Tari piring merupakan tarian tradisional yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, tepatnya dari kota Solok. Penasaran bagaimana cara menarinya? Simak ya!
Tarian ini menggunakan piring yang berjumlah dua buah piring sebagai media dalam tariannya. Para penari mengayunkan piring di tangan mereka dengan gerakan-gerakan yang begitu cepat dan teratur.
Hebatnya piring yang digunakan oleh penari tidak terlepas atau bahkan jatuh dari tangan penari. Gerakan tari piring ini berasal dari langkah dalam silat atau silek Minangkabau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tari ini digunakan untuk penyambutan tamu terhormat, pembukaan upacara adat Minangkabau, pesta perkawinan, ritual kelahiran, mendirikan rumah gadang, peresmian, dan acara masa menuai panen.
Makna dari tari piring ini sendiri pada zaman dahulu adalah suatu bentuk dari rasa syukur atas panen yang melimpah dan segala karunia dari para dewa yang dituangkan dalam sebuah bentuk tarian dengan menghidangkan beberapa makanan sebagai persembahan.
Baca juga: Tari Piring dan Asal Muasalnya di Solok |
Gerakan dalam tari piring ini memiliki ciri khasnya tersendiri, yakni meletakkan dua piring di atas kedua telapak tangan penari, kemudian penari akan mengayunkan piring tersebut dalam gerakan-gerakan yang begitu cepat, dengan diselingi mendentingkan piring atau dua cincin di jari penari.
Di akhir tarian, biasanya piring-piring yang dibawakan oleh para penari tersebut akan dilemparkan ke lantai, dan para penari akan menari di atas piring-piring yang telah terpecah belah tersebut.
Jumlah dari penari untuk tari piring ini biasanya tiga hingga tujuh orang, dengan kata lain penari untuk tari piring ini harus bersifat ganjil.
Pakaian yang digunakannya pun berwarna cerah, yaitu warna merah dan kuning keemasan serta tak lupa juga menggunakan penutup kepala. Untuk musiknya, tarian ini akan diiringi oleh alat musik talempong dan saluang dengan penggunaan tempo alat musik yang awalnya lembut dan teratur, lalu berubah menjadi cepat.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!