Jangan Kaget Jajan Bakso di Merauke Bukan Daging Sapi, tapi Rusa

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jangan Kaget Jajan Bakso di Merauke Bukan Daging Sapi, tapi Rusa

Hari Suroto - detikTravel
Rabu, 23 Des 2020 20:45 WIB
Serunya Makan Bakso Sambil Piknik di Bawah Pohon Teduh
Foto: Ilustrasi bakso (detikFood/Riska Fitria)
Merauke -

Jangan kaget kalau jajan bakso di Merauke tapi daging yang dipakai penjualnya bukanlah daging sapi, melainkan daging rusa. Itu karena rusa melimpah di Merauke.

Kuliner serba daging rusa, mulai dari bakso hingga sate wajib dicoba bagi para traveler yang berkunjung ke Merauke. Daging rusa sangat populer di Merauke.

Para penjual bakso keliling pun lebih banyak menjual bakso rusa dengan jeroan rusa sebagai pelengkapnya, dibandingkan dengan daging sapi. Merauke pun dikenal sebagai Kota Rusa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daging rusa juga dijadikan oleh-oleh, dijual dalam bentuk dendeng rusa, baik dendeng manis atau asin serta abon.

Predator Ajak ( Cuon alpinus) berburu rusa timor (cervus timorensis) di savana Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (5/6/2020). Ditutupnya pariwisata di TN Baluran pada masa Pandemi COVID-19, berdampak pada perilaku satwa yang biasanya beraktivitas di dalam hutan saat ini mudah dijumpai di padang savana karena tidak adanya wisatawan. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/pras.Ilustrasi rusa timor (cervus timorensis) Foto: ANTARA FOTO/BUDI CANDRA SETYA

ADVERTISEMENT

Rusa (Cervus timorensis) merupakan rusa tropik Indonesia. Pada tahun 1928, pemerintah Belanda pertama kali mendatangkan rusa ke Merauke.

Pada waktu itu rusa dijadikan sebagai hewan peliharaan (hewan eksotik) di halaman rumah guru dan pegawai Belanda. Dalam perkembangannya kemudian, rusa ini berkembang cepat.

Kemudian oleh Belanda, rusa-rusa ini dilepas di savana sekitar Kota Merauke. Rusa ini ternyata mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan savana Merauke.

Karena tingginya populasi rusa, akhirnya Belanda memperbolehkan rusa untuk diburu secara terbatas. Perburuan hanya dibolehkan satu tahun sekali, yaitu pada bulan Desember menjelang Natal saja. Rusa yang boleh diburu adalah rusa yang tua dan tidak produktif.

Pada akhirnya, berawal dari Merauke, rusa kemudian berkembang secara luas ke seluruh wilayah Papua, terutama savana dan hutan yang pohonnya tidak terlalu rapat.

Perkembangan rusa yang cepat ini didukung oleh tidak adanya karnivora besar seperti harimau sebagai pemangsa. Satu-satunya karnivora di Papua hanyalah quoll, itupun hanya sebesar tikus rumah saja.

Selain ke Merauke, kolonial Belanda juga mengirimkan rusa ke Papua Nugini pada 1900, ke Australia tahun 1868 hingga 1912, dan Selandia Baru pada 1907.

Saat ini, untuk mencukupi permintaan daging rusa yang cukup tinggi di Merauke, sebagian dipasok oleh para pemburu rusa dari Papua Nugini.


---
Artikel ini dibuat oleh Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua dan diubah seperlunya oleh redaksi.




(wsw/fem)

Hide Ads