Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Jumat, 24 Jul 2020 20:42 WIB

DOMESTIC DESTINATIONS

Museum Gusjigang Etalase Kudus Tempo Dulu

Dian Utoro Aji
detikTravel
Museum Gusjigang di Kudus
Museum Gusjigang di Kudus memiliki falsafah mendalam. (Dian Utoro Aji/detikTravel)
Kudus -

Museum Gusjigang salah satu destinasi wisata Kudus di Jawa Tengah menyimpan sejarah kota kretek itu. Gusjigang adalah sebuah falsafah yang dianut sejak lama, seperti apa?

Museum Gusjigang X-Building itu ada di Jalan Sunan Muria nomor 33. Pantauan detikcom, museum Gusjigang sudah mulai dibuka, Jumat (24/7/2020). Tampak juga ada sejumlah pengunjung yang sedang berfoto-foto spot di museum tentang Kudus tempo dulu itu.

Di museum tersebut terdapat beberapa spot menarik tentang Kudus. Mulai dari replika kota Kudus tempo dulu hingga para tokoh yang ada di Kota Kretek ini.

"Museum Gusjigang X-Building ini merupakan pengembangan setelah ada museum Jenang. Kita lebih termotivasi untuk mengekspor lagi falsafah Kudus. Karena Kudus ini punya filosofi, punya nama Gusjigang," kata Manajer Marketing Mubarok Food Cipta Delicia Muhammad Kirom saat ditemui detikcom di Museum Jenang dan Gusjigang, Jumat (24/7/2020).

"Gusjigang ini memiliki kepanjangan Gus itu bagus akhlaknya, ji itu pandai mengaji, dan gang itu pintar berdagang," Kirom menambahkan.

Kirom bilang Museum Gusjigang ini diharapkan dapat memberikan ruang dan motivasi kepada pengunjung untuk bisa memaknai secara dalam dengan Gusjigang. Di setiap ruang di museum tersebut saling berkaitan dengan nama Gusjigang. Di ruang pertama itu ada ruang kaligrafi, Di ruang itu banyak karya kaligrafi dan karya puisi dari tokoh cendekiawan.

Museum Gusjigang di KudusMuseum Gusjigang di Kudus Foto: Dian Utoro Aji/detikTravel

"Ruang pertama itu ada kaligrafi, seperti ada surat al-ikhlas kemudian ada karya karya puisi dari para tokoh cendekiawan ulama dan biografi tokoh penyebar agama Islam di Kudus. Seperti Sunan kudus, Sunan Muria, Nitisemito, Sosro Kartono dan tokoh lain," ujar dia.

Selanjutnya, ada spot foto replika tentang usaha dan perdagangan. Seperti membuat jenang, membuat rokok, ada pula seni ukir. "Itu (yang tentang usaha masuk dalam istilah) gang (perdagangan). Bisa memberikan atau memberikan pendapatan dan mensejahterakan warga sekitarnya," ujar dia.

Berikutnya, ruangan yang tidak kalah menarik adalah ruang Trilogi ukhuwah. Di ruangan tersebut bermaksud untuk saling menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Dari ruangan ini pengunjung bisa beredukasi tentang untuk selalu saling menghormati dan bertoleransi meskipun berbeda.

"Ruang Trilogi Ukhuwah kita memberikan ayo jaga persatuan dan kesatuan bangsa. Kita turut prihatin dengan kondisi bangsa yang sedang intoleransi, maka kita ayo toleransi kita perkokoh, kalau kita trilogi itu dasar ukhuwah islamiah sesama muslim, ukhuwah watoniah sebangsa, sesama manusia, kita jangan selalu berbedaan yang ditonjolkan, manusia sisi ada persamaan insya Allah toleransi terjalin. Kita tampilkan ormas NU dan Muhammadiyah. Disana ada tokoh Ki Ahmad Dahlan dan Hasyim Asyari," Kirom menjelaskan.

Berikutnya ada ruangan galeri Al Quran dan asmaul husna. Makna ruangan ini adalah memberikan penanaman kepada pengunjung agar selalu bersyukur. Pengunjung juga diminta untuk kembali mencintai Al-Quran.

Museum Gusjigang di KudusMuseum Gusjigang di Kudus Foto: Dian Utoro Aji/detikTravel

Tidak kalah menarik, di ruangan paling belakang ada replika Kudus tempo dulu. Disana ada omah kapal, rumah kembar, stasiun kereta Kudus, dan patung tokoh Nitisemito pengusaha rokok asal Kudus.

"Lanjut ruang lagi ada umah kapal, kita tampilkan raja kretek jaman dulu. Nitisemito. Orang terkaya dari marketingnya, memberikan media promosinya berupa piring perkakas. Kemudian juga ada omah kembar, pernah ada Jaya Nitisemito. Ada kereta stasiun Wergu. Ya sekarang bangunannya masih ada, ada tokoh Sosrokartono (kakaknya Kartini). Kita coba tampilkan Kudus tempo dulu," ujar Kirom.

Kirom menambahkan, selama pandemi sejak Maret hingga Juni lalu, Museum Jenang dan Museum Gusjigang sempat ditutup. Sedangkan saat ini sudah mulai buka kembali. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan.

"Pandemi kita mematuhi imbauan awal (Maret) pandemi kita diimbau untuk sementara semua destinasi kita tutup. Kita mulai buka lagi setelah lebaran, kita juga menerapkan protokol kesehatan," kata Kirom.



Simak Video "Viral Penyelamatan Bocah Jatuh ke Sumur Candi Borobudur, Ini Ceritanya"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/ddn)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA