Danau Toba menjadi destinasi favorit wisatawan yang berkunjung ke Sumatra Utara. Jika sudah sampai di kawasan ini jangan lupa untuk menaiki kapal wisatanya.
Detikcom bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengunjungi berbagai destinasi di kawasan Samosir. Mulai dari Desa Huta Tinggi dengan tari tor-tornya, Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan dengan tenun ulosnya hingga menyeberangi Danau Toba dari Siallagan menuju Parapat.
Berangkat dari Pelabuhan Siallagan di Kabupaten Samosir, kami menaiki kapal motor kurang lebih selama 30 menit. Jika melalui darat, maka perjalanan akan memakan waktu sekitar dua jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum menaiki kapal, wisatawan terlebih dahulu akan melalui pemeriksaan suhu. Pelampung telah tersedia di atas kursi, jadi wisatawan bisa langsung mengenakannya untuk menjaga keselamatan.
![]() |
Kapal mulai berangkat, hamparan luasnya Danau Toba semakin mempesona. Cuaca cerah membuat siang langit di siang itu juga semakin indah. Wisatawan pun memanfaatkan momen ini untuk berfoto-foto.
Udara yang menyapa juga begitu sejuk. Begitu menenangkan ketika melihat birunya danau dan hijaunya perbukitan yang menjadi satu. Ah Danau Toba memang tak ada duanya.
![]() |
Menjelang sampai ke tempat tujuan di Parapat, kami melihat batu gantung yang memiliki cerita legenda. Konon katanya ada seorang wanita cantik yang dijodohi dengan pria kaya oleh orang tuanya. Karena tak bisa menolak, dia pun memutuskan untuk terjun dari tepi jurang. Namun rambutnya tersangkut di salah satu pepohonan yang kini menjadi batu. Jadi disebutlah sebagai batu gantung oleh orang-orang di sekitar Danau Toba.
![]() |
Selanjutnya: Harapan Masyarakat/Turis di Danau Toba
Sesampainya di Parapat, terlihat anak-anak kecil yang berenang di tepian danau. Wisatawan biasanya melemparkan beberapa koin ke danau, nantinya anak-anak itu akan berlomba untuk menemukannya. Benar-benar suasana yang sulit ditemukan di perkotaan.
![]() |
Salah satu wisatawan yang sudah berkali-kali menaiki kapal ini pun mengaku tak bosan. Dia tetap selalu excited karena bisa melihat danau yang luas.
"Walau sudah sering tapi perasaan selalu pengen lagi gitu. Meski kan kalau di Danau Toba banyak yang nggak suka naik karena banyak mitosnya, tapi aku merasa enak aja," kata Sagitarius Marbun.
Lain halnya dengan Abdy Sirait yang lebih memerhatikan protokol kesehatan dan keselamatan diterapkan. Dia yang tinggal di Parapat sudah beberapa kali menaiki kapal motor.
"Kesan yang aku dapat sih tentu pertama pada sistem protokol kesehatan dan khususnya keselamatan penumpang. Sebelumnya sudah pernah naik kapal beberapa kali di Danau Toba, pihak kapal tidak terlalu memperhatikan hal tersebut sebelumnya," kata Abdy.
"Harapannya semoga hal ini bisa diterapkan di beberapa kapal wisata lainnya supaya para tamu tidak takut lagi naik kapal di kawasan wisata Danau Toba," tambahnya.
Nah, jangan sampai traveler lupa untuk selalu menerapkan 3M saat berada di area wisata Danau Toba seperti mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol