Rumah-rumah di Dukuh Bangsri, Desa Bangsri, Kecamatan Jepon, Blora dulunya merupakan pemukiman gersang, kini jadi kampung pelangi. Bangunannya kebanyakan berdinding kayu dan tidak dicat.
Ketika menyusuri lorong permukiman itu, secara estetika tidak sedap dipandang mata dan tidak menarik. Namun, di tangan kepala desa muda, Laga Kusuma (29) kesan tidak menarik kini sudah berubah.
Dukuh itu berganti muka dengan suasana kampung yang lebih hidup dan menyenangkan. Cat warna-warni yang sangat eye catching dan ditambah keramahan senyum sapa warganya, membuat orang betah berjalan-jalan mengelilingi Kampung Pelangi Blora di Desa Bangsri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Konsep kampung pelangi ini merupakan program yang saya janjikan kepada warga untuk menjadi kampung wisata, ketika saya maju menjadi kades," kata Laga kepada detikTravel.
Laga menjelaskan, mengandalkan tiket masuk sebesar Rp 2 ribu dan pengelolaan parkir, dalam sebulan, Kampung Pelangi Blora ini berhasil menyumbang Rp 70 Juta ke pendapatan asli desa (PADes).
"Tutup buku bulan kemarin, kita berhasil mendatangakan PADes sebesar Rp 70 Juta," terangnya.
Roda perekonomian di desa ini kini berputar drastis, warga di sana yang dulu mengandalkan sawah dan kebanyakan merantau di kota-kota besar dan harus pulang karena ada pandemi COVID-19 atau virus Corona, kini tertolong ekonominya. Mereka memanfaatkan dengan membuka dagangan di depan rumah.
![]() |
Bahkan, keberadaan kampung pelangi ini sukses mengentaskan puluhan warganya dari kemiskinan. Mereka mengandalkan dagangan yang dijajakan di depan rumah. Ada kuliner dari bakso, mie ayam, pentol, lontong tahu dan jajan ringan lainnya hingga menyewakan permainan anak - anak.
"Dulu saya masuk data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) tiap bulan saya mendapat bantuan pemerintah. Sekarang saya mengundurkan diri dari penerima bantuan kemiskinan," kata Mbah Karyono, warga kampung pelangi yang menjajakan pentol dan minuman ringan di depan rumahnya.
Baca juga: Bisa Ngopi dan Bayar Semaunya di Kafe Ini |
Setiap harinya, dia berhasil mengolah pentol seberat 9 kilogram. Pendapatan bersihnya sehari dia memperoleh minimal di angka Rp 100 ribu.
"Saestu (benar) ini, siapa yang gak mau dapat bantuan. Tapi alhamdulillah adanya kampung pelangi ini perekonomian dapur saya meningkat. Dengan kesadaran diri saya keluar dari DTKS penerima bantuan tiap bulannya," terangnya.
![]() |
Kampung pelangi di Desa Bangsri ini juga ramah anak. Banyak permainan anak-anak yang disediakan di sana, ada kolam renang anak, mandi bola, komedi putar mini dan masih banyak lagi.
"Bagus ini untuk anak-anak, banyak wahana permainan anak," kata Arifin warga Kelurahan Jepon yang baru pertama kali datang.
Untuk mewujudkan kampung pelangi, anggarannya murni mengandalkan dana desa. Pihaknya tidak ada dari APBD Pemerintah Kabupaten Blora.
"Dari dana desa sebesar Rp 189 Juta. Yang menjadi tim kreatif juga pemuda-pemuda sini dan dikerjakan sesuai regulasi padat karya tunai. Semua warga bekerja tidak diborongkan," kata Kades Laga Kusuma.
Laga mengklaim, kampung pelangi di desanya merupakan satu-satunya kampung wisata yang sukses se-eks Karesidenan Pati. Ke depan rencananya ada pengembangan seluas 2 hektar.
"Melihat animo masyarakat yang berkunjung di sini. Ke depan rencananya ada pengembangan seluas 2 hektar. Konsep sudah ada, tinggal dijalankan," terangnya.
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol