Setelah dilangsungkan selama dua hari dari Jumat (20/9) kemarin, acara Oceanik Folk Festival Jakarta pun memasuki hari terakhir, Minggu (22/9/2019). Berbeda dengan sebelumnya, atraksi penutupan hari ini pun khusus dilangsungkan di Pulau Gusung Patrick yang berjarak sekitar satu jam perjalanan dari Pulau Tidung.
Tiba di pulau sekitar pukul 09.30 WIB, sejumlah seniman hari sebelumnya yang terdiri dari penampil akustik turut diajak untuk tampil di Pulau Gusung Patrick. Mulai dari Orkes Tanjidor Betawi, grup musik Supa Kalula dan lainnya unjuk kebolehan memainkan permainan musik meseka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Untuk informasi, Pulau Gusung Patrick merupakan pulau pasir tak berpenghuni yang hanya muncul ke permukaan saat air surut. Durasinya pun hanya sebentar saja. Hanya bagi music director Frankie Raden yang menjadi ide di balik Oceanik Folk Festival Jakarta, itu menjadi tantangan.
"Saya pikir hari ketiga saya bawa mereka ke sini, dan saya pikir buat mereka juga ada sesuatu yang beda. Ini juga sangat challenging karena cuma dua jam. Ini juga gak pakai listrik, akustik semua," ujar Frankie.
Dijelaskan oleh Frankie, ide pemilihan tempat ini berawal dari Kasudinparbud Kepulauan Seribu, Cucu Ahmad Kurnia. Lokasi Pulau Gusung Patrick juga sangat sejalan dengan tema besar festival. Agar lebih ramai, juga ada lomba body painting hingga instalasi layang-layang.
"Kebetulan ini kan folk festival, banyak elemen akustik kayak tanjidor. Visual seperti body painting. Layangan buat ornamen vertikal," ujar Frankie.
![]() |
Lebih lanjut, Frankie melakukan ini dalam upayanya untuk membantu mempromosikan Kepulauan Seribu di kancah internasional.
"Pada dasarnya kita mau promosi Pulau Seribu. Saya pikir ini perlu buat teaser kuta tahun depan. Target kita kan turis mancanegara," tutup Frankie.
Acara penutupan pun berlangsung sekitar dua jam saja sebelum Pulau Gusung Patrick kembali tertutup air laut. Sisanya adalah pengumuman hasil pemenang lomba yang telah lalu.
(rdy/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum