Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Senin, 28 Des 2020 21:42 WIB

DOMESTIC DESTINATIONS

Kawah Ijen, Si Cantik yang 'Mematikan' dari Banyuwangi

Bonauli
detikTravel
Kawah Ijen
Kawah Ijen Foto: (Bonauli/detikcom)
Banyuwangi -

Blue Fire, itulah yang orang-orang cari saat datang ke Banyuwangi. Berada di Kawah Gunung Ijen, tantangan untuk melihatnya pun tak main-main.

Dalam perjalanan Road Trip Jakarta-Bali dengan menggunakan mobil hybrid Toyota Corolla Cross, detikTravel pun mampir ke Banyuwangi. Belum ke Banyuwangi namanya kalau belum naik ke Kawah Ijen.

Buat traveler yang mau naik ke Kawah Ijen, ada beberapa hal yang harus diketahui. Kini Kawah Ijen tidak lagi buka tengah malam. Kawah Ijen mulai buka pukul 03.00-12.00 WIB.

Saya dan tim detikcom lainnya baru pertama kali naik ke Kawah Ijen. Dengan semua cerita tentang Blue Fire, sudah terbayang betapa indahnya Kawah Ijen.

Perasaan menggebu menjadi semangat untuk berangkat di tengah kantuk. Sesampainya di pintu gerbang, para pemandu lokal sudah menghampiri menawarkan jasa.

Kawah IjenKawah Ijen Foto: (Bonauli/detikcom)

Kamu yang baru pertama kali naik ke Kawah Ijen, sangat disarankan untuk menyewa pemandu. Bukan masalah tak tahu jalan, namun kamu butuh orang yang tahu medan dan membantumu menjaga keselamatan.

Tiket Masuk dan Jasa Pemandu Kawah Ijen

Biaya sewa pemandu adalah Rp 200.000, sementara tiket masuknya hanya Rp 7.500 per orang. Untuk wisatawan mancanegara beda lagi, Rp 100.000 di weekdays dan Rp 200.000 di akhir pekan.

Saya tak sendirian, ada banyak wisatawan lain yang datang dari luar Banyuwangi dan menikmati Kawah Ijen. Sembari menunggu pintu masuk dibuka, kamu bisa duduk, ngemil-ngemil cantik di warung.

"Ayo, sudah pukul 3, pintu sudah dibuka," ujar Hadi Sucipto, pemandu Saya.

Namun dia lebih dikenal dengan nama Farel, yang ternyata adalah nama anaknya. Sebelum pendakian, Farel mengingatkan beberapa hal.

"Jarak dari parkiran menuju bibir kawah 3,4 km dengan ketinggian akhir 2.386 mdpl," jelas Farel.

Sembari berjalan ke pintu masuk, Farel memberi sedikit 'pecutan'.

"Selama 800 meter pertama, disebut jalur pemanasan. Kenapa demikian? Ya, nanti bisa dirasakan," ucapnya setengah bercanda.

Karena dinginnya udara, rasanya wajah pucat karena kaget jadi tidak terlihat. Gelapnya malam dan dinginnya angin membuat kawasan pendakian semakin asing.

Selanjutnya Ada Jasa Troli Lho di Kawah Ijen

Selanjutnya
Halaman
1 2
BERITA TERKAIT
BACA JUGA
Breaking News
×
Raker Komisi XI DPR & Menkeu
Raker Komisi XI DPR & Menkeu Selengkapnya