Wisata Gowes Sehat di Yogyakarta

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

d'Traveler Stories

Wisata Gowes Sehat di Yogyakarta

Angga Cahyo - detikTravel
Minggu, 09 Agu 2020 13:52 WIB
Bersepeda di Yogyakarta.
Foto: (angga.0499/d'Traveler)
Yogyakarta -

Bersepeda menjadi salah satu kegiatan yang dilakukan banyak orang saat pandemi seperti ini. Tidak terkecuali di Yogyakarta.

Sepeda selain sebagai alat transportasi, juga dipergunakan untuk berolahraga dan sangat banyak digemari oleh banyak orang.

Banyak yang menggunakan sepeda selain karena murah dan praktis, sepeda juga ramah lingkungan. Ditambah lagi saat mengendarai sepeda, kaki menjadi lebih sehat karena mengayuh pedal untuk menjalankan sepeda tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rasa bosan karena lamanya himbauan #dirumahaja pada saat masa pandemi, dipergunakan orang-orang untuk bersepeda.

Selain karena bosan, bersepeda juga dapat menambah kesehatan tubuh yang menjadikan imun meningkat serta membuat pikiran menjadi lebih fresh untuk menghilangkan stress.

ADVERTISEMENT

Akan tetapi dalam bersepeda di tengah pandemi seperti ini, pesepeda harus tetap melaksanakan protokol yang ada seperti, menggunakan masker, membawa hand sanitizer, menghindari kerumunan,dan jangan terlalu lama bersepeda di luar rumah.

Dalam bersepeda tidak hanya mencegah diri dari COVID-19, tetapi juga memperhatikan keselamatan saat bersepeda di jalan.

Untuk tetap menjaga keselamatan saat bersepeda, pesepeda diwajibkan mematuhi rambu-rambu lalu lintas, menggunakan sisi jalan yang semestinya bagi pengguna sepeda, berjalan satu-satu dan jangan sampai berjajar lebih dari dua.

Bersepeda di Yogyakarta.Bersepeda di Yogyakarta (angga.0499/d'Traveler)

Bersepeda lebih baik dilakukan ketika pagi hari. Selain jalanan yang masih sepi dan cerah, suasana ketika pagi hari juga baik untuk kesehatan.

Ada berbagai macam dan jenis sepeda, di antaranya adalah Sepeda Onthel atau sepeda angkut, adalah sepeda tipe roadster berdesain klasik yang dibuat dari besi kuat dan telah digunakan sejak puluhan tahun.

Saat ini sepeda onthel sudah jarang ditemukan karena jumlahnya sangat sedikit dan terkesan kuno bagi masyarakat saat ini. Kebanyakan hanya orang tua dan pedagang asongan saja yang menggunakan sepeda onthel.

Sepeda gunung (mountain bike, disingkat MTB), digunakan untuk lintasan off-road dengan rangka yang kuat, memiliki suspensi, dan kombinasi kecepatan sampai 27 km/jam serta alur ban yang tebal, kasar, dan dirancang khusus untuk medan terjal dan berbukit. Sepeda gunung biasa digunakan untuk downhill atau balapan menuruni lereng baik di gunung maupun gang-gang sempit perkotaan.

Sepeda jalan raya, digunakan untuk balap jalan raya, bobot keseluruhan yang ringan, ban halus untuk mengurangi gesekan dengan jalan, kombinasi kecepatan sampai 27Γ‚ km/jam.

Sepeda BMX, merupakan kependekan dari bicycle moto-cross dengan model rangka yang sedang dan tempat duduk yang tidak terlalu rendah. Sepeda ini banyak digunakan untuk atraksi dan kontes. Terkadang sepeda BMX juga dipasang dua bilah tongkat besi berukuran pendek di bagian depan dan belakang sebagai boncengan.

Sepeda Lipat, merupakan jenis sepeda yang rangkanya bisa dilipat dalam hitungan detik sehingga dapat dibawa ke mana-mana dengan mudah.

Sepeda Fixie, adalah sepeda yang mirip dengan sepeda gunung hanya saja tidak memiliki rem, roda yang sangat tipis dan besar, serta handler yang melengkung atau lurus. Sepeda ini hanya dapat dihentikan dengan mengarahkan pedal ke arah sebaliknya.

Bagi kalian yang ingin menghilangkan stress karena dirumah aja, bersepeda menjadi solusi untuk dapat meningkatkan imun serta penyegar pikiran yang praktis dan mudah dilakukan.

Tetapi ingat bahwa dalam bersepeda harus mematuhi protokol yang telah dianjurkan baik untuk menghindari COVID-19 dan keselamatan dalam bersepeda yang baik dan benar.

---

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikTravel,Angga Cahyo dan sudah tayang di d'Travelers Stories.




(rdy/rdy)

Hide Ads