Akhir Pekan di Yogyakarta, Bisa Kunjungi 2 Candi di Sleman

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Akhir Pekan di Yogyakarta, Bisa Kunjungi 2 Candi di Sleman

Jauh Hari Wawan S - detikTravel
Minggu, 13 Sep 2020 07:47 WIB
Candi Ijo di Sleman
Candi Ijo di Sleman (Andik Setiawan/d'traveler)
Sleman -

Pemkab Sleman telah membuka dua candi dari total sembilan candi yang dikelola. Dua candi itu, Candi Sambisari dan Candi Ijo.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman Sudarningsih mengatakan kedua candi itu telah mulai beroperasi sejak 15 Agustus 2020. Hingga kini, jumlah kunjungan wisatawan mengalami peningkatan.

"Di Sleman selain Candi Prambanan dan Ratu Boko ada dua yang dibuka yaitu Candi Ijo dan Candi Sambisari," kata perempuan yang akrab disapa Ningsih, Sabtu (12/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ningsih menjelaskan, operasional dua candi itu telah mendapat persetujuan dari BPCB DIY. Sebelum beroperasi, dinas juga telah melakukan beberapa uji coba operasional hingga diperbolehkan beroperasi.

Lebih lanjut, Ningsih menyebut berdasarkan data kunjungan wisatawan di Candi Ijo sejak 15 Agustus hingga 6 September, candi ini dikunjungi oleh 2.542 orang dengan pendapatan Rp12,7 juta. Sementara untuk Candi Sambisari dikunjungi oleh 2.434 orang dengan pendapatan Rp 12,1 juta.

ADVERTISEMENT
Mengenal Candi Sambisari di SlemanMengenal Candi Sambisari di Sleman Foto: (Brigida Emi Lilia/d'Traveler)

Ningsih bilang beroperasinya Candi Sambisari dan Candi Ijo itu tersebut diharapkan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat.

"Rata-rata kunjungan wisatawan di dua lokasi wisata candi tersebut bisa memberikan kontribusi ekonomi tidak hanya bagi masyarakat tetapi juga pendapatan asli daerah," kata dia.

Lebih lanjut, Sudarningsih terus mengingatkan agar pelaku usaha dan jasa pariwisata di kawasan wisata Sleman untuk bersikap tegas menerapkan protokol kesehatan, termasuk di Candi Sambisari dan Candi Ijo. Pengelola destinasi wisata harus konsisten menerapkan protokol kesehatan.

"Kami sudah bersepakat, Dispar se-DIY, pengelola destinasi wisata harus tegas dalam menerima wisatawan. Kalau tidak mau menerapkan protokol kesehatan, tidak pakai masker, mending ditolak. Sebab ada surat pernyataan pengelola wisata bertanggungjawab jika terjadi kasus COVID-19," tegasnya.

"Beberapa usaha wisata juga sudah menolak yang tidak pakai masker. Tidak boleh masuk. Daripada SDM-nya terpapar COVID-19, sikap tegas itu harus dilakukan," ujar dia.

(fem/ddn)

Hide Ads