Nusa Tenggara Barat (NTB) punya banyak pantai-pantai cantik dan eksotis. Tapi kalau Pantai Paropa Kilo, kamu sudah pernah dengar belum?
Namanya Pantai Paropa Kilo. Pantai yang berpasir putih ini berlokasi di Desa Malaju, Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pantai ini memiliki spot foto landscape yang unik dan salah satu yang terbaik yang dimiliki oleh Kabupaten Dompu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spot foto yang berlatar belakang laut serta pohon-pohon mangrove yang berukuran besar menjadi daya tarik tersendiri di pantai ini.
Tak hanya itu, di sana juga terdapat satu pohon yang posisinya berada sekitar 10 meter dari bibir pantai. Karena hidup dan berdiri sendiri, pohon tersebut diberi nama pohon Jomblo.
Baca juga: Lagi-lagi Pantai Waiwo Bikin Jatuh Hati |
![]() |
Selain untuk berfoto ria, di Pantai Paropa juga telah tersedia beberapa fasilitas untuk anda melepaskan penat. Di sana tersebut Cafe atau coffe shop yang menjual minuman beraneka ragam sekaligus menjual kopi ciri khas Dompu.
"Di sini di pantai ini memang memiliki panorama tersendiri, setiap sore pantai ini selalu ramai dikunjungi baik yang dari Dompu bahkan dari luar Dompu," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Malaju, Heru pada detikcom, Kamis (26/11/2020).
Di dekat pantai ini terdapat sebuah Dermaga kecil yang biasa digunakan oleh nelayan untuk mengeluarkan ikan hasil tangkapannya. Setiap selesai melaut, kapal nelayan disandarkan di lokasi tersebut, sehingga menjadi salah satu spot foto yang unik.
![]() |
"Setiap sore, ada kapal nelayan yang bersandar. Itu posisinya berjejer dan dijadikan spot foto oleh pengunjung," ucapnya.
Untuk dapat sampai di lokasi ini, para Traveler hanya akan menempuh sekitar 1 jam saja dari Pusat Kota Dompu. Sepanjang perjalanan, Anda akan dimanjakan dengan pemandangan laut, karena Kecamatan Kilo, menjadi satu satunya Kecamatan di Kabupaten Dompu yang memiliki garis pantai terpanjang.
Disarankan jika Anda ingin berkunjung ke sana, untuk datang lebih pagi, karena masih terdapat ikan-ikan segar hasil tangkapan nelayan setempat yang bisa di beli dan di bakar di pantai.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum