Ada cerita mitos yang cukup menakutkan di Hutan Pasarean Ciamis. Konon, jika ada yang mengambil pohon di hutan itu bakal didatangi sosok 'maung' (harimau).
Sosok Maung itu akan meminta pohon yang diambil untuk dikembalikan. Bila tidak bisa saja orang tersebut terkena musibah.
Hutan Pasarean Handap (bawah) ini berada di Desa Nagarapageuh, Kecamatan Panawangan. Di tempat ini juga merupakan makam salah satu tokoh di daerah tersebut yakni Pangeran Undakan Kalangan Sari. Kini kawasan tersebut sudah ditetapkan sebagai hutan lindung dan Situs Cagar Budaya.
Di lokasi hutan ini juga terdapat tangga dan jalan untuk akses menyusuri hutan. Dalam pembangunannya, warga tak merusak hutan tersebut. Namun hanya membangun jalan yang awalnya tanah menjadi jalan agar mudah dilalui.
![]() |
Masyarakat Desa Nagarapageuh sudah menjaga hutan tersebut sejak lama. Warga tak ada yang berani untuk memanfaatkan hasil alam di hutan tersebut. Dari mengambil ranting pohon, memanfaatkan pohon yang sudah tumbang. Apalagi sampai menebang pohon di Hutan Pasarean.
Menurut cerita masyarakat, siapa saja yang mengambil hasil alam akan didatangi sosok 'maung' atau harimau secara tiba-tiba pada malam harinya. Sosok tersebut meminta agar orang itu mengembalikan pohon yang telah diambilnya.
Namun, bila masih bandel orang itu bakal mendapat musibah atau malapetaka, dari kecelakaan hingga sakit. Percaya atau tidak mitos ini sudah ada sejak lama dan turun temurun.
"Memang menurut cerita orang tua dulu larangan itu benar terjadi. Bukan mimpi tapi beneran, nyata didatangi sosok harimau. Tapi itu jaman dulu," ujar Samin Setiawan, warga setempat yang juga Amil Desa Nagarapageuh, Sabtu (4/7/2020).
"Kalau sekarang kan sudah tak ada lagi yang mengambil apapun di sini. Bisa dilihat, pohon tumbang saja dibiarkan sampai lapuk di tempat ini. Padahal kan bisa untuk kayu bakar. Tapi warga di sini tak berani," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dengan mitos itu tentunya bukan tanpa alasan. Karena manusia harus menjaga alam dengan baik. Agar generasi selanjutnya masih bisa menikmati alam tersebut. Salah satunya dengan menjaga sumber mata air.
Tak disangkal, mitos ini membuat Hutan Pasarean masih asri dengan sejumlah pohon berdiameter besar yang usianya sudah mencapai ratusan tahun. Berkat hutan itu, sumber mata air masih terjaga. Warga setempat tak kekurangan air bersih sepanjang tahun.
"Sampai sekarang semua warga taat menjalankan larangan ini. Karena ada cerita, kalau dalam bahasa Sunda 'Matak' atau 'Pamali'," katanya.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol