Ini Rahasia Orang Pegunungan Papua Tetap Sehat dan Fit

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ini Rahasia Orang Pegunungan Papua Tetap Sehat dan Fit

Hari Suroto - detikTravel
Kamis, 11 Feb 2021 12:40 WIB
Ubi Jalar Ungu Papua
Foto: Mama Papua memasak ubi jalar ungu (Hari Suroto/Istimewa)
Wamena -

Orang-orang yang tinggal di Pegunungan Papua memiliki fisik dan tubuh yang prima, meski makanannya banyak mengandung lemak. Rahasianya ada di ubi jalar ungu.

Ya, Ubi jalar ungu yang ditanam mama-mama pegunungan Papua, ternyata sangat bagus dikonsumsi untuk meningkatkan imunitas tubuh. Ubi jalar ungu Papua sangat bagus dikonsumsi karena mengandung antosianin, yang bisa memecah senyawa beracun.

Ubi jalar ungu Papua ini ternyata juga mengandung anthocyanin ascorbic dan beta-glucan yang efektif mencegah kolesterol dan penyakit jantung koroner.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di pegunungan Papua, ubi jalar ungu bersama daging babi biasa dimasak dengan cara bakar batu. Daging babi berlemak tinggi, namun suku-suku pegunungan Papua yang mengkonsumsi daging babi dan ubi jalar ungu, terhindar dari kolesterol dan penyakit jantung.

Berdasarkan penelitian arkeologi, diketahui ubi jalar mulai dibudidayakan di pegunungan Papua sekitar 500 tahun yang lalu. Ubi jalar ini diperkenalkan oleh pelaut Spanyol dari Amerika Selatan.

ADVERTISEMENT

Melalui serangkaian perdagangan berantai antara suku di pesisir dengan suku pedalaman, maka ubi jalar ini bisa mencapai wilayah pegunungan Papua.

Ubi jalar ini kemudian menjadi makanan pokok di pegunungan Papua menggantikan keladi. Ubi jalar mampu beradaptasi di lingkungan dataran tinggi dengan intensitas cahaya matahari yang kurang.

Mama-mama pegunungan Papua sangat ahli dalam bercocok tanam ubi jalar. Mereka menanamnya di lereng-lereng bukit yang terjal.

Ubi jalar berwarna ungu ini ditanam di bedengan dengan dibuat saluran air untuk mengalirkan air hujan, sehingga kebun ubi jalar terbebas dari longsor. Sebuah bentuk kearifan lokal yang mesti dilestarikan.


---
Artikel ini dibuat oleh Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua dan diubah seperlunya oleh redaksi.




(wsw/wsw)

Hide Ads