Gua Maria Fatima, Wisata Religi Umat Kristiani di Ponorogo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Gua Maria Fatima, Wisata Religi Umat Kristiani di Ponorogo

Charolin Pebrianti - detikTravel
Selasa, 25 Des 2018 15:50 WIB
Gua Maria Fatima di Ponorogo (Charolin Pebrianti/detikTravel)
Ponorogo - Liburan Natal, ada destinasi wisata religi yang wajib dikunjungi umat Nasrani di Ponorogo. Namanya Gua Maria Fatima Sendang Waluyo Jatiningsih.

Terletak di Desa Klepu, Kecamatan Sooko, Ponorogo. Gua satu ini memiliki keunikan tersendiri. Selain karena adanya patung Maria Fatima setinggi 5 meter, letak gua ini berada di lereng Gunung Wilis sama dengan Gua Pohsarang, Kediri.

Hanya saja berada di sisi sebelah barat, sedangkan Pohsarang berada di sebelah timur lereng gunung. Selain itu ada sumber air pegunungan yang terus menerus mengalir yang dipercaya memiliki khasiat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berjarak 32 kilometer dari pusat kota ke arah timur, Gua Maria Fatima ini setiap hari dibuka untuk umum. Setiap pengunjung diperbolehkan mengunjungi tempat ini secara gratis. Gua ini diklaim sebagai tempat ibadah terluas kedua setelah Pohsarang, Kediri.

"Ini tempat ibadah jadi tidak ada tiket, tapi kalau mau memberi ada kotak persembahan," tutur Sekretaris DPP Gereja Sakramen Mahakudus, Albertus Agung Santoso kepada detikTravel, baru-baru ini.

Gua Maria Fatima (Charolin/detikTravel)


Memiliki luas 3.000 meter, Gua Maria ini mampu menampung 3 ribu umat yang ingin beribadah. Kawasan ini memiliki luasan lahan yang dibangun secara apik.

Pantauan detikTravel, akses jalan menuju gua dari pusat kota sudah bagus. Banyak penunjuk jalan yang sengaja dipasang warga untuk memudahkan wisatawan.

"Kami memang sengaja memasang penunjuk jalan serta memperbaiki akses supaya wisatawan bisa dengan mudah menemukan Gua Maria," imbuh dia.

Dibuka sejak tahun 1988, bangunan Gua Maria Fatima ini hasil dari swadaya jemaat gereja. Bahkan sampai akses jalan bebatuan dari tempat parkir hingga ke lokasi merupakan swadaya masyarakat desa mengumpulkan bebatuan.

Ornamen kisah Yesus (Charolin/detikTravel)

Selain itu, masyarakat juga bergotong royong membangun Gua Maria hingga bagus seperti sekarang. Plaza sebagai tempat beribadah pun nampak sudah tertata rapi. Tempatnya luas, asri dan sejuk khas pegunungan. Bangunannya pun hasil dari swadaya jemaat.

"Tahun 2001 dibangun besar-besaran ada donatur dari umat, warga sini yang gotong royong," terang dia.

Di dalam area wisata terdapat tempat parkir, toilet, aula, 14 perhentian penjelasan tentang kisah Yesus serta sumber air jernih khas pegunungan.

Airnya pun sering dimanfaatkan warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan saat musim kemarau panjang yang melanda Ponorogo, sumber ini tetap mengeluarkan air.

"Selama musim kemarau, warga mengambil air dengan menggunakan galon. Sehari bisa 50-an galon," imbuh dia.

Warga sedang mengambil air (Charolin/detikTravel)

Air ini pun dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Sebab, airnya berasal dari sumber alami. Tak sedikit para jemaat juga membawa air dari Gua Maria untuk penyembuhan.

Wisatawan paling ramai bulan Mei dan Oktober karena bersamaan dengan ibadah misa. Mereka berasal dari keuskupan Surabaya, Malang, Jawa Barat dan lain-lain.

"Saya harap dengan adanya Gua Maria bisa membantu pengembangan ekonomi warga, tidak hanya warga katolik saja," pungkas dia. (wsw/aff)

Hide Ads