Semarang menawarkan banyak destinasi menarik untuk dikunjungi. Namun untuk soal akomodasi, hostel di Library Cafe John Dijkstra yang berada di Kota Lama Semarang bisa jadi salah satu pilihan.
Berlokasi sederetan dengan Spiegel Bar & Resto, hostel yang dikemas bersama kafe toko buku ini mungkin seringkali dilewatkan oleh traveler yang berwisata ke Kota Lama Semarang. detikTravel pun menemukannya secara kebetulan beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kebetulan saat itu kafe sedang cukup sepi, sekali pun saya datang pada momen liburan Natal saat itu. Saya pun sempat berkenalan dengan Dinda, salah satu pekerja di tempat itu.
Dijelaskan olehnya, kafe berkonsep perpustakaan dan hostel itu baru seumur jagung. Selain menjadi tempat membaca dan santai, Library Cafe John Dijkstra juga menjadi 'panggung' bagi sejumlah komunitas.
"Ini baru buka kurang lebih setahun lalu. Siapa saja dari komunitas juga boleh membuat acara di sini, gratis," ujar Dinda di lokasi beberapa waktu lalu.
Ditambahkan oleh Dinda, nama tempatnya pun diambil dari nama seorang romo atau pastor Belanda John Dijkstra yang dahulu ikut andil di Semarang untuk membela buruh tani dan orang kecil.
"John Dijkstra itu seorang romo yang membela rakyat kecil, dulu tempat kerjanya di sini," cerita Dinda.
![]() |
Selain menjadi kafe buku dan 'panggung' komunitas, Library Cafe John Dijkstra juga menyediakan hostel bagi para tamu maupun traveler. Harga menginap per malamnya pun sangat terjangkau.
"Kita ada hostel untuk tempat menginap komunitas atau tamu, per malamnya Rp 30 ribu," ujar Dinda.
Bahkan di kalangan hostel, tarif menginap Rp 30 ribu per malam merupakan harga yang luar biasa murah. Kamar hostel pun dapat ditemui di lantai tiga kafe atau tepatnya persis di bawah atap bangunan.
Walau tidak menginap, saya sempat diizinkan untuk melihat kamar hostel tersebut. Setelah naik tangga dan membuka pintu, tampak satu ruangan besar tanpa sekat dengan alas biru.
![]() |
Di sudut hostel dapat dijumpai beberapa kasur lipat sederhana yang nantinya bisa dipakai oleh traveler untuk tidur. Hadir juga sebuah TV kecil dengan stop kontak serta lemari kecil yang ditutup tirai. Pencahayaan pun cukup baik karena ada sejumlah jendela. Sedangkan toilet ada di lantai dua.
Hostel model ini tentunya cocok bagi traveler yang ingin bersosialisasi satu sama lain, tapi mungkin bukan pilihan yang baik jika ingin mencari privasi. Fakta lainnya, hostel ini tidak menyediakan breakfast. Namun soal WiFi, ada kok di sini.
Bagi traveler yang tertarik menginap di sini bisa lebih dulu melihat laman Instagramnya atau langsung datang ke lokasi. Inilah salah satu hidden gem di Kota Lama Semarang. (rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan