DOMESTIC DESTINATIONS
Yang Lagi Hits di Kabupaten Sambas, Pantai Bahari
FOKUS BERITA
Jelajah Aruk, Batas RI-MalaysiaPantai Bahari di Kabupaten Sambas sedang hits di kalangan milenial. Banyak spot foto yang bisa dijepret di pinggir pantai Tanah Borneo ini.
Tapal Batas detikcom bekerjasama dengan BRI berkunjung ke perbatasan Indonesia dan Aruk menjadi salah satu tujuannya. Aruk berada di wilayah Kabupaten Sambas.
Untuk menuju ke Pantai Bahari, jika kamu berangkat dari PLBN Aruk memakan waktu sekitar 2,5 jam berkendara mobil. Kamu harus menuju Kota Sambas dulu untuk menyeberang melalui sungai. Dan dari pelabuhan Pantai Bahari ditempuh lagi dengan jarak hampir 1 jam.
Pantai Bahari berada di Kecamatan Jawai Selatan, Kabupaten Sambas. Pantai ini sedang ramai menjadi incaran foto kaula muda Kabupaten Sambas.
Baca juga: Kenali Sambas dari Kemegahan Keraton Sambas |
detikcom pun datang ke Pantai Bahari ingin mengejar sunsetnya. Namun karena cuaca mendung, pupus sudah harapan kami mendapatkan sunset cantik di Borneo ini.
Saat melihat jam, waktu menunjukkan pukul 06.00 sore. Bukannya sepi, pantai semakin ramai dikunjungi wisatawan yang rata-rata adalah anak-anak muda.
Sedikit bercerita, jalanan menuju ke Pantai Bahari tidaklah besar. Dari pelabuhan, jalan bergelombang dan berlubang menyambut roda mobil yang kami tumpangi. Mungkin hanya beberapa kilometer saja jalan aspal yang mulus kami rasakan. Selebihnya berlubang dan bergelombang.
Mungkin sekitar 2 Km dari pantai, kami dihentikan pemuda setempat. Mengatakan bahwa mobil tidak bisa masuk karena sedang ada pengerjaan jalan. Jika mau, mereka akan mengantarkan kami ke dalam dengan triseda dan mobil di parkir di situ.
Kami pun membayar tiket Rp 5.000 perkepala dan langsung naik ke triseda.
"Bang, naik triseda ini gratis atau bayar?" tanya kami kepada abang-abang yang sedang fokus membawa triseda.
"Gratis ini kak," jawabnya.
Triseda ini pun membawa kami ke arah pantai. Terdengar desir ombak menghempas bibir pantai di Tanah Borneo. Sore itu, angin cukup kencang menghalau beberapa awan mendung.
"Kak, nanti jika ingin naik triseda lagi pulangnya, bilang saja ke tukang parkir ya," ungkap abang-abang ini sembari melaju balik ke arah depan.
Kami melewati parkiran. Terlihat sangat banyak motor terparkir di sana. Mungkin ada ratusan motor. Padahal hari sudah semakin gelap.
Langit pun mulai kelam. Di ujung, masih terlihat cahaya orange yang mulai pudar. Tidak ingin kehilangan momentum, saya pun langsung mengambil gambar.
Ternyata ramai sekali pengunjung yang membawa kamera seperti saya. Mereka sibuk dan asyik berfoto dengan latar pantai, latar sisa cahaya matahari, dan berlatar beragam spot foto yang memang ada di pantai. Spot foto yang ada di pantai seperti tanda love, tulisan pantai, dan masih banyak lagi.
Muda-mudi Sambas terlihat asyik bercengkrama dan tertawa cekikikan. Mereka berkumpul dan bersandar di kayu-kayu yang banyak bertebaran di pantai. Pengunjung menjelang malam sangat ramai!
Tak afdal ke pantai tapi kaki tidak terkena ombak, bukan? Saya pun menggulung kaki celana dan melangkah pelan ke arah laut. Beberapa menit saya biarkan ombak menghempaskan kaki saya. Oh, ini rasanya pantai di Tanah Borneo?
Kemudian saya melangkah perlahan ke arah parkiran setelah berfoto sepuasnya. Di parkiran, kami pun menunggu triseda untuk mengantar ke depan.
Simak video "Lagi Hits, Pantai Bahari Sambas Jadi Primadona"
---
Ikuti terus jelajah Tapal Batas detikcom bersama BRI di tapalbatas.detik.com!
(sym/sym)