Suku Bajo di Indonesia kerap disebut sebagai gipsy laut yang kerap berpindah-pindah. Namun, mereka tinggal di sejumlah wilayah di Indonesia.
Bicara suku di Indonesia, nama Suku Bajo pasti masuk ke dalamnya. Dikenal sebagai gipsy laut hingga pengembara laut, Suku Bajo memang memiliki gaya hidup unik dan tak bisa jauh dari laut.
Umumnya, Suku Bajo juga dikenal sebagai orang laut. Mereka tidak tinggal di daratan, melainkan di atas laut. Sebutan mereka kepada orang selain Bajo adalah orang darat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya walau hidup sporadis di laut, kita dapat menjumpai Suku Bajo di sejumlah wilayah di Indonesia. Dihimpun detikTravel, Kamis (4/3/2021), berikut beberapa di antaranya:
1. Gorontalo
Destinasi pertama yang menjadi rumah bagi Suku Bajo adalah Desa Torosiaje, Kabupaten Pohuwato, yang terletak di bagian barat Gorontalo. Oleh salah satu tetua adat Suku Bajo bernama Sangsan, mereka menyebut diri sebagai bagian dari Kerajaan Bajo.
"Suku Bajo, berasal dari prajurit kerajaan Bajo yang mengemban tugas mulia untuk mencari dan membawa kembali putri raja Bajo yang hilang di tengah lautan," tutur Sangsan pada detikTravel tahun 2014 silam.
![]() |
Mereka mengembara di tengah laut dengan sebuah sope (perahu Suku Bajo). Bukan hanya perairan Sulawesi saja yang ditelusuri oleh Suku Bajo, tetapi juga perairan di sekitar Filipina. Karena itu, tidak heran jika suku nomaden ini juga ditemui di Kendari dan beberapa daerah di Filipina.
Pemerintah pernah mencoba melokalisasi Suku Bajo di daratan. Namun, suku ini tetap memilih kembali ke lautan. Baru pada tahun 1901, suku Bajo mulai menetap di Torosiaje dan menciptakan desa di atas laut dengan rumah-rumah panggung kayu sebagai tempat tinggal mereka.
2. Wakatobi
Suku Bajo Mantigola yang mayoritas bermukim di Sulawesi dikenal sebagai sang pengembara laut. Traveler pun bisa singgah ke pemukimannya di Mantigola, Wakatobi.
Komunitas Bajo sendiri terdiri dari beragam kelompok. Salah satunya Bajo Mantigola di selatan Pulau Kaledupa.
![]() |
Masyarakat Bajo Mantigola tidak memiliki lahan tinggal di Pulau Kaledupa. Namun orang darat (warga Kaledupa) meminjami lahan mereka untuk digunakan. Karena, mereka memang sudah terbiasa hidup di laut. Pembangunan rumahnya pun tidak di darat, melainkan di atas laut.
Traveler yang ingin berkunjung bisa menjangkau pemukiman Bajo Mantigola hanya sekitar 20 menit dari Kota Ambewa, Pulau Kaledupa, Wakatobi.
Selanjutnya: Wilayah lain yang jadi kediaman Suku Bajo
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol