Jika traveler liburan ke Bitung, Sulawesi Utara jangan cuma menyelami keindahan bawah laut Selat Lembeh saja. Selami juga wisata sejarah di kota ini yang tak kalah menariknya. Salah satunya soal Tanjung Merah, desa tertua di Bitung.
Pekan lalu, detikTravel bersama rombongan media dari Jakarta diajak berkunjung ke desa ini oleh Dinas Pariwisata Kota Bitung. Setiba di kawasan Pantai Tanjung Merah, kami sudah disambut oleh Bobby M Rumawung, Lurah Tanjung Merah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu dulu, ini dorang kasih nama Tanjung Dak artinya Tanjung Berdarah atau Tanah Berdarah. Di zaman Portugis, ini tempat perkelahian (pertempuran). Kalau dilihat dari laut, tanjungnya sampai berwarna merah. Banyak yang mati di laut ini," kisah Bobby kepada detikTravel, Senin (18/2/2019) pekan lalu.
![]() |
"Kapal-kapal (Portugis) mau masuk, tapi dihalangi oleh Tua-tua Kampung sini. Jadilah pertempuran lawan pendatang Portugis. Berkelahi pakai senjata, tombak. Lautan sampai berdarah," jelas pria yang baru 2 tahun menjabat jadi Lurah Tanjung Merah.
Dari situlah nama Tanjung Merah disematkan untuk daerah ini. Kini, lokasi pantai dimana pertempuran antara Portugis dan masyarakat itu terjadi, berubah menjadi destinasi wisata bagi warga lokal.
Saat detikTravel berkunjung ke sini, tampak beberapa orang pengunjung dan anak-anak bermain ayunan di kawasan pantai. Mereka datang naik mobil bersama dengan orang tuanya. Menurut Bobby, pantai ini paling ramai kalau akhir pekan atau saat hari libur.
![]() |
Di depan pantai ini, terpampang perairan Selat Lembeh yang teduh dan cenderung tidak berombak. Warna air lautnya biru jernih, sungguh memanjakan setiap mata yang melihatnya.
![]() |
BACA JUGA: Bitung: Dari Perikanan, Kini Beralih ke Pariwisata
Suasananya juga sangat tanang dan sepi, cocok buat relaksasi. Traveler bisa juga berkunjung ke pantai ini buat refreshing pikiran yang suntuk.
Tidak ada biaya masuk yang ditetapkan ke pantai ini alias masih gratis. Namun kekurangannya, jalan masuk menuju ke pantai ini masih belum teraspal dengan baik.
Perjalanan terpaksa harus dilanjutkan dengan jalan kaki menuju ke areal pantai. Tapi itu tidak mengurangi keeksotisan pantai berpasir hitam ini. (rdy/aff)
Komentar Terbanyak
Buntut Insiden Pembakaran Turis Malaysia, Thailand Ketar-ketir
Pesona Patung Rp 53 Miliar di Baubau, Sulawesi Tenggara Ini Faktanya!
Profil PT KWE yang Disebut-sebut Mau Bikin 600 Vila di Pulau Padar