITA, dan langsung menuju ke Soto Banjar Bang Amat karena memang kapal klotok sewaan berangkat dari sana. Satu kapal klotok bisa muat hingga 25 orang.

Kala matahari belum bersinar, para pemilik kapal sudah siap di perahunya menanti wisatawan tiba. Kami menaiki kapal klotok milik Badrudin. Ia mengatakan memang biasanya sejak subuh mulai banyak wisatawan berdatangan untuk naik kapal menuju pasar.

"Soalnya kalau kesiangan sudah bubar. Pasar jam 5.30 Wita sudah kumpul, jam 8.00 atau 8.30 Wita sudah bubar," ujar pria yang akrab disapa Ibad itu.

Ia pun membawa kapal klotok perlahan menuju Lok Baintan. Perjalanan memakan waktu sekitar 40 menit menyusuri Sungai Martapura. Mentari mulai bersinar cerah saat kami hampir tiba di pasar. Sepanjang perjalanan, pemandangannya adalah sungai yang tenang dan kehidupan masyarakat yang hidup di tepian.

Tak terasa kapal klotok telah tiba di pasar terapung Lok Baintan. Para pedagang tampak ramai pagi itu. Puluhan perahu didayung perlahan oleh pedagang yang menjajakan sayuran, buah, kue tradisional, mainan hingga topi purun khas Banjar.

Rela Bangun Subuh Demi Wisata ke Pasar Terapung Ikonik di BanjarmasinFoto: (Kurnia/detikTravel)
Ketika kapal klotok yang detikTravel naiki tiba, sejumlah pedagang segera mendekatkan perahunya untuk menawarkan dagangan. Seorang ibu yang berjualan jeruk bahkan memberikan tester untuk penumpang kapal.

"Jeruk Rp 50 ribu 1 keranjang, dapat keranjangnya. Jeruk manis bisa dibagi-bagi," ujar wanita itu.

Rela Bangun Subuh Demi Wisata ke Pasar Terapung Ikonik di BanjarmasinFoto: (Kurnia/detikTravel)
Rata-rata pedagang di sini adalah wanita, tapi ada beberapa pria juga yang ikut berjualan. Pengunjung bisa belanja asyik di sini sambil transaksi di atas kapal. Apalagi pedagangnya ramah-ramah.

Nah, kalau penasaran ingin menjajal naik perahu bareng dengan pedagang pun bisa. Sejumlah perahu memang hanya diduduki sendiri oleh pedagang jadi masih ada sisa satu spot di ujung kapal untuk pengunjung yang mau ikut.

Beberapa wisatawan pagi itu tampak asyik ikut mendayung dan berbincang bareng sang pedagang di atas kapal, juga sambil memilih barang dagangan yang dijajakan di perahu itu. Saya juga berkesempatan naik perahu bersama Helda.

Awalnya ia memberitahu cara naik perahunya agar tetap seimbang. Perahu mendekat ke kapal klotok dan saya turun perlahan ke atas perahu Helda dan langsung duduk bersila. Setelah aman, Helda mengajak saya berkeliling ke sekitar pasar sambil menawarkan dagangannya.

Rela Bangun Subuh Demi Wisata ke Pasar Terapung Ikonik di BanjarmasinFoto: (Kurnia/detikTravel)
Wanita ini menjual buah-buahan hingga topi tradisional Banjar. Saat itu saya tertarik membeli mangganya. Namun karena jarak kami agak jauh dan sulit memberikan uang, Helda pun memberitahu cara transaksi yang unik di atas perahu yaitu dengan meletakkan uang di ujung dayung yang basah agar menempel.

Usai berkeliling dengan Helda, ia mengantar saya kembali ke kapal klotok. Rombongan lainnya yang juga naik perahu bersama pedagang satu per satu sudah mulai kembali ke kapal. Waktu sudah mendekati pukul 08.00 Wita pagi, kami pun bersiap untuk pulang. Sungguh pengalaman tak terlupa berkunjung ke pasar terapung Lok Baintan. (krn/fay)

Hide Ads