Wisata NTT Tak Cuma Komodo, Ada Juga Rumah Tenun Sumba

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wisata NTT Tak Cuma Komodo, Ada Juga Rumah Tenun Sumba

Putu Intan - detikTravel
Kamis, 11 Feb 2021 08:41 WIB
Rumah Tenun Sumba
Tenun Sumba. Foto: Ippit Doeana
Jakarta -

Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi pariwisata yang besar. Bukan cuma komodo lho, NTT juga punya produk budaya kenamaan yakni tenun Sumba.

Selain keindahan alam yang menawan, Pulau Sumba di NTT juga dikenal sebagai penghasil tenun. Tenun Sumba merupakan kain dengan motif yang dibuat langsung oleh tangan penduduk lokal secara turun-temurun.

Selain itu, pewarnaan kain ini juga masih menggunakan pewarna alami dari alam. Karena pembuatannya masih mempertahankan nilai kearifan lokal, waktu pengerjaan tenun Sumba terbilang lama, yakni bisa mencapai 1 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Traveler dapat mengetahui proses pembuatan tenun Sumba serta membelinya langsung dari perajin 10 rumah tenun Sumba yang disebut sebagai Jalur Tenun Sumba. Jalur Tenun Sumba ini digagas oleh Rumah Asuh milik arsitek kenamaan Yori Antar, bersama donatur yakni Ippit Doeana, Tina Doeana, dan warga lokal yang akrab disapa Umbu Ignas.

Rumah Tenun SumbaRumah Tenun Pametimahu di Sumba Timur. Foto: Ippit Doeana

ADVERTISEMENT

Rumah Asuh sendiri merupakan program revitalisasi rumah adat yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Untuk di Sumba, revitalisasi ini menyasar Rumah Tenun yang perlahan eksistensinya mulai tergerus zaman.

Revitalisasi itu mengandalkan donasi dari masyarakat dan hasilnya diberikan kepada masyarakat lokal untuk membangun dan melestarikan Rumah Tenun ini.

"Program Rumah Asuh itu membangun bersama masyarakat. Kita tugasnya mencari donatur tapi uangnya 100 persen untuk masyarakat, dengan catatan masyarakat yang membangun (rumah tenun) secara gotong royong," kata Yori kepada detikcom melalui telekonferensi.

"Rumah tenun itu tempat ibu-ibu menenun di situ dan display (memamerkan) tenun di situ. Kita bangun 10 supaya menjadi destinasi wisata baru supaya menjadi program pemberdayaan masyarakat khususnya ibu-ibu penenun karena Sumba merupakan surga tersembunyi. Jangan sampai turis dan selebritis yang kaya tapi uangnya tidak dibelanjakan di situ," ujar Yori.

Selanjutnya: kegundahan yang berujung pada pembangunan Rumah Tenun

Sebelum akhirnya dibangun bersama Rumah Asuh, ide pembangunan Rumah Tenun ini justru tak sengaja ditemukan ketika Umbu Ignas, pedagang tenun Sumba, bertemu dengan seorang donatur Rumah Asuh, Tina dalam sebuah pameran kain di Jakarta.

Umbu Ignas menyampaikan kekhawatiran terhadap eksistensi tenun Sumba karena perajinnya sudah semakin berkurang serta fasilitas Rumah Tenun yang kondisinya memprihatinkan.

"Kami punya kerinduan untuk membangun Rumah Tenun. Pada saat itu saya sampaikan kepada Ibu Tina, lalu ia menceritakan ke suaminya (Ippit) dan dari situlah seperti botol ketemu tutupnya. Dari situ saya cerita mendalam tentang Sumba kepada Bu Tina dan Pak Ippit karena itu (tenun Sumba) dasar kami sebagai orang Sumba. Ini dapat menghidupkan keluarga kami. Kami bisa sekolah, bisa ke mana-mana karena kain Sumba," Umbu Ignas menjelaskan.

Tina pun menyampaikan cerita Umbu Ignas itu kepada suaminya, Ippit yang merupakan pemerhati budaya. Ippit langsung merespon dengan mengajukan ide pembangunan Rumah Tenun yang berkolaborasi bersama program Rumah Asuh milik Yori Antar.

Rumah Tenun SumbaPembangunan rumah tenun dilakukan secara gotong royong. Foto: Ippit Doeana

Ippit sendiri mengungkapkan kalau ia memang punya ketertarikan pada tenun Sumba. Ini lantaran terdapat nilai budaya dan proses pembuatan kain yang masih memperhatikan alam sehingga perlu dilestarikan.

"Saya lihat produk lain sudah mulai menggunakan pewarna kimia. Saya tahu tenun Sumba masih menggunakan pewarna alam. Jadi, tanpa pikir panjang ya sudah kita bantu saja," ujar Ippit.

Akhirnya pada tahun 2017 dibuatlah Rumah Tenun pertama di Haumara, kampung halaman Umbu Ignas. Pembangunan pun terus berkembang sampai saat ini terdapat 10 Rumah Tenun di Sumba Timur dan 1 museum yang dibangun Rumah Asuh.

10 Rumah Tenun di Sumba Timur dan 1 museum yang dibangun Rumah Asuh:

1. Rumah Tenun Hori Haumara, Kelurahan Mauliru, Kecamatan Kambera, Sumba Timur
2. Rumah Tenun Umbu Ippit Rambu Tirto Pangadang Lawiti, Kelurahan Lambanapu, Kecamatan Kambera, Sumba Timur
3. Rumah Tenun Kanatang, Desa Hambapraing, Kecamatan Kanatang, Sumba Timur
4. Rumah Anyam Anatau, Desa Mbatakapidu, Kecamatan Kota Waingapu, Sumba Timur
5. Rumah Tenun Hammu Lipagolu, Desa Pakindi, Kecamatan Pandawai, Sumba Timur
6. Rumah Tenun Atma Pahudu Praikamaru, Desa Watupuda, Kecamatan Umalulu, Sumba Timur
7. Rumah Tenun Pahikung Kampung Pau, Kecamatan Umalulu, Sumba Timur
8. Rumah Tenun Rambu Lisa Kaliuda, Desa Kaliuda, Kecamatan Pahunga Lodu, Sumba Timur
9. Rumah Tenun Kabakil Uma Retty Pametimahu, Kelurahan Mauliru, Kecamatan Kambera, Sumba Timur
10.Rumah Musik Kamanggihu, Desa Kamanggihu, Kecamatan Kahaungu Eti, Sumba Timur
11.Museum Tenun Sumba Barat Daya


Hide Ads