Museum ini berada di Jalan Sunan Muria, 33, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Didirikan oleh salah satu perusahaan makanan jenang di Kudus, Mubarokfood, di dalamnya terdapat gerai Mubarokfood untuk menambah daya pikat wisatawan yang hendak membeli jenang.
Muhammad Hilmy, Dirut PT Mubarok Food Cipta Delicia ditemui di Museum Jenang mengatakan, pihaknya memang mendirikan bangunan museum sebagai salah satu terobosan di dunia bisnis. Selain juga, sebagai bentuk syukur atas nikmat dan pengabdian para pelaku makanan jenang dari dulu sampai sekarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Keberadaan Museum Jenang sebagai bentuk penghormatan terhadap perjalanan panjang yang dilakoni pendahulunya. Tidak heran jika di bagian lain museum terdapat foto generasi pertama jenang perusahaanya, Mabruri-Alawiyah (1910-1940). Dilanjutkan foto generasi kedua, Shochib Mabruri-Istifaiyah (1940-1992), dan foto generasi ketiga Muhammad Hilmy-Nujumullaily (1992-sekarang).
Digambarkan pula melalui beberapa patung cara proses membuat jenang, perlengkapan yang digunakan dari masa ke masa, maupun jenis kemasan yang digunakan. Museum juga menonjolkan desain bangunan yang menarik karena menampilkan visualisasi pembuatan, penyajian, hingga pelestarian jenang.
Di antara desain bangunan yang menarik adalah dinding yang terbuat dari batok kelapa yang ditempelkan rapi, serta tembok pagar keliling yang dibuat dari batu bata merah bergaya kerajaan Jawa kuno dilengkapi dengan replika bangunan Menara Kudus di bagian tengahnya juga masjid dan kompleks makam Sunan Kudus.
![]() |
Pengunjung museum tidak sekadar disuguhi koleksi terkait sejarah dan lainnya yang terkait dengan jenang, ada juga koleksi lain yang menarik, seperti miniatur Menara Kudus, foto Bupati dari masa ke masa yang dipasang berjajar, rumah adat Kudus, hingga galeri batik. Juga ditampilkan potret Kudus di masa lalu, seperti Stasiun Kereta Api Tahun 1936, Gedung Teater era 1929, Kantor Polisi pada tahun 1928, Alun-alun Kudus Tahun 1926, dan Omah Kapal saat masih utuh. Omah Kapal yakni sebuah bangunan untuk mengenang perjalanan haji pengusaha kaya Kudus waktu itu, H. Nitisemito.
Barang-barang UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) ada juga dan dipasarkan di outlet khusus seperti batik khas Kudus, produk bordir Kudus, dan lainnya. Biasanya hal itu juga diburu pengunjung, terutama para wisatawan yang baru selesai atau akan berziarah ke makam Sunan Muria dan Sunan Kudus.
![]() |
"Rata-rata para pengunjung adalah peziarah makam Walisongo yang menyempatkan mampir ke Museum Jenang. Kami sering kewalahan. Kami batasi jumlah pengunjung setiap masuk hanya 50 orang. Ganti lagi nanti 50 orang lain. Kalau pas jumlah peziarah banyak. Kerap kewalahan. Masuknya pun gratis," terangnya.
Jika traveler ingin ke sana pakai kendaraan pribadi, dari Alun-alun Simpang Tujuh Kudus silakan ke utara hanya sekitar 500 meter. Sedangkan, bila pakai transportasi umum dari Terminal Kudus, jaraknya sekitar 5 kilometer. Traveler bisa naik angkutan dari Terminal Kudus ke arah Colo-Muria dengan ongkos sekitar Rp 8 ribu-Rp 10 ribu.
Secuil info, Jenang Kudus adalah makanan khas dan asli dari Kudus. Camilan ini terbuat dari bahan dasar tepung beras, garam, dan santan. Rasanya manis dan kenyal saat digigit. (msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!