Mengenal Kelenteng Tertua di Pulau Rupat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tapal Batas

Mengenal Kelenteng Tertua di Pulau Rupat

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Selasa, 08 Des 2020 05:50 WIB
Kelenteng Cin Buk Kiong disebut sebagai kelenteng tertua di Pulau Rupat. Kelenteng itu diketahui sudah berdiri 123 tahun yang lalu. Seperti apa potretnya?
Kelenteng Cin Buk Kiong yang disebut tertua di Rupat (Pradita Utama/detikTravel)
Bengkalis -

Pulau terluar Rupat di Provinsi Riau juga didiami oleh suku pertama Akit yang mayoritas beragama Buddha. Di sana juga dapat dijumpai kelenteng bersejarah.

Dalam ekspedisi Tapal Batas detikcom yang didukung oleh BRI, detikTravel berkesempatan datang ke Desa Titi Akar di Kecamatan Rupat Utara yang merupakan kediaman dari Suku Akit.

Untuk informasi, Suku Akit merupakan suku asli yang ada di Pulau Rupat. Keberadaannya berbaur dengan suku melayu yang juga banyak menghuni Pulau Rupat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Desa Titi Akar itulah, banyak dijumpai peninggalan sejarah terkait Suku Akit yang sarat kisah dan tak boleh dilewatkan. Hal itu juga diinformasikan oleh Kadisparbudpora Kabupaten Bengkalis, Afrizal pada detikTravel di Pekanbaru.

"Di situ kita juga punya kelenteng tertua untuk warga keturunan Tionghoa. Mereka setiap tahun kalau ultah mendatangkan artis dari Korea, jadi banyak sekali yang datang ke Pulau Rupat itu. Sangat ramai sekali," ujarnya.

ADVERTISEMENT
Kelenteng Cin Buk Kiong disebut sebagai kelenteng tertua di Pulau Rupat. Kelenteng itu diketahui sudah berdiri 123 tahun yang lalu. Seperti apa potretnya?Kelenteng Cin Buk Kiong disebut sebagai kelenteng tertua di Pulau Rupat. Kelenteng itu diketahui sudah berdiri 123 tahun yang lalu (Pradita Utama/detikTravel)

Adalah Kelenteng Cin Buk Kiong, kelenteng tertua Pulau Rupat yang ada di Desa Titi Akar. detikTravel pun sempat berkunjung ke sana.

Diketahui, kelenteng kong hu cu itu telah berumur sekitar 123 tahun. Secara arti, Cin Buk Kiong adalah semangat giat bekerja. Sejalan dengan tulisan aksara mandarin di dalamnya Cin Cok Khum Lei Un Phi Liok Hap yang berarti menghimbau masyarakat bekerja keras dan akan mendapat faedahnya.

Layaknya kelenteng pada umumnya, warna merah mendominasi bangunan peribadahan umat Buddha itu. Hadir juga sosok binatang mitos naga, kilin hingga harimau. Di depan kelenteng juga dapat dijumpai satu bangunan terpisah yang masih merupakan satu kesatuan.

Selanjutnya: Keunikan Kelenteng Cin Buk Kiong

Menariknya, kelenteng ini dibangun persis menghadap Selat Morong yang dipercaya membawa keberuntungan sesuai kata fengshui. Dalam perjalanannya, kelenteng ini juga telah mengalami beberapa kali renovasi.

Materialnya juga cukup unik, seperti genteng yang didatangkan dari Singapura hingga lantainya yang berbahan batu granit asal China.

Kelenteng Cin Buk Kiong disebut sebagai kelenteng tertua di Pulau Rupat. Kelenteng itu diketahui sudah berdiri 123 tahun yang lalu. Seperti apa potretnya?Kelenteng Cin Buk Kiong memiliki banyak patung dewa-dewi (Pradita Utama/detikTravel)

Hanya yang menjadi kekhasan, kelenteng ini menyimpan banyak patung dewa-dewi di setiap ruangannya. Beberapa yang utama adalah Dewa Tio Wan Soe, Khong Wan Soe dan To Shi Kong yang dikenal juga sebagai panglima perang.

Umumnya kelenteng ini ramai dikunjungi oleh warga setempat dan mencapai puncaknya saat perayaan malam Tahun Baru. Hanya akibat pandemi COVID-19, fungsi kelenteng tertua di Pulau Rupat ini seakan mati suri.

---

Program Tapal Batas mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!

Halaman 2 dari 2
(rdy/ddn)

Hide Ads