Pesona Gunung Semeru di Jawa Timur memang tidak terbantahkan. Pesonanya sudah tampak sejak di Ranu Kumbolo yang juga memiliki mitosnya.
Ranu Kumbolo yang menjadi tempat transit sebelum mencapai puncak Gunung Semeru mungkin tidak asing lagi di telinga para pendaki. Danau yang dijuluki surganya Gunung Semeru ini menyimpan berjuta keindahan dan juga hal mistis di dalamnya.
Dihimpun detikTravel, Rabu (17/3/2021), ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan jika berkunjung ke Ranu Kumbolo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ranu Kumbolo terletak di ketinggian 2.400 mdpl. Ranu Kumbolo berlokasi di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur. Untuk mencapai Ranu Kumbolo, traveler dapat melalui jalur pendakian Watu Rajeng atau Bukit Ayek Ayek yang berjarak sekitar 8 km dari pos pendaftaran Ranu Pani.
![]() |
Namun, lebih disarankan untuk memilih jalur Watu Rajeng karena medannya yang lebih friendly untuk pendaki pemula.
Ranu Kumbolo dibuka selama 24 jam, tapi sebelum mendaki traveler wajib untuk melapor di pos administrasi Ranu Pani. Setelah melapor dan dinyatakan memenuhi syarat medis untuk mendaki, perjalanan bisa dimulai antara pukul 08.00-18.00 WIB.
Biaya tiket masuk Ranu Pani sebesar Rp 10.000/orang dan Rp 20.000/tenda.
Fasilitas
Fasilitas yang dimiliki Ranu Kumbolo mungkin belum selengkap objek wisata lain. Hanya untuk toilet, telah tersedia fasilitas umum yang dapat digunakan oleh pendaki.
Karena Ranu Kumbolo memiliki air yang jernih, kamu dapat menggunakan air danau sebagai keperluan selama berkemah, baik untuk minum hingga MCK.
Hanya saja kegiatan tersebut tidak dapat dilakukan langsung, melainkan harus menampung airnya di dalam sebuah wadah.
Saat berkunjung ke Ranu Kumbolo, terdapat hal yang perlu untuk diperhatikan seperti pendirian tenda yang hanya boleh di savana dekat pos empat dan shelter di balik bukit.
Hal ini karena tanah di sekitaran Ranu Kumbolo dianggap sakral oleh suku adat Tengger. Traveler juga dilarang untuk berenang di danau. Selain karena disakralkan, suhu air yang tidak menentu dan kedalaman yang mencapai 28 meter dikhawatirkan dapat mengakibatkan hal-hal yang berakibat fatal.
Selanjutnya: Mitos Seputar Ranu Kumbolo
Mitos Ranu Kumbolo
Di kalangan pendaki terkenal cerita tentang ikan mas penunggu Ranu Kumbolo yang dipercaya sebagai jelmaan seorang dewi. Dikatakan, sang dewi menggunakan kebaya berwarna kuning yang kemunculannya ditandai dengan adanya kepulan asap saat bulan purnama.
Banyak dari pendaki mengaku pernah melihat kemunculan dewi berkebaya kuning tersebut. Ini juga alasan mengapa penduduk setempat tidak memperbolehkan kegiatan memancing di danau.
Mitos tentang tanjakan cinta yang pas betul berada di atas Ranu Kumbolo juga sangat terkenal di antara para pendaki. Konon katanya barang siapa yang dapat mencapai puncak sambil memikirkan pasangannya dan tanpa menoleh ke belakang, akan memiliki akhir cerita cinta yang berbahagia.
Entah ini hanya mitos atau candaan yang dibuat oleh pendaki, tapi mitos ini terus berkembang dan dipelihara sebagai simbol romantisme.
![]() |
Sedikit saran bagi traveler yang ingin pergi mengunjungi Ranu Kumbolo, diharapkan untuk melatih fisik terlebih dahulu paling tidak seminggu sebelum keberangkatan agar berada dalam keadaan fisik yang prima.
Alasannya, medan yang ditempuh untuk mencapai Ranu Kumbolo tidaklah mudah. Selamat berkunjung ke Ranu Kumbolo, jangan lupa juga terapkan prokes.
Simak Video "Video: Pendakian Gunung Semeru Dibuka Lagi, Tapi Hanya Sampai Ranu Kumbolo"
[Gambas:Video 20detik]
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum