Kemping Mewah di Destinasi Super Prioritas Borobudur

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kemping Mewah di Destinasi Super Prioritas Borobudur

Rinto Heksantoro - detikTravel
Kamis, 22 Agu 2019 22:15 WIB
Foto: (Rinto Heksantoro/detikcom)
Purworejo - Borobudur masuk dalam 4 Destinasi Super Prioritas. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membuat nomadic tourism berupa glamping di zona otoritas.

Presiden Jokowi telah menetapkan 4 Destinasi Super Prioritas antara lain Danau Toba, Borobudur, Mandalika dan Labuan Bajo. Untuk mendukung pengembangan pariwisata super prioritas tersebut, saat ini pihak terkait tengah membuat Integrated Tourism Masterplan.

Program tersebut akan dicapai melalui 4 komponen antara lain meningkatkan kapasitas kelembagaan untuk memfasilitasi pengembangan pariwisata terpadu dan berkelanjutan, meningkatkan kualitas jalan dan akses pelayanan dasar, mendorong partisipasi lokal dalam perekonomian sektor pariwisata, serta meningkatkan lingkungan yang kondusif untuk masuknya investasi swasta dan usaha ke bidang pariwisata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahun 2020, dana sekitar Rp 6,4 Triliun juga disiapkan oleh pemerintah untuk pengembangan 4 destinasi super prioritas tersebut. Nah, Borobudur melalui PUPR dapat sekitar Rp1,5 Triliun. Tahun sebelumnya Borobudur hanya dapat Rp 300 miliar, artinya untuk pariwisata meningkat 5 kali lipat. Terus kita punya target kunjungan 2 juta wisman untuk DIY-Jateng sampai tahun 2019 ini," papar Menteri Pariwisata Arief Yahya saat meninjau Glamping De Loano, Kamis (22/8/2019).
(Rinto Heksantoro/detikcom)(Rinto Heksantoro/detikcom)
Kemegahan Borobudur nan menjulang di perbukitan Menoreh tak pernah usang tergerus zaman. Candi ini merupakan candi Buddha terbesar di dunia dan ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO serta diyakini merupakan peninggalan kerajaan Dinasti Sailendra masa pemerintahan Raja Samaratungga dari Kerajaan Mataram Kuno dan selesai dibangun pada abad ke-8.

Untuk menggaet para wisatawan dari segala penjuru dunia, Badan Otorita Borobudur (BOB) meluncurkan nomadic tourism yakni Glamping De Loano di Desa Sedayu, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo sebagai pengembangan kawasan otoritatif Borobudur. Kemping mewah ini berada 12 kilometer dari Candi Borobudur dan 35 kilometer dari bandara NYIA, Yogyakarta.

Untuk terus meningkatkan angka kunjungan wisatawan di daerah DIY-Jateng khususnya destinasi wisata Glamping De Loano, BOB rencananya akan membangun beberapa amenitas di area otorita yang memiliki luas 309 hektare itu.

(Rinto Heksantoro/detikcom)(Rinto Heksantoro/detikcom)
"BOB terus berbenah mengembangkan kawasan otoritatif menjadi kawasan pariwisata terpadu seperti Nusa Dua Bali sehingga ke depan akan ada multiplayer efek positif bagi kawasan di sekitarnya. Tahap ini, BOB telah mengembangkan Laboratorium Nomadic Tourism atau Glamping De Loano," lanjutnya.

Glamping atau Glamorous Camping yang oleh BOB dikembangkan di area Borobudur High Land ini membuat para wisatawan tak perlu repot menyiapkan peralatan memasak sendiri atau bingung saat akan ke kamar mandi. Dalam glamping, segala kemewahan penginapan ditemukan tanpa kehilangan sensasi berkemah.

Karena tidak seperti tenda biasa, tarifnya pun tak jauh beda seperti sewa hotel yakni berkisar Rp 350.000 per orang dalam semalam. Harga tersebut sudah termasuk makan 2 kali, snack sembari menikmati minuman.
(Rinto Heksantoro/detikcom)(Rinto Heksantoro/detikcom)
Untuk tenda sendiri memiliki kapasitas 6 orang dengan fasilitas tempat tidur, meja, listrik dan lain-lain. Selain tenda untuk beristirahat, di area ini juga tersedia fasilitas lain seperti musala, toilet, restoran, ruang meeting, arena hiburan anak, hingga panggung pertunjukan.

Udara sejuk nan membius, suasana tenang damai dan panorama sekitar yang memanjakan mata seolah membawa pengunjung untuk singgah di cuilan surga yang terhampar di tengah hutan.

Sementara itu, Direktur Utama BOB, Indah Juanita yang ikut mendampingi Menpar Arief Yahya menambahkan bahwa dalam nomadic tourism sebagai daya dukung Borobudur juga tengah dikembangkan atraksi baru.

"Saat ini kita kembangkan atraksi baru yaitu Tree House, Amphitheater, Homepod, dan Green House. Diharapkan juga BOB bisa menjadi pendongkrak kesejahteraan masyarakat sekitar dengan tetap memperhatikan harmonisasi social culture setempat," ucapnya.
(Rinto Heksantoro/detikcom)(Rinto Heksantoro/detikcom)
Tidak hanya amenitas wisata yang dikembangkan di kawasan otorita, namun BOB juga menawarkan paket wisata lain yakni petualangan off road yang memacu adrenalin. Dengan harga paket antara Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta pengunjung akan diajak membelah hutan pinus di atas perbukitan menoreh menggunakan mobil jeep.

Pengunjung bisa langsung menghajar lintasan sejauh sekitar 10 km dengan waktu tempuh hampir 5 jam sekaligus menikmati alam sekitar. Berangkat dari area camping, off roader akan langsung melibas jalur tanjakan maupun turunan ekstrim, tikungan tajam, masuk ke sungai hingga menikmati sunset di puncak Gunung Kunir.

Dalam mengembangkan kepariwisataan di kawasan otoritatif dan koordinatif, BOB menerapkan jurus dari Menteri Pariwisata yakni budaya kerja win way. Hal tersebut dijadikan senjata untuk memenangkan persaingan dengan solid, speed dan smart.

Jika ingin menikmati keindahan glamping, kita bisa langsung meluncur menuju hutan pinus tersebut dari pusat kota Purworejo menggunakan kendaraan pribadi ke arah timur laut dengan jarak sekitar 25 km. Selama perjalanan kita juga bisa menikmati jalan yang berkelok-kelok dengan tebing-tebing indah di sebelah kanan dan kiri. Hijaunya pepohonan membuat suasana semakin sejuk.
(Rinto Heksantoro/detikcom)(Rinto Heksantoro/detikcom)



(rdy/fay)

Hide Ads