Beberapa waktu lalu detikcom bersama Kemenpar berkunjung ke Manado, Sulawesi Utara. Kami pun berkunjung ke Desa Woloan, di Kabupaten Tomohon, desa yang dikenal sebagai pusat pembuatan rumah panggung Manado.
Desa Woloan berada di Kecamatan Tomohon Barat, tepatnya sekitar 1 jam perjalanan dari pusat Kota Manado. Sebagian besar profesi warga ini adalah sebagai tukang atau pengrajin rumah panggung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rumah panggung ini terbuat dari kayu besi yang didatangkan dari Gorontalo. Nantinya kayu-kayu ini kita bangun menjadi rumah panggung sesuai permintaan dari konsumen," ungkap Hendri.
"Harganya bervariasi, kalau yang rumah 1 kamar harganya Rp 80 juta. Sedangkan yang paling mahal adalah yang memiliki 5 kamar yaitu Rp 400 juta. Begitu juga lama pembangunan rumahnya. Jika rumahnya kecil hanya butuh waktu 1 bulan, jika besar butuh waktu 3 bulan," jelasnya.
Uniknya, pembelian rumah panggung Manado seperti pembelian mainan bongkar pasang. Rumah yang dipilih pembeli nantinya akan dibongkar dan diantar ke rumah si konsumen.
"Kan di sini banyak rumah yang telah jadi. Nanti mereka akan datang dan melihat-lihat. Jika ada yang pas, nanti rumah itu kita bongkar dan kita antar ke rumahnya," tambahnya.
Hendri pun mengutarakan bahwa yang memesan rumah panggung tak hanya orang Manado dan sekitarnya saja. Ada juga pembeli yang berasal dari luar Manado.
"Kita juga punya pembeli dari luar Manado. Kami pernah mengantarkan rumah ke Jakarta dan Bogor. Nanti kita juga akan mengantarkan rumah ke Bali," katanya lagi.
Untuk pengantaran ke luar Jawa, Hendri menjelaskan bahwa rumah nantinya akan dibongkar dan dibawa dengan kapal. Sedangkan tukang nanti akan terbang dengan pesawat.
"Bagi konsumen yang berasal dari luar Manado, rumahnya kita kirim dengan kapal. Rumah kita bongkar dahulu, baru setelah itu dikirim dengan kapal. Sedangkan tukangnya naik pesawat. Semua biaya itu ditanggung oleh pembeli," ungkapnya.
"Biasanya orang Manado beli rumah panggung ini untuk ditempati. Sedangkan pembeli dari luar, biasanya menjadikannya villa atau penginapan," tambahnya.
Di Desa Woloan, traveler bisa melihat bagaimana tukang-tukang membangun rumah. Mulai dari memilah kayu, menjemur kayu, pemotongan, hingga pembangunan rumah dilakukan di desa ini.
Beragam tipe rumah yang telah dibangun terpajang dengan megah di pinggir jalan. Bagi rumah yang telah selesai, nantinya akan ada tulisan 'Dijual' di depannya, lengkap dengan kontak orang yang bisa dihubungi.
(rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia