Destinasi wisata ini lahir dari inspirasi keberadaan Tugu Belanda Kuno Anno bertuliskan tahun 1898 Masehi yang berada di lokasi tersebut.
"Berawal dari pembangunan tempat peristirahatan pribadi sekitar tahun 2014 lalu, kita menemukan sebuah tugu buatan zaman Belanda Anno 1989 yang ditemukan telah rusak, lalu kita rekondisi dan pada akhirnya berkembang menjadi tempat wisata yang layak dikunjungi," ujar Owner Hidden Valley Hill Purwakarta, Hendry Chandrawinata pada detikTravel, Sabtu (27/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terinspirasi dari Tugu Belanda Kuno yang ditemukan di lokasi (Dian/detikTravel) |
"Jadi jika anak-anak bermain ke lokasi ini, bisa sambil mendengarkan cerita tentang kerjaaan yang ditulis di tujuh pilar yang di bangun, kita juga lagi menyusun buku cerita sejarahnya," ucapnya menambahkan.
Menurutnya, sejumlah fasilitas sudah tersedia di tempat wisata tersebut, sebagian masih dalam proses konstruksi.
"Mulai dari resort, meeting room, outdoor event dan kolam renang sudah bisa digunakan. Semua fasilitas tersebut dengan tarif yang relatif terjangkau. Bulan-bulan ini kita juga sedang promo. Pada waktu-waktu tertentu, jika anda berada di tempat ini, Anda seperti berada di atas awan," tuturnya.
Lokasinya serasa di atas awan (Dian/detikTravel) |
Selain Hidden Valley Hills di wilayah Kecamatan Sukatani. Ada juga Kawasan Wisata Cikao Park dan Danau Djuanda di Kecamatan Jatiluhur, Giri Tirta Kahuripan di Kecamatan Wanayasa hingga penginapan ekstrim berupa hotel gantung yang berada di Gunung Parang di Kecamatan Tegalwaru.
Topografi Purwakarta yang berupa perbukitan memang membuatnya memiliki view alam terbuka yang menyegarkan. Buat kamu yang sudah bosan liburan di kota lain, Purwakarta bisa jadi alternatifnya. Ditambah lagi dengan dukungan berbagai macam akomodasi di kota tersebut yang membuat liburanmu kian nyaman.
(rdy/rdy)












































Terinspirasi dari Tugu Belanda Kuno yang ditemukan di lokasi (Dian/detikTravel)
Lokasinya serasa di atas awan (Dian/detikTravel)
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Takut Bayar Royalti, PO Haryanto Ikut Larang Kru Putar Lagu di Bus