Masjid Istiqlal, Doa Friedrich Silaban & Kisah di Baliknya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Masjid Istiqlal, Doa Friedrich Silaban & Kisah di Baliknya

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Sabtu, 02 Mei 2020 04:01 WIB
Persiapan Renovasi Besar Masjid Itiqlal
Masjid Istiqlal (Isfari Hikmat/detikcom)

Doa Friedrich Silaban

Dijelaskan oleh Ira, Silaban sempat galau ketika mengikutkan rancangan desainnya untuk sayembara tersebut. Walau agama perancang tak jadi masalah kala itu, identitas Silaban yang beraga Kristen sempat membuatnya ragu.

"Silaban sempat galau sebagai nasrani yang taat. Dia berdoa tiap malam, ternyata menang juara 1. Ketika diumumkan, Pak Sukarno bilang by the grace of God. Doanya dipajang di Istiqlal," ujar Ira.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah petugas tampak memanjat kubah Masjid Istiqlal, Jakarta. Aksi itu dilakukan para petugas untuk melakukan perawatan kubah masjid tersebut.Kubah Masjid Istiqlal, Jakarta (Rifkianto Nugroho/detikcom)

Menurut situs berita sejarah Historia, nama karya yang diikutkan oleh Silaban diketahui bernama Ketuhanan. Kegalauan Silaban itu juga sempat diucapkan oleh sang anak ketiga, Poltak Silaban.

"Tuhan, kalau di mata-Mu saya salah merancang masjid, maka jatuhkanlah saya, buatlah saya sakit supaya saya gagal. Tapi jika di mata-Mu saya benar, maka menangkanlah saya," ujar Poltak menirukan doa ayahnya kala itu.

ADVERTISEMENT

Terlepas dari perbedaan prinsip, nyatanya nasib punya jalan lain untuk Silaban. Kemenangannya menjadi jalan baginya untuk berkarya bagi umat Islam, yakni melalui rancangan Masjid Istiqlal.

Kala itu Silaban diketahui tinggal di Bogor. Ia pun konsisten mengawasi proyek besar yang memakan waktu hingga 17 tahun lamanya itu.

"Tiap pagi jam 7 sudah di proyek dari Bogor, selama belasan tahun seperti itu. Silaban meninggal beberapa tahun setelah masjid itu berdiri," ujar Ira.

Ditambahkan oleh Ira, doa dari Silaban kala itu ternyata sempat terpajang di ruang tamu Masjid Istiqlal. Ira yang sering membawa tamu kerap mendapati foto doa tersebut dalam tiap kunjungannya dahulu.

Baca juga: Tiga Batak di Balik Pembangunan Masjid Istiqlal

"Dulu ada di ruang tamu. Terakhir lihat tahun 2010. Sekarang sudah tak ada lagi," tutur Ira.

Sebagai simbol toleransi, Masjid Istiqlal memang kerap disambangi oleh wisatawan hingga kepala negara sekelas Presiden Obama. Di bulan Ramadhan, masjid ini juga kerap disambangi para peziarah muslim serta menjadi salah satu tempat populer untuk berbuka puasa lintas agama.

Hanya saja, semua kegiatan itu harus terhenti sejenak di tengah pandemi COVID-19. Sekiranya kita sama-sama berdoa dan mengikuti imbauan pemerintah untuk menekan kurva positif penderita corona. Semoga kondisi lekas membaik dan kembali seperti sedia kala.


(rdy/ddn)

Hide Ads