Julianto Putra memindahkan usaha warung makan khas Solo, Srisolo yang ada di Malaka, empat tahun lalu. Kedai itu semakin luas kini.
Julianto, pria asal Sukoharjo, Jawa Tengah, itu membuka usaha warung makan di Betun sejak 2011. Lokasinya ada di dekat lapangan Betun, iu kota malaka yang merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Belu, di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Empat tahun lalu dia memperluas kedainya. Tapi untuk tetap berada di lokasi awal tidak memungkinkan. Julianto memutuskan untuk memindahkan lokasi kedainya di jl A. Yani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Membutuhkan modal, Julianto mengajukan pinjaman ke BRI Unit Kobalima. Dia juga membuka usaha penggilingan daging.
"saya sudah lama menjadi nasabah BRI. Dua tahun lalu saya memutuskan untuk mengambil pembiayaan di BRI empat tahun lalu. Nominalnya Rp 250 juta," kata Julianto dalam perbincangan dengan detikTravel dalam tapal batas detikcom yang didukung oleh BRI.
Pengajuan itu mendapatkan persetujuan. Julianto pun memindahkan kedai makan Srisolo-nya.
"Pembiayaan dari BRI sangat membantu karena, misalnya, kita kan mau usaha dan membutuhkan modal. Nah, dengan adanya pembiayaan dari BRI ini cukup membantu dengan catatan saya harus tanggung jawab penuh," dia menambahkan.
![]() |
Di kedai makan Srisolo yang baru, Julianto tidak mengubah menu makanan yang disediakan. Yakni, ayam dan ikan lalapan, nasi campur dengan pilihan lauk telor, ayam, ikan, dan rendang, soto, bakso, dan gado-gado.
Harga yang dipatoknya bervariasi, berkisar antara Rp 14 ribu hingga Rp 30 ribu. Warung makan Srisolo selalu ramai dikunjungi pelanggan. Setidaknya, dia bisa menjual 100 porsi dengan menu bermacam-macam setiap hari.
Untuk melayani pembeli, Julianto mengutamakan transaksi tunai. Tapi, dia tidak menutup pembayaran dengan transfer.
"Kalau pelanggan tetap atau pemesanan dalam jumlah besar, saya biasa menerima pembayaran transfer dari pembeli," kata Julianto.
![]() |
Julianto membuka peluang untuk menggunakan mesin pembayaran di kasir kedai Sri Solo. Tapi, dia masih mempertimbangkan jumlah karyawan. Saat ini, kasir di kedai Srisolo belum dipegang satu orang, namun masih dipercayakan kepada beberapa orang.
"Penggunaan mesin nontunai terkendala jumlah ideal karyawan, karena kasir harus selalu stay. Di sini kasir masih dipegang oleh saya, ibu, dan satu karyawan lain," Jualianto menambahkan.
So, buat traveler muslim tidak perlu khawatir soal makanan. Singgah saja di kedai makan Srisolo di Betun, Malaka.
***
detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus beritanya di tapalbatas.detik.com!
(fem/msl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol