Tari Zapin dan Para Pengendali Api dari Rupat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tapal Batas

Tari Zapin dan Para Pengendali Api dari Rupat

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Selasa, 08 Des 2020 18:35 WIB
Bengkalis -

Selain pantai pasir putih, pulau terluar Rupat di Riau juga punya tari zapin api. Keberadaannya erat dengan legenda setempat

Berkunjung ke Pulau Rupat, tak lengkap hanya berkunjung ke destinasi pasir pantai putih yang ada di sana. Terdapat juga tari zapin api yang menjadi kekhasannya.

Dalam eskpedisi Tapal Batas detikcom yang didukung oleh BRI, detikTravel pun berkesempatan datang ke Pulau Rupat dan mencari tahu perihal tarian unik itu. Diungkapkan Sekretaris Camat Rupat Utara Ahmad Tarmizi pada detikTravel, tari zapin api jadi kekhasan yang tak boleh dilewatkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menariknya di tempat kita ada kegiatan yang mungin tak ada di tempat lain. Salah satu contohnya zapin api, kemudian kegiatan budaya mandi safar setiap tahunnya," ungkap Ahmad.

Mirip dengan tari zapin yang populer di suku Melayu, bedanya tari zapin api menggunakan komponen api yang sarat dengan ilmu kebatinan. Di mana tarian itu hanya dapat dijumpai di Pulau Rupat.

ADVERTISEMENT
Tari unik khas Pulau Rupat.Apis, pelestari tari zapin api dan pemilik sanggar Petak Semai (20detik)

Sayang, saat detikTravel datang kami tidak berhasil menjumpai praktek tari zapin api itu secara langsung. Namun, kisahnya dituturkan dengan jelas oleh Apis yang merupakan penggagas budaya sekaligus pemilik sanggar seni budaya Petak Semai yang melakukan praktek tari zapin api.

"Tari zapin api adalah tarian yang para penarinya menari di atas bara api. Kalau dulu-dulunya itu berkembang tari zapin api ini sebelum masuknya pengaruh Islam di Pulau Rupat, nama tari zapin ini tari api. Setelah abad ke-17 barulah tari api ini masuk unsur islami, di situ ada musiknya yang berirama zapin, kemudian ada lagu-lagu yang bernuansa syariat silam," ujar Apis.

Konon, perubahan tari api menjadi tari zapin api erat kaitannya dengan legenda zaman dulu. Yakni terkait dengan jin api yang mendiami Pulau Rupat.

"Abad 12, orang Malaka lari ke Rupat karena kenaikan pajak. akhirnya mereka runding ke makhluk gaib. Jin penguasa api ini sulit dikendalikan, kalau manggil dia pakai tarian api," cerita Apis.

Sebagai syarat bagi para pendatang, sang jin api disebut Apis meminta dilakukan tarian api untuk menyenangkan dirinya.

"Orang-orang itu membangunkan 7 pemuda di tempat ritual, lalu langsung diseru, dimasukkan ke 7 pemuda untuk bermain api," lanjutnya.

Tanpa sadar, tujuh pemuda yang dirasuki itu tiba-tiba menari sambil menendang serabut kelapa yang sebelumnya telah terbakar. Itulah asal muasal dari tari api yang jadi cikal bakal tari zapin api.

Selanjutnya: Sempat hilang dan harapan pelestari budaya

Secara teknis, tidak sembarang orang bisa menarikan tari zapin api. Apis sendiri mewarisi pengetahuan itu dari almarhum ayahnya, yang merupakan salah satu penari terdahulu.

Untuk melakukan tari zapin api, Apis bercerita kalau harus dilakukan sejumlah syarat lebih dulu. Tidak bisa sembarangan.

"Puasa dulu 1 hari, lalu mereka diwajibkan mengkhatamkan beberapa bentuk dzikir selama 3 hari itu. Misal nampil nanti malam, selepas bada azhar kita melakukan mandi menggunakan media air limau dan kemenyan. Selepas sholat maghrib, kita sholat sunnah dua rakaat khusus ke semua kru yang nampil zapin api ini," ujar Apis.

Yang menariknya, selain penampil dan pemusik juga ada sosok bidu. Dalam tari zapin api, sosok bidu ini adalah yang menjaga para penari dari alam gaib dan gangguan astral.

"Bidu akan menjaga gelanggang dari pengaruh yang non zapin api, karena permainan zapin api ini berkenaan tentang alam gaib. Jadi butuh pengawalan yang ketat dari bidu," tambahnya.

Setelah berpuasa, nantinya para penampil akan melakukan meditasi di depan kemenyan hingga akhirnya dirasuki. Dalam posisi kerasukan itulah, tari zapin api dimainkan. Fakta menarik lainnya, penampil tari harus berjumlah ganjil.

"Biasanya kami hitung-hitung sekitar 21 orang. Mau tidak mau itu aturan yang diajarkan generasi dulu, terutama bapak kami. Kalau jumlahnya genap, pasti jumlahnya ganjil juga," cerita Apis.

Namun, tari zapin api disebut pernah punah selama 30 tahun sebelum dihadirkan kembali oleh Apis dan sanggarnya. Kabarnya karena kurang mendapat perhatian.

"Dahulu tarian zapin api ini pernah hilang sekitar tahun 80-an awal sampai ke tahun 2005, sekitar 30-35 tahun sempat hilang tarian ini. Hilangnya tarian ini biasanya disebabkan karena faktor penggiat seni zapin api ini kurang dihargai kaum milenial atau kurang dukungan dari pemerintah daerah setempat di sini," ujar Apis.

Dalam kekosongan itulah, Apis yang dibantu oleh almarhum bapaknya mendirikan sanggar di tahun 2006. Hanya saja penampilan pertama baru terlaksana tiga tahun setelahnya di tahun 2009. Soal itu, Apis punya harapan bagi pihak Pemkab mau pun kecamatan.

"Harapan kami pada Pemerintah agar bisa dibantu lah. Kalau para penari bermain zapin di malam ini, bisa tak bekerja dua tiga hari karena faktor kekurangan tenaga, kalau ada bantuan dari pemerintah para penari ini akan terjaga," harap Apis.

Selain tari zapin api, sanggar yang diketuai Apis juga melestarikan budaya dodoi pelali serta syair pengasih. Semoga budaya tersebut mendapat perhatian dan tetap lestari.

---

Program Tapal Batas mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!


Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Wisata Rupat, Malaysia dari Riau
Wisata Rupat, Malaysia dari Riau
26 Konten
Rupat, salah satu pulau terluar Indonesia yang berada di Provinsi Riau. Menjadi satu dari sekian tapal batas, Rupat juga dijuluki Malaysia dari Riau.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads