Ribuan Warga etnis Tionghoa di Bagansiapiapi, Riau setiap tahunnya melakukan pemujaan terhadap Dewa Kie Ong Ya dan Dewa Tai Sun dengan membakar replika tongkang. Ritual tersebut bertujuan untuk mengenang para leluhur orang Tionghoa yang telah menemukan Bagansiapiapi dan sebagai wujud syukur kepada Dewa Ki Hu Ong Ya.
Dihimpun detikTravel, Kamis (10/8/2017), kisah ritual Bakar Tongkang ini berawal dari sekelompok orang bermarga Ang yang berasal dari Fujian, Tiongkok. Mereka berkeinginan untuk mengubah keberuntungan nasib di negeri orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ternyata, di dalam Kapal Tongkang tersebut ada patung Dewa Kie Ong Ya dan Dewa Tai Sun, yang dipercaya sudah menyelamatkan Kelompok Marga Ang. Mereka yakin mendapat pentunjuk dari kedua dewa itu, berupa cahaya api yang tampak dari jauh.
Ternyata setelah didekati cahaya tersebut berasal dari cahaya ribuan kunang-kunang. Akhirnya kelompok marga Ang yang berjumlah 18 orang tersebut memutuskan untuk menetap di pulau yang dipenuhi Kunang-Kunang Api tersebut, dan membakar kapal tongkang mereka. Tempat tersebut kemudian diberi nama dan kini dikenal dengan sebutan Bagansiapiapi.
![]() |
Dari situlah nama Bagansiapiapi berasal. Sekarang, untuk memeringati kejadian tersebut, para warga keturunan Tionghoa melaksanakan upacara Bakar Tongkang. Upacara diawali dengan mengarak tongkang dari Klenteng Ing Hock King.
Lokasi acara pembakaran tongkang berada di sekitar Jalan Perniagaan Ujung. Setibanya di lokasi pembakaran tongkang langsung diletakkan di atas tumpukkan kertas. Lalu beberapa panitia menaki kapal tersebut untuk memasang tiang layar yang diyakini sebagai petunjuk rezeki bagi warga Bagansiapiapi.
![]() |
![]() |
Setelah tiang layar terpasang, baru seluruh pejabat terkait dipersilahkan naik ke atas kapal beberapa menit sebelum kapal tersebut dibakar. Ribuan warga etnis Tionghoa pun tampak memadati lokasi pembakaran yang dipenuhi kepulan asap yang berasal dari hio yang mereka bawa.
Api mulai mulai menyala dan membakar badan tongkang. Tak butuh waktu lama hanya sekitar 15 menit api melumat habis seluruh badan tongkang. Saat tiang terakhir kapal terjatuh, itulah yang menentukan 'arah' rezeki para warga.
Jika tiang layar terakhir jatuh mengarah ke laut, maka rezeki satu tahun ke depan lebih banyak dihasilkan dari hasil laut. Acara Bakar Tongkang ditutup dengan teriakan 'Hoyaaa' dari para warga. Sangat unik! (wsw/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum