Taman Nasional Lorentz berlokasi di Papua dan disebut terluas di Asia Tenggara. Berdasarkan situs World Heritage UNESCO, Taman Nasional Lorentz merupakan satu-satunya kawasan lindung di dunia yang menggabungkan transek ekologis berkelanjutan dari puncak gunung berselimut salju ke lingkungan laut tropis, termasuk lahan basah dataran rendah yang luas.
Berikut seputar Taman Nasional Lorentz:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Nama Berasal dari Orang Belanda
Nama Taman Nasional Lorentz diambil dari seorang Penjelajah asal Belanda, Hendrikus Albertus Lorentz. Hendrikus melewati daerah tersebut pada tahun 1909 yang merupakan ekspedisinya yang ke-10 di taman nasional itu.
2. Satwa di Taman Nasional Lorentz
Satwa di Taman Nasional Lorentz seperti Cendrawaasih. Ada juga jenis burung yang menjadi ciri khas taman nasional ini yakni dua jenis kasuari, megapoda, merpati, kakatua, Burung Udang, Burung Madu, dan 20 jenis endemik di antaranya Cendrawasih Ekor Panjang (Paradigalla caruneulata) dan Puyuh Salju (Anurophasis monorthonyx).
Satwa mamalia tercatat antara lain Babi Duri Moncong Panjang (Zaglossus bruijnii), Babi Duri Moncong Pendek (Tachyglossus aculeatus), 4 jenis Kuskus, Walabi, Kucing Hutan, dan Kanguru pohon.
3. Flora
Jenis-jenis flora atau tumbuhan di Taman Nasional Lorentz (https://www.detik.com/tag/taman-nasional) antara lain Nipah (Nypa fruticans), Bakau (Rhizophora apiculata), Pandanus julianettii, Colocasia esculenta, Avicennia marina, Podocarpus pilgeri, dan Nauclea coadunata.
4. Keanekaragaman Hayati di Asia Pasifik
Lorentz National Park merupakan perwakilan dari ekosistem terlengkap untuk keanekaragaman hayati di Asia Pasifik. Kawasan ini juga merupakan salah satu di antara 3 kawasan di dunia yang mempunyai gletser di daerah tropis.
Membentang dari puncak gunung yang diselimuti Salju (5.030 meter dpl), hingga membujur ke perairan pesisir pantai dengan hutan bakau dan batas tepi perairan Laut Arafura. Dalam bentangan ini, terdapat spektrum ekologis menakjubkan dari kawasan vegetasi alpin, sub-alpin, montana, sub-montana, dataran rendah, dan lahan basah.
Selain memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, terdapat pula beberapa kekhasan dan keunikan adanya gletser di Puncak Jaya dan sungai yang menghilang beberapa kilometer ke dalam tanah di Lembah Baliem.
Sebanyak 34 tipe vegetasi di antaranya hutan rawa, hutan tepi sungai, hutan sagu, hutan gambut, pantai pasir karang, hutan hujan lahan datar/lereng, hutan hujan pada bukit, hutan kerangas, hutan pegunungan, padang rumput, dan lumut kerak.
Baca juga: Kisah Batu Pengabul Doa di Papua |
5. Keanekaragaman Budaya Mengagumkan
Taman Nasional Lorentz ditunjang keanekaragaman budaya yang mengagumkan. Diperkirakan kebudayaan tersebut berumur 30 ribu tahun dan merupakan tempat kediaman Suku Nduga, Dani Barat, Suku Amungme, Suku Sempan, dan Suku Asmat.
Kemungkinan masih ada lagi masyarakat yang hidup terpencil di hutan belantara ini yang belum mengadakan hubungan dengan manusia modern. Suku Asmat terkenal dengan keterampilan pahatan patungnya. Menurut kepercayaannya, suku tersebut identik dengan hutan atau pohon.
Batang pohon dilambangkan sebagai tubuh manusia, dahan-dahannya sebagai lengan, dan buahnya sebagai kepala manusia. Pohon dianggap sebagai tempat hidup para arwah nenek moyang mereka. Sistem masyarakat Asmat yang menghormati pohon, ternyata berlaku juga untuk sungai, gunung, dan lain-lain.
6. Akses ke Taman Nasional Lorentz
Akses ke Taman Nasional Lorentz yakni dari Kota Timika ke bagian utara kawasan menggunakan penerbangan perintis dan ke bagian selatan menggunakan kapal laut melalui Pelabuhan Sawa Erma. Kemudian dilanjutkan dengan jalan setapak ke beberapa lokasi.
Dari kota Wamena ke bagian selatan kawasan menggunakan kendaraan mobil menuju Danau Habema. Lalu jalan kaki menuju Puncak Trikora.
Ayo liburan ke Taman Nasional Lorentz!
(nwy/erd)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!