6 Fakta Nyepi, Ketika Pulau Bali 'Hilang' Sejenak

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

6 Fakta Nyepi, Ketika Pulau Bali 'Hilang' Sejenak

Elisa Intan - detikTravel
Selasa, 16 Mar 2021 11:09 WIB
Bali tampak sepi dari aktivitas warga maupun wisatawan saat Hari Raya Nyepi. Pada saat itu umat Hindu di Pulau Dewata jalani catur brata penyepian selama 24 jam
Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Denpasar -

Pergantian Tahun Baru Caka dalam Hindu, atau yang lebih dikenal dengan Hari Raya Nyepi jatuh pada Minggu, 14 Maret di tahun ini. Berbeda dengan perayaan pergantian tahun umat lain yang biasanya dilaksanakan secara meriah, Nyepi dilaksanakan secara tenang dan damai.

Saat merayakan Hari Raya Nyepi Pulau Bali akan terlihat berbeda dari biasanya. Segala aktivitas akan diberhentikan selama 24 jam dan membuat pulau Bali terasa sangat lengang.

Beberapa fakta menarik ketika Nyepi adalah, seluruh saluran televisi akan diputus selama 24 jam, data internet layanan provider maupun wifi akan dinonaktifkan, dan terdapat larangan untuk menyalakan lampu pencahayaan saat malam tiba.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu berikut fakta menarik lainnya seputar Hari Raya Nyepi yang bisa kamu ketahui.

1. Mengarak Boneka Raksasa

Meriahnya Sendratari Ogoh-ogoh di Desa Adat Tuban Bali (Dita-detikcom). (Dita-detikcom).

Sehari sebelum Nyepi, biasanya umat hindu merayakan Tawur Kesanga atau Pengerupukan (Pembersihan). Ngerupuk merupakan Upacara bhuta yadnya dimana masyarakat di tingkat desa akan mengarak boneka raksasa atau yang biasa disebut Ogoh-Ogoh berkeliling desa dengan membawa obor dan diiringi tabuh baleganjur (iringan musik khas bali) pada malam sebelum Nyepi.

Ogoh-Ogoh merupakan representasi dari Bhuta Kala yang biasanya digambarkan dengan wujud raksasa, yang setelah diarak berkeliling desa Ogoh-Ogoh akan dibawa ke Setra (kuburan) untuk dibakar.

ADVERTISEMENT

2. Empat Pantangan Umat Hindu

Puncak Tawur Agung Kesanga yang merupakan proses persembahyangan menjelang perayaan Nyepi digelar di Pura Agung Wira Loka Natha, Cimahi.Puncak Tawur Agung Kesanga yang merupakan proses persembahyangan menjelang perayaan Nyepi digelar di Pura Agung Wira Loka Natha, Cimahi. Foto: Whisnu Pradana

Masyarakat Hindu memiliki 4 pantangan pada saat Nyepi yang biasa disebut dengan Catur Brata Penyepian, dimana masyarakat tidak boleh bekerja (amati karya), tidak boleh bepergian (amati lelungan), tidak boleh menyalakan api (amati geni), dan juga tidak boleh berfoya-foya (amati lelanguan). Brata penyepian dilakukan dengan tujuan agar masyarakat tidak larut dalam kesenangan duniawi dan mengingat tujuan hidup yang utama yakni bersatu kepada brahman.

3. Mereduksi 20.000 ton Karbon dioksida (C02)

Bali tampak sepi dari aktivitas warga maupun wisatawan saat Hari Raya Nyepi. Pada saat itu umat Hindu di Pulau Dewata jalani catur brata penyepian selama 24 jamBali tampak sepi dari aktivitas warga maupun wisatawan saat Hari Raya Nyepi. Pada saat itu umat Hindu di Pulau Dewata jalani catur brata penyepian selama 24 jam Foto: Antara Foto/Fikri Yusuf

Amati Lelungan yang berarti tidak bepergian membuat masyarakat Bali hanya boleh melakukan seluruh aktivitasnya di dalam rumah. Dengan berhentinya segala jenis aktivitas ini mengakibatkan Pulau Bali mereduksi sekitar 20.000ton karbon dioksida (CO2) tiap tahunnya.

4. Stargazing

Pemandangan gugusan Bima Sakti atau Milky Way saat malam Hari Raya Nyepi tahun Saka 1943 terlihat dari kawasan Ungasan, Badung, Bali, Senin (15/3/2021). Gugusan Bima Sakti terlihat lebih jelas di langit Bali yang gelap gulita tanpa penerangan saat umat Hindu menjalani catur brata penyepian pada Hari Raya Nyepi. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/hp.Pemandangan gugusan Bima Sakti atau Milky Way saat malam Hari Raya Nyepi tahun Saka 1943 terlihat dari kawasan Ungasan, Badung, Bali, Senin (15/3/2021). Gugusan Bima Sakti terlihat lebih jelas di langit Bali yang gelap gulita tanpa penerangan saat umat Hindu menjalani catur brata penyepian pada Hari Raya Nyepi. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/hp. Foto: ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF

Bali memiliki langit bertaburan bintang yang sangat amat sangat mengesankan pada malam Nyepi. Hal ini terjadi karena hampir tidak ada aktivitas dari kendaraan bermotor di siang hari, yang membuat langit malam tidak tertutupi polusi. Jika biasanya kamu perlu pergi ke dataran tinggi untuk melakukan stargazing, pada malam Nyepi kamu cukup berbaring di beranda rumah untuk melakukannya.

5. Menghemat 500.000 Liter Sumber Daya

Petugas berjaga di pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (6/3/2019). PT ASDP memberhentikan operasional kapal penyeberangan pelabuhan Ketapang-Gilimanuk pada Rabu 6 maret pukul 23.00 dalam rangka Hari Raya Nyepi Umat Hindu di Bali, dan akan beroperasi kembali pada Jumat 8 Maret mulai pukul 05.55 Wib.ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/pd. Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Saat malam Nyepi, masyarakat Bali dilarang untuk menyalakan lampu rumah mereka dan menikmati malam dalam kesunyian.

Memadamkan listrik selama semalaman ini membuat Bali menghemat Bahan bakar solar sebanyak 500.000 liter atau setara dengan Rp 3 miliar dengan mengistirahatkan 2 pembangkit listrik raksasa Bali yakni PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Palaron dan PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Gilimanuk.

Bayangkan jika Nyepi dilaksanakan seluruh Indonesia, berapa banyak ya sumber daya yang bisa kita hemat?

6. Menghilangnya Pulau Bali dari Peta

Hari Raya Nyepi 2020 jatuh pada hari ini, umat Hindu menggelar perenungan melalui penyepian. Begini sepinya Bali saat warganya menjalani catur brata atau penyepian.Foto: ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF

Karena seluruh masyarakat Bali tidak menyalakan lampu penerangan pada malam hari, membuat Pulau Bali seolah-olah menghilang dari peta. Sebuah maskapai penerbangan internasional yang melintas di atas Pulau Bali pada malam Nyepi mengatakan bahwa Pulau Bali menghilang karena tidak terlihat dari udara.




(pin/ddn)

Hide Ads