Warga Desa Sapit, Kecamatan Suwela, Kabupaten Lombok Timur, NTB sudah lama sering menemukan artefak di desa mereka dari masa megalitikum sampai bahan besi dan perunggu. Benda-benda ini terus mereka kumpulkan sampai sekarang.
"Benda dari perunggu masih ada tersimpan rapi. Ada juga batu jenis menhir, punden, dolmen, manik-manik batu, sarkofagus dan arca perunggu kasar," terang Jannatan (32) kepada detikTravel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ritual Bebubus Batu dipimpin oleh pemangku adat. Warga membawa dulang nare atau wadah kayu yang dihiasi beberapa jenis makanan serta 2 pasang ayam. Ritual Bebubus Batu dilakukan dua kali dalam setahun yaitu saat musim tanam supaya panen melimpah. Yang kedua usai musim panen yang dinamakan ritual Pembadaq Pengkaya atau upacara melaporkan hasil panen kepada Tuhan sebagai rasa syukur.
"Ritul adat Bebubus Batu dilakukan oleh warga Dusun Batu Pandang, Desa Sapit, sejak lima ratusan tahun silam," ujarnya, Jumat (28/9/2018).
![]() |
Lokasinya ada tengah sawah, dan satu lagi di Batu Pajeng alias Batu Payung, karena bentuknya seperti payung. Batu ini sebenarnya dolmen pada zaman megalitikum untuk tempat penguburan mayat. Itu sebabnya warga desa memiliki kedekatan dengan artefak bebatuan yang kini ditemukan.
Sisi menarik lainnya adalah, artefak kuno megalitikum ini diduga dari sisa letusan Gunung Samalas. Ada juga pengaruh peradaban Suku Sasak, Kerajaan Selaparang, Kerajaan Hindu Karangasem Bali, pengaruh Boda dari Lombok bagian utara dan Islam.
![]() |
Bukan hanya itu, situs sejarah seperti bangunan kuno seperti Masjid Kuno Langgar Pusaka yang ada di Desa Sapit dibangun pada abad ke-13. Ada juga 3 buah Al Quran tulis tangan, 2 buah materi khutbah yang ditulis dengan bahan daun lontar, 6 buah tombak yang pada masa Wetu Telu dijadikan sebagai tongkat khutbah.
"Sapit adalah tempat pengungsian kerabat Raja Pamatan waktu meletusnya Gunung Samalas, kalau kita lihat dari penggalan dalam Babad Lombok," kata Jan.
BACA JUGA: Warga Lombok Timur Temukan Benda Antik Zaman Megalitikum
Gunung Samalas disebut juga sebagai Gunung Rinjani Purba. Ini adalah salah satu super vulcano di Indonesia yang letusannya menyebabkan banjir, gempa, batu gemuruh dan menghancurkan peradaban. Sisa kerabat raja dan rakyat yang selamat, akhirnya menjadi desa-desa adat di Lombok hari ini.
Dari hasil penelitian ahli gunung berapi dunia mencatat bahwa Gunung Samalas meletus pada tahun 1257. Salah satu sumber yang dijadikan rujukan dari Babad Lombok yang ditulis di daun lontar. Letusan Samalas berdampak luas hingga memicu kelaparan dan kematian massal di Eropa pada 1258, setahun setelah meletusnya Gunung Samalas.
Tonton juga 'Wah, Seru Juga Menikmati Pemandangan Air Gili Sudak Menggunakan Kayak':
(krn/krn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!