Di Papua ada sebuah gereja unik yang memadukan desain Eropa dan lokal. Kayu salib pun ditempatkan di dalam tempayan.
Kampung Abar terletak di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Kampung ini terkenal sebagai satu-satunya kampung yang masyarakatnya masih eksis membuat gerabah di Papua.
Setiap bulan September di Kampung Abar diselenggarakan Festival Makan Papeda dalam Gerabah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kampung Abar memiliki sebuah gereja yang unik. Gereja ini merupakan perpaduan budaya Eropa dan budaya asli setempat.
Gereja ini dinamakan Gereja GKI Ararat. Keunikan gereja ini, di halaman gereja terdapat sebuah tugu salib di dalam tempayan berukuran besar.
![]() |
Selain itu, di dalam gereja juga terdapat mimbar yang berbentuk gerabah.
Tempayan yang terdapat salib di dalamnya, menggambarkan tempayan sebagai tempat menyimpan sagu yang digunakan masyarakat Kampung Abar sejak nenek moyang mereka.
Tempayan ini adalah tempayan keramat, pada masa lalu digunakan untuk menyimpan tepung sagu. Menurut kepercayaan setempat, jika tepung sagu di dalam tempayan habis, mereka bukan mengisinya lagi dengan tepung sagu yang baru, tetapi hanya menaruh sebuah bulu burung, tiba-tiba di dalam tempayan akan terisi tepung sagu dengan sendirinya.
Pada waktu itu masyarakat setempat belum mengenal Tuhan. Mereka masih percaya pada kekuatan gaib dan roh nenek moyang.
![]() |
Tempayan besar tersebut masih tetap dipertahankan hingga kini namun bukan bulu burung lagi yang ditaruh di tempayan, melainkan diganti dengan salib.
Nilai filosofis salib di tempayan yaitu salib sebagai sumber kehidupan. Masyarakat Kampung Abar hidupnya tidak terlepas dari sagu.
Nilai lainnya, yaitu tempayan yang berada di halaman gereja untuk menyimpan tepung sagu. Tepung sagu ini kemudian dibawa ke dalam gereja, diolah menjadi papeda di gerabah mimbar, selanjutnya papeda dibagi rata ke jemaat, dalam arti firman Tuhan itu dibagikan kepada jemaat.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol