DOMESTIC DESTINATIONS
Asal Nama Minahasa, Kelompok Dominan di Sulawesi Utara

Dari sisi jumlah dan budaya, Suku Minahasa adalah kelompok dominan di Sulawesi Utara. Dari mana asal nama Minahasa?
Penduduk Minahasa umumnya tinggal di daerah berdataran tinggi. Pada jaman kolonial, mereka disukai oleh Belanda karena memiliki kemampuan dalam banyak aspek. Di antaranya, kemampuan yang tinggi di bidang administrasi dan keguruan, etika kerja yang didasari oleh kepercayaan agama Protestan dan kemampuan militer.
Penduduk Minahasa masih banyak yang berdarah campuran Indo-Eropa saat ini. Orang Minahasa sangat ramah kepada bangsa Barat, kuliner kue, busana, dan rumah mereka pun mencerminkan selera Eropa.
Minahasa bukanlah nama suatu etnik, melainkan sebuah sebutan atau istilah yang pertama kali muncul dalam laporan Residen J.D. Schierstein pada 8 Oktober 1789.
Pada saat itu, terjadi perjanjian damai yang mempersatukan kelompok-kelompok subetnik Bantik dan Tombolu (Tateli) dan kelompok Toulour dan kelompok Tonsawang.
Minahasa berasal dari kata esa yang berarti satu, sedangkan kata Maha-esa berarti menyatukan berbagai sub-etnik Minahasa.
Terdapat delapan subetnik yang merupakan penduduk asli Sulawesi Utara.
Kedelapan subetnik penduduk asli Sulut itu adalah:
1. Tolour/Tondano dengan dialek Tondano yang mendiami daerah bagian timur dan pesisir Danau Tondano
2. Totemboan dengan dialek Totemboan yang mendiami daerah barat-daya dan selatan Danau Tondano
3. Tonsea dengan dialek Tonsea yang mendiami sekitar bagian timur-laut
4. Tombolu dengan dialek Tombolu yang mendiami daerah sekitar barat-laut
5. Danau Tonsawang/Tonsini dengan dialek dan bahasa Tonsawang yang mendiami daerah bagian tengah Minahasa atau bagian selatan daerah Tombatu
6. Pasan/Ratahan dengan dialek bahasa Ratahan yang mendiami daerah bagian timur sebelah selatan
7. Ponosokan dengan dialek bahasa Ponosokan yang mendiami daerah bagian selatan
8. Bantik dengan dialek Bantik yang mendiami atau tersebar di pesisir utara dan selatan Kota Manado
***
Artikel ini dibuat oleh Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua dan diubah seperlunya oleh redaksi.
Simak Video "Sempat Ditutup Saat Lebaran, Wisata di Sulut Kembali Dibuka"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)