Disebut Gipsy Laut, Suku Bajo Juga Tinggal di Sejumlah Wilayah Indonesia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Disebut Gipsy Laut, Suku Bajo Juga Tinggal di Sejumlah Wilayah Indonesia

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Kamis, 04 Mar 2021 22:44 WIB
Seorang warga suku bajau menjemur teripang laut di desa Torosiaje.
Foto: ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin
Jakarta -

Suku Bajo di Indonesia kerap disebut sebagai gipsy laut yang kerap berpindah-pindah. Namun, mereka tinggal di sejumlah wilayah di Indonesia.

Bicara suku di Indonesia, nama Suku Bajo pasti masuk ke dalamnya. Dikenal sebagai gipsy laut hingga pengembara laut, Suku Bajo memang memiliki gaya hidup unik dan tak bisa jauh dari laut.

Umumnya, Suku Bajo juga dikenal sebagai orang laut. Mereka tidak tinggal di daratan, melainkan di atas laut. Sebutan mereka kepada orang selain Bajo adalah orang darat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanya walau hidup sporadis di laut, kita dapat menjumpai Suku Bajo di sejumlah wilayah di Indonesia. Dihimpun detikTravel, Kamis (4/3/2021), berikut beberapa di antaranya:

1. Gorontalo

Destinasi pertama yang menjadi rumah bagi Suku Bajo adalah Desa Torosiaje, Kabupaten Pohuwato, yang terletak di bagian barat Gorontalo. Oleh salah satu tetua adat Suku Bajo bernama Sangsan, mereka menyebut diri sebagai bagian dari Kerajaan Bajo.

"Suku Bajo, berasal dari prajurit kerajaan Bajo yang mengemban tugas mulia untuk mencari dan membawa kembali putri raja Bajo yang hilang di tengah lautan," tutur Sangsan pada detikTravel tahun 2014 silam.

ADVERTISEMENT
Seorang warga suku bajau menjemur teripang laut di desa Torosiaje.Seorang warga suku bajau menjemur teripang laut di desa Torosiaje (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Mereka mengembara di tengah laut dengan sebuah sope (perahu Suku Bajo). Bukan hanya perairan Sulawesi saja yang ditelusuri oleh Suku Bajo, tetapi juga perairan di sekitar Filipina. Karena itu, tidak heran jika suku nomaden ini juga ditemui di Kendari dan beberapa daerah di Filipina.

Pemerintah pernah mencoba melokalisasi Suku Bajo di daratan. Namun, suku ini tetap memilih kembali ke lautan. Baru pada tahun 1901, suku Bajo mulai menetap di Torosiaje dan menciptakan desa di atas laut dengan rumah-rumah panggung kayu sebagai tempat tinggal mereka.

2. Wakatobi

Suku Bajo Mantigola yang mayoritas bermukim di Sulawesi dikenal sebagai sang pengembara laut. Traveler pun bisa singgah ke pemukimannya di Mantigola, Wakatobi.

Komunitas Bajo sendiri terdiri dari beragam kelompok. Salah satunya Bajo Mantigola di selatan Pulau Kaledupa.

Suku Bajo MantigolaSuku Bajo Mantigola (Melissa Bonauli/detikTravel)

Masyarakat Bajo Mantigola tidak memiliki lahan tinggal di Pulau Kaledupa. Namun orang darat (warga Kaledupa) meminjami lahan mereka untuk digunakan. Karena, mereka memang sudah terbiasa hidup di laut. Pembangunan rumahnya pun tidak di darat, melainkan di atas laut.

Traveler yang ingin berkunjung bisa menjangkau pemukiman Bajo Mantigola hanya sekitar 20 menit dari Kota Ambewa, Pulau Kaledupa, Wakatobi.

Selanjutnya: Wilayah lain yang jadi kediaman Suku Bajo

Selain itu, di Wakatobi juga terdapat pemukiman Suku Bajo lainnya. Tepatnya di Mola Raya, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga sudah pernah datang ke Mola Raya kala menjabat tahun 2017 lalu.

3. Konawe Selatan

Pemandangan laut yang indah terhampar di pesisir Kolono, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Di tepi Pantai Kolono yang jernih terlihat beberapa rumah panggung milik masyarakat Suku Bajo yang terpancang di laut.

Suku Bajo di Konawe Selatan, SultraSuku Bajo di Konawe Selatan, Sultra (M Nur Abdurrahman/detikTravel)

Di atas karang pesisir Kolono bermukim ratusan orang Suku Bajo yang mendirikan rumah panggung berbahan kayu. Di bawah kolong rumahnya terdapat sampan yang dipakai melaut. Mereka menggantungkan hidup dari hasil laut yang berlimpah di perairan sekitar Teluk Kendari.

Masyarakat Suku Bajo yang hidup nomaden di atas laut hingga sering digelari gipsy laut ini tinggal di pesisir pulau-pulau di Sultra yang jumlahnya mencapai 625 pulau. Di pulau-pulau Sultra jumlah masyarakat Suku Bajo mencapai angka 20 ribu jiwa, yang dominan berada di kepulauan Wakatobi.

4. Halmahera Selatan

Kemudian juga ada Desa Bajo di Kecamatan Botang Lomang, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. Sesuai namanya, desa yang satu ini juga menjadi salah satu rumah bagi Suku Bajo.

Di desa ini, ada 2.541 jiwa dan 559 kepala keluarga. Mayoritas penduduk bekerja sebagai nelayan, sebagian kecil bertani di kebun cengkih dan pala.

Itulah beberapa wilayah di Indonesia yang menjadi rumah bagi Suku Bajo. Jadi traveler tak usah bingung untuk mencari tahu mereka ada di mana.


Hide Ads