Menikmati akhir pekan sambil berolahraga dan rekreasi rasanya tak lengkap jika tak mampir di Pasar Tiban Dalling. Simak keseruannya berikut ini.
Pasar yang hanya ada pada setiap hari Minggu pagi ini, merupakan bukti geliat warga Purworejo, Jawa Tengah untuk membangkitkan ekonomi di tengah pandemi COVID-19.
Pasar yang terletak di perbatasan Lingkungan Daleman RW 01 dan Gemuling RW 02 bagian barat, Keluruhan Kledung Karangdalem, Kecamatan Banyuurip itu selalu ramai ketika Minggu pagi tiba. Ruas jalan rabat beton selebar 4 meter yang membujur dari utara ke selatan serta timur ke barat dan bertemu di pertigaan, menjadi pusat rekreasi warga sekaligus berburu kuliner tradisional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga mulai dari anak-anak hingga orang tua hilir mudik berseliweran menambah suasana semakin ramai. Ada yang berjalan kaki, bersepeda, dan ada pula yang berlari-lari kecil sembari bercengkerama dengan temannya.
Sejenak menghirup udara segar, pengunjung yang datang mendekati lapak-lapak para pedagang yang berjajar rapi dengan jarak sesuai protokol kesehatan. Semakin siang semakin ramai karena warga atau pesepeda dari desa-desa tetangga berdatangan untuk mencari sarapan sambil menikmati pemandangan berlatar hamparan sawah nan elok.
"Ini tadi sepedaan rame-rame bareng teman, sekalian mampir sini istirahat sambil sarapan dan lihat-lihat yang lain, tempatnya juga asyik di tengah sawah gini," kata Alfian (23) salah satu pengunjung asal Kutoarjo saat ditemui detikcom di lokasi, Minggu (15/11/2020).
![]() |
Pasar Tiban Dalling sendiri mulai buka sejak pukul 06.00 WIB dan sebelum pukul 09.00 WIB biasanya dagangan yang disajikan sudah ludes. Istilah Bahasa Jawa 'tiban' dipakai karena sebelumnya lokasi itu memang bukan pasar, tapi tiba-tiba ada aktivitas layaknya pasar. Sementara Dalling merupakan akronim dari nama lingkungan setempat yakni Daleman dan Gemuling.
Keberadaan pasar ini belum lama, baru sekitar 2 bulan. Meski demikian, para pedagang sudah memiliki paguyuban, lengkap dengan kepengurusan yang melibatkan pemangku wilayah setempat. Retno Waluyo (57), tokoh masyarakat yang juga membuka lapak bersama istrinya, dipercaya sebagai ketua paguyuban tersebut.
"Dulu hanya ada 1 atau 2 lapak. Awalnya itu dimulai oleh Mbak Dyah bersama Dawisnya. Terus berkembang sampai sekarang hingga ada 47 yang terdaftar. Ada yang pribadi, ada yang berkelompok," ucap Retno Waluyo.
Selanjutnya: lokasi strategis, pedagang punya paguyuban
Lokasinya sangat strategis karena biasa menjadi jalur olahraga dan mobilitas warga setempat dan desa-desa sekelilingnya. Pasar Daling terbilang adaptif. Urusan protokol kesehatan telah terkonsep. Sistem Jogo Pasar yang menjadi turunan dari program penanggulangan pandemi di Provinsi Jawa Tengah yakni Jogo Tonggo, juga mulai berlaku.
"Di pasar ini kan di tempat terbuka dan pas untuk olahraga atau berjemur, jadi pasar ini ada nilai plusnya. Pedagang bisa ikut mengajak warga untuk menggemari olahraga agar imun tubuh meningkat, di sisi lain dengan berjualan ini imun ekonomi warga yang menjadi pedagang lebih terjaga," imbuhnya.
![]() |
Di Pasar Tiban Dalling ini, para pedagang menjajakan aneka menu kuliner tradisional, seperti kolak, kokrok ketela, gethuk, pecel, tempe benguk, nasi bakar, dan makanan olahan berbahan lokal lainnya dengan harga yang murah meriah. Selain itu, kerajinan, pupuk, bibit tanaman, tanaman hias hingga pakaian juga ditawarkan oleh para pedagang.
"Di luar pasar, mereka juga ada yang menjual barang secara online. Paguyuban pedagang ini juga punya grup WhatsApp untuk berkoordinasi, saling membantu jika ada kesulitan, termasuk untuk menjaga agar tidak ada monopoli usaha," pungkasnya.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!