Stasiun Gambir, Stasiun Terbesar di Jakarta

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Stasiun Gambir, Stasiun Terbesar di Jakarta

Tim detikcom - detikTravel
Rabu, 24 Feb 2021 16:20 WIB
PT KAI kembali menambah lima perjalanan Kereta Api Jarak Jauh di Area Daop 1 Jakarta. Kereta itu akan berangkat dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Saat ini, stasiun yang paling besar di Jakarta adalah Stasiun Gambir. Intip yuk lika-liku yang dimiliki stasiun ini.

Kereta Api memang selalu menarik untuk dibahas. Salah satunya adalah Stasiun Gambir yang saat ini menjdi yang terbesar di Jakarta. Kategori terbesarnya dilihat dari sis fasilitas dan bangunannya.

Ternyata, Stasiun Gambir ini awalnya cuma tanah rawa, merujuk ke sejarahnya yang dikutip detikcom dari berbagai sumber, awalnya daerah Gambir adalah tanah rawa dengan pemilik tanah tersebut bernama Anthony Paviljoen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian tahun 1697 tanah itu dibeli oleh Cornelis Chastelein, setelah membelinya dia membangun sebuah rumah dengan dilengkapi dua kincir sebagai penggiling tebu. Cornelis memberi nama tempat ini dengan sebutan Weltevreden, yang kalau diartikan artinya sangat puas.

Kemudian, di tahun 1871 Weltevreden diubah menjadi sebuah halte Koningspelin atau berarti halte lapangan raja. Hal ini dikelola sampai tahun 1884 oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dengan bangunan kecil dan sangat sederhana.

ADVERTISEMENT

Halte ini kemudian diubah lagi jadi stasiun Weltevreden, dan dibuka pada 4 Oktober 1884 di tempat Stasiun Gambir sekarang berada. Dari sini lah awal cerita kawasan Gambir menjadi salah satu perlintasan kereta, sejak saat itu hingga tahun 1906, stasiun ini digunakan untuk pemberangkatan tujuan Bandung dan Surabaya.

Desain bangunan stasiun ini atapnya dulu bertumpu pada bantalan besi cor dengan rancangan Staatsspoorwegen (SS). Lalu, tahun 1928 setelah, stasiun kemudian diperbesar dan satu tahun kemudian mengalami perubahan yang cukup signifikan dimana tampak luar bergaya art deco. Atap untuk penumpang di peron juga diperpanjang ke sisi utara hingga 55 meter.

Masuk tahun 1937, stasiun ini kemudian diresmikan sebagai stasiun Batavia Koningsplein. Hingga akhirnya 55 tahun kemudian tepatnya tahun 1992, stasiun direnovasi secara besar-besaran menjadi stasiun layang dan berubah nama menjadi stasiun Gambir. Sejak saat itu, stasiun ini difungsikan menjadi ruas jalur kereta Jakarta Kota-Manggarai.

Stasiun Gambir sendiri saat ini berada di ketinggian 16 meter dan masuk dalam Daerah Operasional (DaOp) Perkerataapian Wilayah I Jakarta. Di sana ada empat jalur, jalur 2 dan 3 adalah sepur lurus.

Saat ini stasiun gambir memiliki tiga tingkat, di tingkat pertama ada aula utama, loket, tempat makan dan toko serta layanan perbankan ada di tingkat dasar. Naik ke lantai dua ada ruang tunggu dan beberapa tempat makan cepat saji. Lalu di lantai paling atas difungsikan sebagai peron dan jalur lintasan kereta.

Kini, Gambir juga dilengkapi dengan Rail Transit Suite, yakni hotel transit khusus untuk penumpang kereta yang hendak beristirahat. Dari segi pelayanan, status Stasiun Gambir yang berada tepat di jantung Ibu Kota memang terasa eksklusif.

Kabar terakhir, Kasubag Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Supandi mengatakan hal itu menyusul rencana Pemerintah menjadikan Stasiun Manggarai menjadi sentral atau hub di DKI Jakarta. (Berdasarkan berita detikcom pada Senin, 07 Oktober 2019 ).

Kondisi Stasiun Manggarai

Terkait rencana ini, adapun pantauan terakhir detikcom belum perubahan signifikan dari Stasiun Manggarai. Hal ini dilihat dari berbagai bagian sekitar Stasiun Manggarai.

Stasiun Manggarai totalnya memiliki 9 lintasan dan peron, dua di antaranya adalah peron untuk kereta api Bandara Soekarno-Hatta. Di area Stasiun Manggarai, juga berdiri Stasiun Kereta Api Bandara Manggarai.

Sementara itu, 7 lintasan dan peron sisanya digunakan untuk KRL commuter line berbagai relas, mulai dari tujuan ke Bogor, Jakarta, Bekasi, hingga Angke.

Stasiun Manggarai tengah disiapkan untuk menjadi stasiun sentral di Jakarta. Yuk, lihat perkembangan pembangunan Stasiun Manggarai saat ini.Stasiun Manggarai tengah disiapkan untuk menjadi stasiun sentral di Jakarta. Yuk, lihat perkembangan pembangunan Stasiun Manggarai saat ini. Foto: Agung Pambudhy

Selain 9 lintasan dan peron yang ada, di Stasiun Manggarai juga ada beberapa lintasan yang bentuknya layang. Namun lintasan tersebut belum digunakan.

Di pintu masuk stasiun ditemui beberapa loket vending machine dan satu loket manual. Sisanya ada beberapa tenant makanan dan mini market. Kemudian, gate untuk tap in ke dalam stasiun pun masih sama seperti biasa.

Kemudian di peron satu yang masih menempel dengan bangunan stasiun berjejer beberapa tenant makanan dan mini market, di ujung peron ada toilet dan juga kantor stasiun.

Perubahan pun belum banyak terlihat di area luar sekitar stasiun, jalan akses menuju Stasiun Manggarai hanya satu jalur, itu pun one way alias hanya bisa satu arah. Kapasitasnya hanya bisa muat untuk dua mobil. Begitu juga di seberangnya.

Sementara untuk parkiran umum, terpantau belum ada tempat parkir khusus untuk kendaraan mobil alias roda 4. Beberapa kendaraan justru parkir sembarangan di sekitar stasiun. Di sisi lain, parkiran umum hanya tersedia untuk sepeda motor alias kendaraan roda dua.

Setidaknya ada dua layanan parkir umum untuk motor di sekitar Stasiun Manggarai. Itu pun kapasitasnya tidak terlalu besar.




(sym/ddn)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Kisah Stasiun Kereta Tua
Kisah Stasiun Kereta Tua
22 Konten
Stasiun kereta yang ada di Indonesia umurnya sudah cukup lama, dari zaman kolonial. Sebagian besar masih memiliki tipe bangunan khas zaman kolonial, meski yang lain sudah mendapatkan modernisasi.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads