Tempat wisata Bandung timur ini menyimpan kearifan lokal yang kental dengan kisah mistisnya. Adalah batu kuda, batu yang konon dikisahkan berasal dari seekor kuda terbang di era kerajaan.
Lokasi batu kuda ada di Kampung Cikoneng, Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Situs batu kuda ini merupakan peninggalan agama pra-Islam dengan perwujudan seekor kuda yang menjadi tunggangan Prabu Layang Kusuma dan permaisurinya, Ratu Layang Sari.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, kuda terbang tersebut berasal dari gunung Kidul dan bernama kuda Semprani yang sedang melintasi gunung Manglayang dari arah Cirebon menuju Banten.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 10 Wisata Hits di Bandung untuk Millenial |
Di tengah perjalanan, kuda tersebut terperosok di sebuah area yang tidak jauh dari titik sanghiyang (kaki gunung). Ia terperosok yang begitu dalam sehingga hanya separuh badannya saja yang terlihat
Kemudian, kini kudang tersebut menjelma dalam wujud baru. Dari bentuk batu yang tampak, kuda tersebut mencoba membebaskan diri kubangan namun tidak mampu. Kubangan sang kuda Semprani saat ini dikenal dengan nama Batu Kuda.
![]() |
Ada sebuah mitos yang berlaku di kalangan masyarakat, Menurut Abah Epen, juru kunci Batu Kuda mengatakan, pada 3-4 tahun lalu terdapat beberapa aturan yang tidak boleh dilanggar masyarakat.
Misalnya setiap hari Senin dan Kamis para pendaki atau siapapun dilarang memasuki area gunung Manglayang karena pada saat itu dipercaya sebagai hari berkumpulnya para leluhur (ruh). Jika mendaki tidak boleh dalam jumlah orang bilangan ganjil.
"Norma yang telah ditetapkan oleh pangriksa (sesepuh) sebaiknya ditaati karena hal itu berkenaan dengan keselamatan jiwa seseorang," kata Epen saat ditemui beberapa saat lalu.
Namun, itu dulu. Kini, pengunjung boleh ke Manglayang kapanpun, termasuk hari Senin dan Kamis. Selain itu, diperbolehkan dalam hitungan ganjil.
Di area Batu Kuda, berbagai macam ritual dilakukan dan pada akhirnya membuahkan hasil, 3-4 tahun ke belakang adalah masa akhir dari kegelapan tentang Manglayang.
Adapun norma mutlak yang tetap berlaku yaitu tidak memancing keributan atau membuat kerusuhan, menjaga hutan dan gunung. Tidak merusak alam, tidak merusak situs batu dengan mencoret-coret.
Batu Kuda ini hanya berjarak 700 meter dari titik sanghiyang dengan mengikuti jalan yang di arahkan oleh pengriksa. Tidak jauh dari Batu Kuda terdapat Batu Kursi, di batu ini konon sang penunggang kuda Semprani beristirahat sambil menunggu kudanya yang terperosok di kubangan terbebas.
Simak Video "Video: Healing Santai di Taman Hutan Juanda Bandung"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan